Andrtux's Weblog Baca, Simak, NOVEMBER 10, 2015
Kalimat Yang Dianggap Ekstrim Dalam Islam Agama Islam terlahir untuk menyelamatkan umat manusia dalam kegelapan, menerangi dunia dan semesta dengan cahaya-Nya. Betapa tidak perkembangan Ilmu Pengetahuan begitu pesatnya, sehingga permasalahan kehidupan manusia terpecahkan dengan ilmu yang dikembangkan dari keilmuan Islam. Tokoh-tokoh dunia mengakui bahwa mereka tidak bisa lepas dari pengaruh keilmuan Islam, walaupun sebagian mengingkari keimanan yang dibawa Islam untuk menuhankan Allah Azza wa Jalla. Pada perkembangannya kaum muslim mengajak kaum kafir untuk memeluk Islam, jika tidak maka ada dua pilihan diperangi atau membayar jizyah denda yang besarnya tidak lebih dari 2,5 kg beras pertahunnya dan mereka aman untuk memeluk agama yang mereka anut dengan perlindungan penuh dari umat Islam. Pada awal perkembangan Islam banyak terjadi pertentangan yang akhirnya dimenangkan oleh kaum Muslimin. Agama Islam terlahir sebagai agama Ilmu Pengetahuan Teknologi, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hukum yang sempurna mengatur kehidupan Ras manusia. Sudah jelas yang dimaksud agama IPTEK seperti yang telah dijelaskan di atas, sebagai contoh saat Copernicus dengan teori Heliosentris mengemukakan idenya yang bertentangan dengan pihak gereja maka ia dijatuhi hukuman mati. Tidak demikian Islam mengutamakan ilmu mengungkapkan fakta-fakta sebenarnya tanpa penutup apapun. (https://andrtux.files.wordpress.com/2015/11/1.png) Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Al Qur’anul Karim 2:6 Agama Islam dipandang sebagai agama yang mengedepankan sosial tampak pada ajakan-ajakan keselamatan seperti: 1. Sembahlah Allah Azza wa Jalla! 2. Tinggalkan kekafiran, kemungkaran, kemaksiatan dan sebagainya! 3. dll kesemuanya menyeru kepada keselamatan. Dalam penyampaian dakwahnya agama Islam menyatakan bahwa orang yang tidak memeluk Islam disebut kaum kafir. Secara etimologi kafir disini ingkar akan adanya Tuhan yang Esa Allah Azza wa Jalla. Hal tersebut dikaji dalam kaidah sosial yakni penyelamatan umat manusia dari sesembahan selain Allah Azza wa Jalla. Dalam Al Qur’an bercerita tentang masa sebelum, masa sekarang dan masa sesudahnya. Cerita masa sebelumnya dimaksudkan untuk melihat lebih jauh peradaban manusia sebelum Islam, bagaimana mereka hidup apa yang mereka kerjakan dan akibat perbuatan mereka berupa bencana azab yang menimpanya. Cerita di masa sekarang dimaksudkan dalam tingkah laku dan berbicara tetap berpegangan teguh pada Al Qur’an dan Al Hadits sehingga selamat dalam menjalani kehidupan dunia ini. Keselamatan dunia diukur berdasarkan nash-nash Al Qur’an dan sunnah sebagai contoh seseorang dipenjara akibat fitnah dunia berupa perkataan kaum munafik, musyrik dan kaum kafir hardy / keras. Dipandang secara dunia orang tersebut tidak selamat akan tetapi jika dipandang dari sudut lainnya dia selamat. Cerita masa sesudah bumi yakni akhirat. Disini diceritakan akibat dari tidak mematuhi hukum, kafir dan perilaku buruk lainnya terhadap Allah Azza wa Jalla. Beda Dunia dan akhirat terletak pada saat ini dan sejarah dunia nyata tampak dan akhirat berupa cerita akan tetapi berbalik 180 derajat saat dimana alam dunia hancur berganti alam akhirat dimana dunia hanyalah tinggal cerita semata. Orang kafir akan akhirat berkata sebagaimana yang telah diterangