teknologi surya Artikel & berita tentang teknologi surya
Sel surya : Struktur & Cara kerja Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal. Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya. (https://teknologisurya.files.wordpress.com/2011/10/solar-module-compilation.jpg)Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk memperbesar total daya output. (Gambar :”The Physics of Solar Cell”, Jenny Nelson) Struktur Sel Surya Sesuai dengan perkembangan sains&teknologi, jenis-jenis teknologi sel surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis teknologi surya akan dibahas di tulisan “Sel Surya : Jenis-jenis teknologi”). Dalam tulisan ini akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis). Struktur dari sel surya komersial yang menggunakan material silikon sebagai semikonduktor. (Gambar:HowStuffWorks) Gambar diatas menunjukan ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya. Secara umum terdiri dari : 1. Substrat/Metal backing Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dye-sensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO). 2. Material semikonduktor Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide). Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel surya”. 3. Kontak metal / contact grid Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif. 4.Lapisan antireflektif Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali. 5.Enkapsulasi / cover glass Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau kotoran. Cara kerja sel surya Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n. (https://teknologisurya.files.wordpress.com/2011/10/pn-junction.jpg) Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron). (Gambar : eere.energy.gov) Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar dibawah. (https://teknologisurya.files.wordpress.com/2011/10/solar-cell-work.jpg) Ilustrasi cara kerja sel surya dengan prinsip p-n junction. (Gambar : sun-nrg.org) *Definisi dari istilah-istilah teknis diartikel ini bisa ditemukan di menu “Daftar istilah-istilah”
Tinggalkan komentar
Trackbacks 6
Comments 158 kiki gunawan | Januari 29, 2013 pukul 8:52 pm apakah solar cell ada yng lebih sederhana ?? yng bisa di buat sendiri ?? makasih … teknologisurya | Februari 9, 2013 pukul 12:33 am secara umum sel surya yg sudah komersil sekarang hampir tidak mungkin dibuat sendiri dengan perlengkapan yg ada disekitar karena rata2 membutuhkan alat yg bekerja di kondisi vakum untuk membuat sebagian partnya dan juga bahannya yg tidak mudah didapat namun kalau hanya ingin sekedar ingin tau atau demonstrasi saja bagaimana efek sel surya itu bsa coba dilihat di link berikut http://algol.fis.uc.pt/forum/cel2.pdf disitu ada macam2 demonstrasi efek sel surya yg bisa dilakukan dgn bahan2 yg ada di skitar semoga membantu shofiarfiya | Mei 19, 2014 pukul 5:22 pm pak mau tanya tentang apa saja yang terkandung dalam lapisa tipis SiO2 dan ZnO apabila dianalisis menggunakan SEM. email saya
[email protected] mohon bantuan dan ilmunya pak untuk dibagikan aplikasinya untuk sel surya CV Cahaya Teknik | April 22, 2013 pukul 11:42 am Bagus juga nih pak informasinya buat nambah wawasan sy … oia pak,,jgn lupa kunjungi blog sy y pak .. terimakasih http://solarpanelindonesia.wordpress.com teknologisurya | April 24, 2013 pukul 9:38 am Terima kasih Pak kunjungannya Saya jga brusan surfing blog bapak. CV Cahaya teknik berkecimpung di instalasi saja atau juga distribusi Pak? CV Cahaya Teknik | April 24, 2013 pukul 11:24 am instalasi dan distribusi … terima kasih kembali, mari bahu membahu dalam mengaplikasikan energi yang ramah lingkungan ini shofiarfiya | Mei 19, 2014 pukul 5:23 pm pak mau tanya tentang apa saja yang terkandung dalam lapisa tipis SiO2 dan ZnO apabila dianalisis menggunakan SEM. email saya
[email protected] mohon bantuan dan ilmunya pak untuk dibagikan aplikasinya untuk sel surya teknologisurya | Mei 20, 2014 pukul 3:37 am Maksudnya kandungan seperti apa ya? Kalau analisis SEM itu lebih ke analisa visual dari morfologi atau struktur lapisan tipis tersebut. Umumnya informasi yang bisa didapat berupa ketebalan lapisan tipis (apabila dilihat dri penampang samping), ukuran partikel atau grain, bentuk dari partikel atau grain, kehomogenan material tersebut, dll. Kemurnian material tesebut juga terkadang bisa terlihat apabila ada bentuk partikel yg berbeda dari yg umumnya terlihat atau juga dari perbedaan kontras di gambar SEM tersebut. Silakan kontak lgsg email saya saja kalau ingin bertanya lebih lanjut. wahyu | Mei 19, 2017 pukul 11:11 am Pak mau tanya kalo ingin pasang tenaga solar cell habis berapa ya? teknologisurya | Mei 22, 2017 pukul 8:39 pm Saya kurang tau detailnya berapa mas wahyu karena tidak berkrcimpung di instalasinya. Bisa liat2 di google atau kontak link yg dishare beberapa rekan disini misal https://solarpanelindonesia.wordpress.com/ atau http://solarsuryaindonesia.com/tenaga-surya rian hidayat | April 22, 2013 pukul 1:03 pm halo teknologi surya sy mau menanyakan mengenai proinsip kerja dari thin film cigs ? kalo yang silikon kan berupa semikonduktor yang berbahan pasir silokn yang apabila terpapar cahaya matahari akan menghasilkan sebagian kecil lisrik yang di sebt efekfotolistrik. yang saya mau tanyakan thin film cigs sendiri seperti apa ? terimakasih. teknologisurya | April 24, 2013 pukul 9:46 am pada dasarnya prinsip kerja sel surya silikon dan thin film (CIGS atau CdTe) sama, yaitu berdasarkan p-n junction. Bedanya kalau di silikon junctionnya itu homojunction artinya material semikonduktor tipe p dan tipe n nya menggunakan material yang sama, untuk kasus silikon didoping boron untuk mendapatkan tipe-p dan didoping phospor untuk tipe-n. Untuk di CIGS/CdTe p-n junctionnya adalah heterojunction artinya menggunakan material yg berbeda. Tipe p nya CIGS dan tidak memerlukan doping krena secara alami sudah tipe p, dan untuk tipe n nya biasanya CdS Bgitu mungkin Pak Rian Anonim | Juni 6, 2013 pukul 9:15 pm terimakasih jawabannya pak, kalo saya boleh bertanya lagi pak. mengenai thin-film yang jenis amorphus silikon apakah sama prinsip kerjanya dengan sel surya silikon, yang untuk mendapatkan tipe p maka didoping oleh boron, dan untuk tipen n didoping oleh phospor ? rian hidayat | Juni 6, 2013 pukul 9:45 pm terimakasih jawabannya pak, kalo saya boleh bertanya lagi pak. mengenai thin-film yang jenis amorphus silikon apakah sama prinsip kerjanya dengan sel surya silikon, yang untuk mendapatkan tipe p maka didoping oleh boron, dan untuk tipen n didoping oleh phospor ? teknologisurya | Juni 7, 2013 pukul 12:11 pm Untuk amorphous silikon, proses dopingnya pada dasarnya menggunakan element yang sama untuk tipe p dan n. Namun krena ketidakteraturan struktur kristalnya (amorphous), terdapat atom Silikon yang tidak berikatan, dan apabila tidak dilakukan treatment apa2 akan menjadi trap terhadap elektron yang dibangkitkan sehingga tidak efektif. Sehingga biasanya ditreatment dulu dengan hidrogen yang nama istilahnya hydrogenation untuk mengikatkan atom hidrogen dengan Silikon itu, biasanya prosesnya jga disebut passivation, setelah itu bru didoping. Struktur sel surya memakai amorphous silikon juga umumnya bukan p-n junction, tpi p-i-n junction, krena kurang efektifnya transport muatannya (elektron dan hole) kalau hanya p-n junction. i itu intrinsic amorphous silicon, tanpa doping, tujuannya untuk memperbesar medan listrik di junctionnya itu. Mudah2an tercerahkan Pak Rian rian hidayat | Juni 8, 2013 pukul 1:47 am terimakasih pak jawabanya, ini sangat membantu saya pak.. sukses buat #Teknologi surya teknologisurya | Juni 8, 2013 pukul 5:44 am Terima kasih Pak Rian..senang bisa membantu rian hidayat | Juni 15, 2013 pukul 5:38 pm pak maaf saya boleh minta alamat emailnya pak ? teknologisurya | Juni 15, 2013 pukul 8:38 pm alamat email saya
[email protected] rian hidayat | Juni 16, 2013 pukul 9:11 pm terimakasih pak Dody Fanditya | September 14, 2013 pukul 12:54 am Halo Teknologisurya.. Saya ingin membuat tugas skripsi tentang Organic Photovoltaic, yaitu mengganti silicon dengan ekstrak klorofil dari daun jarak pagar dan daun pepaya. Katakan saya sudah mendapat ekstrak klorofil tsb, kemudian bagaimana saya bisa mendapatkan atau membuat tipe-n dan tipe-p sehingga dapat menghasilkan arus listrik? Mohon bantuannya pak, Terima kasih. teknologisurya | September 14, 2013 pukul 11:17 am Silakan cek emailnya ya Mas Dody Anonim | Oktober 22, 2013 pukul 2:49 pm kalo mau ambil refrensi nya dari mana pak? teknologisurya | Oktober 23, 2013 pukul 9:11 pm kalau untuk artikelnya dari berbagai sumber..namun secara umum sy selalu merujuk textbook Jenny Nelson “The Physics of Solar Cells”. Kalau untuk ilustrasi2nya saya ambil yang relevan dari beberapa web, nama webnya tercantum di caption masing2 gambar R Risky V | Desember 1, 2013 pukul 12:47 am kalau pengen mendesain panel surya perhitungan apa saja yang diperlukan pak. mohon bantuannya R Risky V | Desember 1, 2013 pukul 12:49 am kalau pengen mendesain panel surya perhitungan apa saja yang diperlukan pak. mohon bantuannya teknologisurya | Desember 1, 2013 pukul 6:34 am Kebetulan saya bukan ahli instalasi panel surya Mas Risky namun artikel disitus ini http://www.leonics.com/support/article2_12j/articles2_12j_en.php menjelaskan dengan sangat baik perhitungan yang dibutuhkan untuk desain panel surya. Secara umum kalkulasi yang dibutuhkan yaitu 1. Jumlah daya yang dibutuhkan dari perangkat listrik dirumah 2. JUmlah panel surya termasuk spesifikasi Watt peak panel surya tersebut 3. Kapasitas inverter untuk mengkonversi DC dari panel ke AC ke perangkat 4. Kapasitas baterai untuk menyimpasn listrik dri panel 5. Kapasitas kontroler arus dari panel ke baterai Silakan dibaca saja artikelnya Mas Risky, kalau ada yg perlu ditanyakan lagi silakan saja..japri ke email pribadi sy jga boleh Anonim | Januari 23, 2014 pukul 8:52 pm Maaf pak, artikel anda ini pernah dijadikan makalah atau jurnal gak pak? isi artikelnya bagus pak untuk referensi.. teknologisurya | Januari 24, 2014 pukul 11:05 am Kbtulan tidak pernah Pak..saya tulis hanya di media blog ini. Anonim | Maret 13, 2014 pukul 1:41 pm mohon kirim konfigurasi umum dengan daya output 5 KVA teknologisurya | Maret 19, 2014 pukul 5:59 am Secara kasaran berarti apabila digunakan modul surya dengan kapasitas 200Wp, maka dibutuhkan 5000W/200W = 25 buah modul yang dipasang seri atau paralel. Mengenai perangkat yg lainnya seperti kbutuhan baterai dan inverter dll nya mgkn lbih baik konsultasi ke supplier pak agar lebih presisi. Sebagai gambaran awal mungkin konfigurasi di situs ini dpt membantu http://solarsupplier.en.alibaba.com/product/867094299-218330625/requirement_of_2KVA_3KVA_and_5KVA_solar_power_systems.html ikanbobo | Maret 28, 2014 pukul 12:20 pm keren gan Rahmat | April 7, 2014 pukul 9:37 pm Ada komponen yg lebih sederhana yg bisa dibuat sendiri dg biaya murah? teknologisurya | April 26, 2014 pukul 3:30 pm berikut sy kopikan jwbn sy atas pertanyaan dari pertanyaan yg serupa sel surya yg sudah komersil sekarang hampir tidak mungkin dibuat sendiri dengan perlengkapan yg ada disekitar karena rata2 membutuhkan alat yg bekerja di kondisi vakum untuk membuat sebagian partnya dan juga bahan2 chemicalnya yg tidak mudah didapat namun kalau hanya ingin sekedar ingin tau atau demonstrasi saja bagaimana efek sel surya itu bsa coba dilihat di link berikut http://algol.fis.uc.pt/forum/cel2.pdf disitu ada macam2 demonstrasi efek sel surya yg bisa dilakukan dgn bahan2 yg ada di skitar semoga membantu muhammad fuad sya'ban | April 24, 2014 pukul 7:16 pm bapak boleh teknologi, boleh saya juga minta ulasan yang bapak brikan sama pak Dody tentang sel surya dari bahan organik… muhammad fuad sya'ban | April 24, 2014 pukul 7:17 pm oh iya, saya dari kalimantan selatan, sya sangat ingin menjadi distributor sel surya di kalimantan, dan juga sya punya cita-cita, atap rumah sya nantinya dari sel surya…hehehehe… curcol…maaf ya… teknologisurya | April 26, 2014 pukul 3:35 pm Salam kenal Mas Fuad..semoga dapat terealisasikan cita2nya! Untuk ulasan sy ke Mas Dody, sy mengirim beliau artikel penelitian saya dahulu mengenai jenis sel surya DSSC di http://www.academia.edu/574579/Pembuatan_Prototipe_Solar_Cell_Murah_dengan_Bahan_Organik-Inorganik_Dye-sensitized_Solar_Cell_ Smoga membantu dan silakan kontak sy lgi klo ada yg mau ditanyakan..japri jga boleh muhammad fuad sya'ban | April 28, 2014 pukul 5:42 pm amin ya rabb…. japri itu apa mas….???? teknologisurya | April 28, 2014 pukul 9:38 pm maksudnya ke email pribadi jga boleh mas yofandraopan | Mei 21, 2014 pukul 10:34 pm assalam mualaikum. pak saya mau nanya tentang tugas akhir saya. peninkatan kapsitas charging battery dengan panel surya. saya disarankan meningkatkan efisiensi keluaran dari panel surya, tapi saya banyak searching pada menggunakan MPPT ( max power point track ). apa ada teknik lain untuk meningkatkan efisiensi charging baterai pak ? mohon pencerahannya makasih.. teknologisurya | Juni 19, 2014 pukul 5:19 pm Wa`alaikumsalam wr wb. Maaf baru membalas pertanyaannya. Saya kebetulan kurang mendalami tentang ini karena sudah ke ranah engineer dan control ya, jadi saya kurang tau metoda lain untuk optimasi power dari panel surya. Dari sekilas searching2 MPPT pun banyak tekniknya http://www.mz3r.com/fa/wp-content/uploads/2012/02/books/photovoltaic_papers/comparison-ofphotovoltaic-array-maximum-power-techniques-point-tracking-techniques.pdf dsab | Juni 19, 2014 pukul 11:48 am untuk kepentingan rumah tangga, memasak n penerangan lampu biasanya butuh brp kekuatanya ya ? teknologisurya | Juni 19, 2014 pukul 5:21 pm Itu tergantung dari kebutuhan perangkat2 apa saja yang digunakan dan berapa lama pemakaiannya. Namun sebagai gambaran bisa liat di web ini, ada penjabaran untuk mengestimasi berapa panel suya yg dibutuhkan http://solarsuryaindonesia.com/tenaga-surya Kiponk Kipong | Oktober 25, 2014 pukul 12:41 pm atu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). gan maksud dari air mass 1.5 itu apa yah.??? teknologisurya | Oktober 28, 2014 pukul 5:53 am Silakan baca artikel ini https://teknologisurya.wordpress.com/dasar-teknologi-sel-surya/energi-surya/ Di dua paragraf terkahir dijelaskan maksud dari Air Mass ini Semoga membantu Aby Dea | Desember 2, 2014 pukul 7:41 am Pak, saya mau tanya semisal kita mau membuat panel surya untuk keperluan sendiri bukan untuk komersil, saran bapak apa saja bahan yg saya butuhkan(kalau bisa bahan yg ekonomis dan gampang dicari hehe) dan saya minta prosedur cara pembuatannya versi bapak sendiri. Terima kasih. teknologisurya | Desember 8, 2014 pukul 6:02 am sel surya yg sudah komersil sekarang hampir tidak mungkin dibuat sendiri dengan perlengkapan yg ada disekitar karena rata2 membutuhkan alat yg bekerja di kondisi vakum namun kalau hanya ingin sekedar ingin demonstrasi saja bagaimana efek sel surya itu bsa coba dilihat di link berikut http://algol.fis.uc.pt/forum/cel2.pdf disitu ada macam2 demonstrasi efek sel surya yg bisa dilakukan dgn bahan2 yg ada di skitar Anak Teknik | Desember 12, 2014 pukul 1:03 am Pak saya mau tanya kalo beli solar cell yang udh ada dipasaran itu udh termasuk semuanya ya ? (panel,inverter,controler dan baterenya) dan apakah solar cell cuma bisa bekerja pada saat ada matahari (kalo kedaan berawan bagaimana ?) dan apakah dr sumber cahya lain bisa misal lampu dirumah (sama gak kayak kalkulator dagang yang ada solar panelnya itu ?) teknologisurya | Februari 3, 2015 pukul 9:54 am setau saya apabila membeli dipasaran untuk aplikasi rumahan, biasanya semuanya sepaket karena semua komponennya saling membutuhkan. Solar cell bisa berkerja pada keadaan berawan atau memakai lampu namun tidak seefisien ketika keadaan terik karena intensitas/daya input dari sinar mataharinya berkurang. Selain itu untuk yang memakai lampu, spektrum lampu juga berbeda dgn spektrum sinar matahari. muhammad maulana | Januari 23, 2015 pukul 2:39 pm oh ngono tha yo bah………..! Anonim | Januari 26, 2015 pukul 11:07 am Salam kenal Bapak, saya miswandi, dari sumatera barat. rencana saya tahun depan mau bangun rumah, sedang saja besarnya. punya ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur + 3 k. tidur dan 3 KM/WC, ada teras juga yang perlu penerangan malam. kalau saya ingin menggunakan listrik tenaga surya, itu kebutuhan nya berapa paket itu pak? dan harga 1 paket panel surya kira2 berapa ya Pak? terima kasih atas jawababnya. teknologisurya | Februari 3, 2015 pukul 9:58 am Salam kenal Pak Miswandi. Untuk kebutuhan modul surya di rumah Pak Miswandi, saya tidak bisa mengestimasinya, karena kbutuhannya tergantung dari total watt yang dibutuhkan. Jadi mungkin Pak Miswandi bisa mengkalkulasikan terlebih dahulu total watt/kWh yang dibutuhkan untuk semua perangkat dirumah tersebut, kemudian dicocokan dgn distributor modul suryanya. Artikel ini bisa membantu http://solarsuryaindonesia.com/tenaga-surya taqi | April 9, 2015 pukul 2:18 pm Sebelum trimakasih atas artikelnya,, saya sekarang berencana menyusun skripsi, ada keinginan mengambil tentang panel surya,, ada masukan kira2 utk sata kerjakan??? teknologisurya | Mei 8, 2015 pukul 7:36 pm Maaf baru membalas komentarnya sekarang Mas Taqi. Riset tentang panel surya itu cukup luas, bisa ditinjau dari berbagai bidang ilmu. mas Taqi bidangnya apa klo boleh tau? lis | April 19, 2015 pukul 8:55 pm Prinsip dasar sollar cell itu apa ?? teknologisurya | Mei 8, 2015 pukul 7:38 pm Tulisan saya diatas dibagian “Cara kerja sel surya” membahas secara singkat prinsip kerja sel surya. Kalau mba Iis ingin lbih tau mendalam, situs http://pveducation.org/pvcdrom sangat bagus untuk bahan referensi Martin Gammariel Tampubolon King | Mei 8, 2015 pukul 2:18 pm referensinya dari mana ya pak? teknologisurya | Mei 8, 2015 pukul 7:41 pm Referensi saya dari berbagai sumber di buku maupun internet dan jurnal riset Mas Martin. Kalau textbook saya pakai “Jenny Nelson, “Physics of Solar Cell”, Imperial College Press, 2003.” Anonim | Mei 12, 2015 pukul 5:16 pm makasih pak. Tulisan bapak sangat membantu.. Afron S Sianturi | Mei 20, 2015 pukul 11:15 pm kalo bisa tanyak pak… ada ngak standart untuk pemasangan antara panel surya dengan batrainya, misalnya panel 100 wp otu kita pake batrainya yang kekmana pak…?.. tolong pak penjelasannya..? trimakasih pak. teknologisurya | November 6, 2015 pukul 5:46 am Maaf sekali baru balas pesannya, sudah lama sy tidak tengok lgi blog ini surya dibagian bawah
Mungkin sudah keteu jawabannya, jika blum bisa tengok artikel ini http://solarsuryaindonesia.com/tenaga-
Syuga | Mei 24, 2015 pukul 1:04 am Pak, maaf saya ingin bertanya karena bapak telah melakukan penelitian terkait DSSC. Kebetulan saya juga akan melakukan penelitian mengenai DSSC, dan saat ini saya sulit untuk menemukan supplier kaca konduktif. Yang baru saya temukan hanyalah dari solaronix di swiss sehingga ongkosnya saja cukup mahal.Untuk itu saya ingin menanyakan tempat bapak memperoleh kaca konduktif untuk penelitian DSSC bapak. Saya akan sangat terbantu jika bapak memberi tahu dimana mendapatkan kaca konduktif tersebut. Terima kasih. teknologisurya | November 6, 2015 pukul 5:50 am Maaf mas Syuga bru membalas pesannya, mudah2an sudah ketemu solusi kaca konduktifnya Dengar2 lebih mudah sekarang beli di Indo walau harus lewat singapura jdi agak lama sampainya. Saya dulu di Jepang pesan lewat Sigma Aldrich. Atau alternatif lain mungkin bisa beli dari Alibaba Paulus santoso | Juni 25, 2015 pukul 11:15 pm Terimakasih atas tulisanya.sangat membantu dlm pengetahuan sell surya Anonim | Agustus 28, 2015 pukul 3:49 am pak saya mau bertanya tentang sel surya, yang apabila sel surya di seri menjadi 28 – 36 sel tegangan yang dihasilkan menjadi 12 v. rumus menentukan dia menjadi 12 v ada gak pak? mohon bantuannya . terimakasih teknologisurya | November 6, 2015 pukul 6:19 am Maaf baru membalas pesannya sekarang. Sebenarnya 12 V itu bukan operating voltage dari modul surya tersebut. Tetapi nominal yang dituliskan kalau PV tersebut digunakan untuk mencharging 12 V baterai. Maximum voltagenya sebenarnya kurang lebih 0,5 V (voltage per sel surya) x 36 = 18 V (kurang lebih). Tapi karena loss dari temperatur misalnya maka sebenarnya operating voltagenya lbih kecil dari itu nmun cukup untuk mencharge 12 V baterai. maruli | Agustus 28, 2015 pukul 3:51 am pak saya mau bertanya tentang sel surya, yang apabila sel surya di seri menjadi 28 – 36 sel tegangan yang dihasilkan menjadi 12 v. rumus menentukan dia menjadi 12 v ada gak pak? mohon bantuannya . terimakasih teknologisurya | November 6, 2015 pukul 6:22 am silakan lihat komen diatas Ndhot | Oktober 21, 2015 pukul 10:52 pm Pak saya menemukan material utk bahan solar cell,bentuknya batuan silikon hitam pekat,kristal keras,tembus cahaya bila diliat jarak dekat dengan senter.saya coba jemur,dan saya coba rangkai seperti batere lithium dan ternyata mengeluarkan tegangan…klo mau mengembangkan,mari bersama2 saya tunjukkan tambangnya…mari lakukan riset utk bersama. teknologisurya | November 6, 2015 pukul 6:27 am Wah menarik sekali darimana bapak tahu itu silikon pak? nanda | November 5, 2015 pukul 4:24 pm Bagus sekali!!!!!saya suka ªªªªªªªªªª Riski Tiar Ananda | November 22, 2015 pukul 8:51 pm pak saya mau tanya sel surya berkapasitas berapa wp pak ? teknologisurya | November 22, 2015 pukul 9:36 pm Tergantung kebutuhannya Mba Riski, dari 10 wp sampai >100 wp pun bisa.Tergantung brapa sel surya yg kita rangkai seri menjadi modul dani | November 26, 2015 pukul 8:03 pm Pa apakah sel surya dapat di pakai sebagai pengganti baterai ponsel, kl bisa kenapa sy belum dapat menemukan di pasaran, jika tidak apa yang mendasari tidak di producksi untuk berbagai kebutuhan…..? teknologisurya | November 27, 2015 pukul 9:50 am Sudah ada kok Mas Dani ponsel yg memakai sel surya, contohnya ponsel keluaran toshiba. Saya prnah melihatnya di Jepang. Mungkin di Indonesia belum umum. > janalokacom | Desember 7, 2015 pukul 12:22 am Terima kasih infonya. Saya juga mau sharing tentang 100 alasan mengapa kita harus menggunakan solar panel. Please visit http://janaloka.com/100-alasan-menggunakan-panel-surya/ teknologisurya | Desember 13, 2015 pukul 3:18 pm Terima kasih sharing webnya. Info2nya menarik Djalu | Desember 13, 2015 pukul 1:06 pm Misi pak.. harga permodul panel itu brpa ya ? Mksih teknologisurya | Desember 13, 2015 pukul 3:21 pm Sy lihat skrg bisa sampai skitar 0.5-0.6 us dollar per watt. Tentu sj tergantung jenis teknologi, produsennya,dan nsaran wattnya.Silakan googling saja untuk lbih detailnya intan khaerani | Januari 10, 2016 pukul 10:31 pm saya ingin bertanya, saya kebetulan ingin skripsi mengenai pembuata material sel surya perovskite. tapi saya masih aga bingung dengan metodenya? selain itu apa yang memberdakan antara perovskite dengan dssc?tks teknologisurya | Januari 11, 2016 pukul 5:20 pm Bingungnya di bagian mana?Saya rasa sekarang banyk sekali publikasi dan artikel review mengenai pembuatan perovskite solar cell dgn berbagai modifikasi, coba saja ketik perovskite solar cell di google scholar. Kalau kesulitan akses saya bisa bantu, silakan krim linknya saja ke email pribadi saya. Perovskite solar cell sbenarnya pengembangan dari DSSC. Coba klik kliping sy ttg perovskite utk gambaran perbedaannya https://teknologisurya.wordpress.com/tag/perovskite/ . Secara umum perovskite itu jenis solid-state dari DSSC, dimana dye sbagai penyerap cahaya digantikan dgn material perovskite dan bagian elektrolitnya digantikan oleh mateiral pentrasport hole dari polymer atau organik molekul. Nora | Januari 16, 2016 pukul 10:52 pm pak saya mau bertanya,,, dalam penilitian saya berencana akan menggunakan kaca FTO,, apakah bapak tahu dimana saya dapat membeli kaca FTO yang sudah jadi pak,, mohon bantuannya pak,, terimakasih,, teknologisurya | Januari 18, 2016 pukul 5:39 pm Saya pernah dengar dari seseorang di Fisika ITB kalau Asahi Glass menjual FTO jadi di Indonesia, mungkin mba Nora bisa cari2. Saya kurang tau lbih krena dulu sy memakai kaca TCO yg langsung dibawa dari Jepang Anonim | Januari 22, 2016 pukul 12:32 am Mau tanya pa kalau di Tangerang bisa beli dimana sel suryanya , trim teknologisurya | Januari 22, 2016 pukul 8:40 pm Maaf saya kurang tahu, namun bisa mungkin ditanyakan ke email brikut
[email protected] (Pak Gideon) Irfan | Januari 24, 2016 pukul 7:41 pm pak daftar pustaka bapak darimana ??? teknologisurya | Januari 28, 2016 pukul 5:45 pm Dari macam2 sumber Mas Irfan, silakan lihat saja di caption masing2 gambarnya Untuk textbook, sy sumbernya sbgian besar dri “The Physics of Solar Cell”, Jenny Nelson Muhammad Dwiki | Januari 25, 2016 pukul 7:36 pm Pak terima kasih sebelumnya atas tulisan tentang energi suryanya yang sangat informatif. menurut bapak tantangan energi ini diterapkan secara masif di Indonesia apa ya ? bisa diceritakan pak ? teknologisurya | Februari 3, 2016 pukul 4:21 pm menurut saya pertama apakah pemanfaatan energi surya dalam skala masif masuk atau tidak dalam prioritas kebijakan negara atau roadmap energi kita. Utk mewujudkan energi terbarukan secara massal menurut harus ada ambisi besar dari negara itu.Negara2 yg punya success story di energi surya seperti jerman, jepang, spanyol dll mulai dari road map yg terkesan ambisius tapi hrus dimulai dari situ untuk memicu industri, penelitian yg lbih aktif krena itu berkaitan dengan kebijakan dan stimulus fiskal. Anonim | Januari 26, 2016 pukul 10:21 pm Kurang spesifik dan kurang singkat fauzi | Maret 17, 2016 pukul 12:00 am teknologi surya maafkan jika pertanyaan saya kurang spesifik, saya mau tanya apakah dalam pemasangan sel tersebut sudah terdapat penyimpan listrik atau belum, jika belum apakah harus menyediakan sendiri, dan biasanya apa yang dipakai dan berapa besar kapasitas penyimpanannya ?? terima kasih teknologisurya | Maret 17, 2016 pukul 5:49 pm Biasanya untuk aplikasi rumahan atau industri, pemasangan sudah termasuk baterai, inverter dll. Dan kapasitas baterainya tergantung dari kapasitas power modul surya yg kita butuhkan Anonim | April 25, 2016 pukul 10:06 pm uraikan cara kerja lampu yang berenergi matahari Pak RT (@INurfajri) | Mei 17, 2016 pukul 6:04 pm Luar biasa ilmunya mas..saya mau tanya kalau untuk rumah sederhana yg saya tinggalkan mau saya ganti ke panel surya kebutuhannya sekitar 2200 watt, investasi untuk panel surya dan perangkatnya berapa ya? boleh dong infonya mas teknologisurya | Mei 18, 2016 pukul 5:58 am Terima kasih kunjungannya. Namun mohon maaf saya kurang tau detailnya untuk segi finansial pemasangan di Indonesia karena saat ini sy mendalami dari sisi saintifiknya. Tapi saya coba search di google ada lumayan banyak keluar info untuk harga pemsangan di Indonesia, mungkin bisa coba kontak mreka Pak. Anonim | Mei 24, 2016 pukul 8:03 pm saya mw taya .kira2 klw menggunakan cahaya lampu dgn pemodelan pantulan lewat cermin panel surya bisa tidak merubah cahaya lampu menjadi energi mesti kemungkinan sedeikit dalam hitungan jam .tolong di balas teknologisurya | Mei 27, 2016 pukul 4:49 am Panel surya mungkin bisa mengeluarkan arus dgn cahaya lampu tapi sangat kecil. Itu dikarenakan spektrum cahay lampu berbeda dgn spektrum sinar matahari termasuk jga intensitasnya. Eko Borneocom | Mei 30, 2016 pukul 6:45 pm Pak Wilman Septina, mohon review blog saya, ada yang kurang barangkali? terima kasih http://gudangpanelsurya.blogspot.co.id/ teknologisurya | Juni 14, 2016 pukul 4:27 pm Bagus Mas Eko! Semakin memperkaya informasi ttg energi dan panel surya berbahasa indonesia muhammad luqmanul hakim | Juni 4, 2016 pukul 3:12 pm ada lowongan pekerjaan kelistrikan ? saya baru lulus di smkn 2 jember jurusan pembangkit tenaga listrik. ini no saya 089639292091 Thariq guntoro | Juni 14, 2016 pukul 4:17 pm Jual ITO Glass Spesifikasi ITO Glass Transparant: 1. pembelian dalam bentuk 1 packing atau eceran/lembar 2. 1 packing berisi 10 lembar dengan ukuran 10 x 10 cm 3. Transparansi 86 % 4. Resistansi 30-40 ohm 5. ketebalan 1.1 mm 6. harga 1 packing 6.000.000 7. harga 1 lembar ukuran 10 x 10 cm 630.000 Beberapa Aplikasi Penggunaan ITO Glass Transparant : 1. Display Technology 2. Transparent ITO-Electrode 3. ITO-Coated microscope slide 4. Circuit Substrate 5. Micro Structuring Application 6. Transparent EMF/EMI/EMC/RFI/HF shielding glass 7. Flat Antennas for mobile communication 8. Conducting glass slide for research 9. De-icing Application 10. Heatable ITO slides & cover slips 11. ITO-coated glass plate 12. solar cell, fuel cell, DSSC Hubungi: 08121762530 Thariq guntoro | Juni 14, 2016 pukul 4:18 pm Jual ITO Glass Spesifikasi ITO Glass Transparant: 1. pembelian dalam bentuk 1 packing atau eceran/lembar 2. 1 packing berisi 10 lembar dengan ukuran 10 x 10 cm 3. Transparansi 86 % 4. Resistansi 30-40 ohm 5. ketebalan 1.1 mm 6. harga 1 packing 6.000.000 7. harga 1 lembar ukuran 10 x 10 cm 630.000 Beberapa Aplikasi Penggunaan ITO Glass Transparant : 1. Display Technology 2. Transparent ITO-Electrode 3. ITO-Coated microscope slide 4. Circuit Substrate 5. Micro Structuring Application 6. Transparent EMF/EMI/EMC/RFI/HF shielding glass 7. Flat Antennas for mobile communication 8. Conducting glass slide for research 9. De-icing Application 10. Heatable ITO slides & cover slips 11. ITO-coated glass plate 12. solar cell, fuel cell, DSSC Hubungi: 08121762530 teknologisurya | Juni 14, 2016 pukul 4:26 pm Terima kasih infonya. Insya Allah akan saya refer ke bapak apabila ada yg mencari kaca ITO Anonim | Juli 10, 2016 pukul 4:24 pm Apa kah dengan mengunakan panel sulya tidak ada dampak negatif dari penyerapan dengan skala yang besar yang saya maksudkan adalah efek dari sinar yang akan langsung masuk ke bumi teknologisurya | Juli 11, 2016 pukul 4:29 pm Tidak ada, karena sinar matahri yg ditangkap panel surya adalah sinar yg direct mengenai panel tersebut. rino agustianto | Juli 19, 2016 pukul 10:21 am pak bagaimana meningkatkn thermal output ataupun electrical outpit pada sel surya pak? teknologisurya | September 18, 2016 pukul 10:06 pm Klo utk praktikal pemakainnya dilapangan, umumnya bisa deng dirangkai series atar parallel atau jga dn memakai concentrator misalnya utk meningkatkan intensitas cahaya Anonim | Juli 28, 2016 pukul 11:35 am Bagus Bagus dayana m | Agustus 3, 2016 pukul 4:44 pm Apakah bisa di pakai di hp teknologisurya | September 18, 2016 pukul 10:04 pm Sudah ada aplikasi solar cell di hp seperti toshiba. Pabrikan lain jg sy rasa ada yg sudah memakai sel surya mas mucharam s | Agustus 21, 2016 pukul 12:53 am sy seorang pekerja di perbengkelan dngan spesialisasi dinamo.sy ingin sekali berbisnis di internet.belum ketemu jlannya.kl bisa sesuai dengan keahlian sy.tk dinamo. teknologisurya | September 18, 2016 pukul 10:03 pm Semoga sukses! amazon | September 3, 2016 pukul 11:26 am nice Anonim | September 15, 2016 pukul 1:31 pm Pak kalo solar cell dihubungkan paralel apakah tegangan yg keluar jga akan bertambah? teknologisurya | September 18, 2016 pukul 10:01 pm Kalau paralel arusnya yang akan multiplikasi, tegangannya tetap. Trgtung kbtuhan apakah paralel atau series Anonim | September 18, 2016 pukul 9:46 pm Bingungi. Anonim | Oktober 16, 2016 pukul 8:06 am Saya mau tanyak pak, jika seumpama cuaca lagi mendung dan matahari di tutupi awan ,apa panel surya akan bekerja maksimal , lalu juka orang yang memakai panel surya di rmh nya bagaimana dia mncari aliran lintrik pada malam hari ? teknologisurya | Oktober 17, 2016 pukul 12:48 am Kalau cuaca mendung output modul suryanya akan berkurang krena intensitas cahaya mataharinya berkurang dan malam hari tidak bekerja karena tidak ada input sinar matahari. Oleh karena itu modul surya umumnya dilengkapi dengan storage listrik sperti baterai sehingga kelebihan listrik dari modul surya yang tersimpan di baterai pada siang hari bisa digunakan untuk keperluan listrik pada malam hari musthafa | Oktober 17, 2016 pukul 1:50 am pak saya membuat tugas akhir dengan judul pengganti energi sepeda motor cas menjadi bertenaga surya. yang saya tanyakan panel surya yang ukurannya berapa yang dayanya bisa di tampung di aki sepedanya?? Nasywa divi anstasia | Oktober 18, 2016 pukul 6:57 pm Aku bingungggg tolong diperjelas ya M Bekti Wibowo | Oktober 22, 2016 pukul 8:35 am izin copas Nikita | November 11, 2016 pukul 8:12 am Terima kasih Ainiyah Intan Permatasari | November 11, 2016 pukul 11:50 am Selamat pagi, saya mahasiswi arsitektur. Saya ingin bertanya, jika solar panel tidak menerima cahaya matahari secara langsung apakah masih bisa bekerja secara optimal? Maksudnya cahaya matahari yang diterima solar panel merupakan refleksi/ pantulan dari medium lain (misal, kaca). Jika ada sumber lain yang bisa dibagi saya akan sangat berterima kasih. teknologisurya | November 11, 2016 pukul 5:36 pm Apabila solar panel tidak menerima cahaya langsung performansinya tidak akan seoptimal apabila cahaya langsung karena yang dikonversi ke listrik adalah jumlah photon atau bahasa umumnya intensitas cahaya matahari. Namun tergantung juga fungsi kaca yg dimaksud, apakah sebagai concentrator sehinga intensitas cahaya lebih tinggi atau refleksi dari kaca bangunan. Kondisi optimal adalah diruang terbuka Ainiyah Intan Permatasari | November 11, 2016 pukul 5:45 pm Terima kasih atas penjelasannya. Berarti kalau saya simpulkan, bisa saja, jika kaca sebagai reflektor berfungsi untuk memfokuskan cahaya sehingga intensitas cahayanya lebih tinggi. Performa solar panel ditentukan oleh besar kecilnya intensitas cahaya. teknologisurya | November 15, 2016 pukul 3:21 pm Ya, tapi ada batas saturasinya sampai berapa tinggi intensitas cahaya beneficial ke performansi. Intensitas cahaya salah satu faktor yg menentukan, sudut datang cahaya faktor yg lain. Oleh karena itu ada komponen antireflection atau juga solar tracker. Mgkn mba Ainiyah bisa baca2 ttg concentrator solar cell untuk belajar lebih dalam danilyudireno | November 13, 2016 pukul 12:30 am dari manah untuk mendapatkan struktur diagram gamabr perlakuan sinar matahari terhadap solar cell,,,buat reverewn si tygas akhir teknologisurya | November 15, 2016 pukul 3:22 pm banyak sekali di google ayu | Desember 4, 2016 pukul 5:54 pm berapa peratus cahaya matahari bisa diserap didalam panel solar? teknologisurya | Mei 29, 2017 pukul 3:46 pm peratus cahaya matahari mkasudnya intensitas cahaya matahari kemungkinan ya? Umumnya efisiensi solar cell diukur dgn intensitas sinar matahari 1 Kw/m2, dan dengan meningkatnya intensitas cahaya output arus akan proporsional meningkat dan juga tegangan akan sedikit meningkat Rizki maulana firdaus | Desember 26, 2016 pukul 10:59 pm Terimah kasih atas penjelasan dan ilmunya Sangat bermanfaat bagi saya teknologisurya | Mei 29, 2017 pukul 3:43 pm Terima kasih kembali Ilham Nurhamidi | Februari 4, 2017 pukul 2:09 pm subhanallah. selamat pagi bapak. saya mahasiswa dan sangat tertarik dengan teknologi sel surya ini pak, kebetulan juga jurusan saya Material sangat mendukung untuk bidang ini. terimakasih pak ilmunya. saya tunggu juga untuk perkembangannya dan semoga saya semakin tercerahkan teknologisurya | Mei 29, 2017 pukul 3:42 pm Terimas kasih kunjungannya, mudah2an berguna Lampu Utama | Februari 10, 2017 pukul 5:18 pm Makasih infonya gan, bermanfaat – Panel Surya Murah Bergaransi, cek http://Lampuutama.com teknologisurya | Mei 29, 2017 pukul 3:42 pm Terima kasih kunjungannya Anonim | Mei 27, 2017 pukul 11:50 am Sinar matahari yang mana yang di tangkap alat itu, kan sinar matahari terdiri banyak banyak cahaya tolong jelaskan makasih. teknologisurya | Mei 29, 2017 pukul 3:41 pm Untuk sel surya silikon, karena energi band gap silikon itu sekitar 1.1 eV jadi cahaya matahari yg diserap yaitu yg panjang gelombangnya kurang dari skitar 1100 nm. Jadi tergantung band gap dari materialnya, semakin tinggi gapnya smkin sedikit rentang panjang gelombang yg diserap wahyudi | Juni 5, 2017 pukul 11:39 am pak, saya ingin tau, kalo 1 cell poly dengan ukuran 16cmx16cm itu mwnghasilkan berapa ampere, matursuwun … Edwardi | Agustus 4, 2017 pukul 1:44 pm Hhjbbb B Edwardi | Agustus 4, 2017 pukul 1:44 pm Hhjbbb B Al Tan | Agustus 15, 2017 pukul 2:41 pm Solar panel kualitas A http://www.sistemtaik-energi.com Hasby Budi Kuntoro | Agustus 27, 2017 pukul 10:49 am Tujuan Mempermudah orang dalam mencari daya listrik dalam menggunakan stopcontact ketika berada di tempat yang tidak terdapat atau tidak memungkinkan adanya sebuah energi listrik atau daya listrik, seperti hal nya sedang berpergian : Travelling, Hiking & Piknik dsb. Dikawasan seperti alam liar atau hutan. Cara Kerja Cara kerja Stopcontact Backpacer ini menggunakan daya listrik,daya listrik ini berasal dari Panel Surya yang mengambil daya dari sinar matahari,lalu daya tersebut di teruskan ke baterai yang akan menampung daya tersebut,setelah baterai penuh akan muncul indikator bahwa baterai telah penuh terisi daya. Dan siap digunakan pada media stopcontact menurut bapak bagaimana? ahmad zulfikar al hafiz | Oktober 10, 2017 pukul 12:56 am apakah tegangan listrik yg dihasilkan tergantung panel surya atau tergantung intensitas cahaya mataharinya? tolong jawaban nya kirim ke email saya
[email protected] teknologisurya | Oktober 12, 2017 pukul 8:29 am done cita | Oktober 11, 2017 pukul 1:26 pm Bagaimana sistem penyimpanan energi listri pada panel surya teknologisurya | Oktober 12, 2017 pukul 8:30 am panel surya adalah sistem yg continous jadi arus listrik terus mengalir continously seperti loop. Untuk sistem penyimpanan umumnya panel surya dipadukan dengan batere Rian | November 10, 2017 pukul 3:35 pm Boleh tau buku referensi yang diambil? teknologisurya | November 13, 2017 pukul 9:59 am Saya umumnya memakai, Jenny Nelson, “Physics of Solar Cell”, Imperial College Press, 2003. Ali | Desember 2, 2017 pukul 11:42 am Kalo panel suea 100w dan accu 70Amper, berapa amper kira-kira solar carger kontrolnya??…. teknologisurya | Desember 5, 2017 pukul 9:40 am Berapa tegangan accu atau beterenya pak? kalau misal saya asumsikan 12 V dan dengan rumusan hukum ohm arus=daya/tegangan jadi, arus= 100/12=8.3A jadi setidaknya solar charge controllernya minimal harus bisa menampung 8.3A atau lebih. Tinggal dikalulasi saja dengan rumusan tadi kalau tegnagan baterenya lbih besar. Anonim | Desember 5, 2017 pukul 12:09 am masyallah. luar biasa pak artikelnya. respon tanya jawabnya juga. saya bukan bidangnya jadi tertarik. kapan2 saya mau bertanya di blog ini. insyallah teknologisurya | Desember 5, 2017 pukul 9:41 am Terima kasih kunjungannya. Silakan kalau mau bertanya Restu | Desember 7, 2017 pukul 4:05 am Saya sangat berminat dengan teknologi ini, di mana ya ada forum yang membaahas ini dengan detail, supaya bisa berbagi pengalaman dan sama sama belajar teknologisurya | Desember 7, 2017 pukul 9:27 am Saya kurang tau forum publik yang membahas khusus teknologi sel surya. Namun kalau bhsan secara scientific bsa gunakan platform research gate. Sent from Yahoo Mail on Android Ihsan | Januari 8, 2018 pukul 2:46 pm Saya Jadi penanya pertama di thn 2018, hehe Jadi untuk siang hari, energi listrik yg dihasilkan dari panel surya bisa lgsg di alirkan ke alat2 yg membutuhkan tenaga listrik ya pak? Tanpa harus disimpan dahulu ke baterai? teknologisurya | Januari 9, 2018 pukul 9:25 am Iya bisa. Tapi karena tidak ada batere jadi tidak ada sistem penyimpanan listriknya dono martono | April 7, 2018 pukul 2:57 pm artikel ini di publikasikan kapan ya pak?? tanggal, bulan ,tahun nya??? terimakasih 1. Ping-balik: Teknologi Baru Dalam Pembangunan, Tenaga Surya | ridhodarmawan 2. Ping-balik: MAKALAH KONVERSI ENERGI : PANEL SURYA | aisyahnyayu 3. Ping-balik: Struktur dan Cara Kerja Sel Surya | StellaApriani 4. Ping-balik: Panel Surya? – BILLIOLOGY 5. Ping-balik: Solar Sel – Happy Student 6. Ping-balik: Pengertian Sel Surya (Solar Cell) – William's Edu
Blog di WordPress.com.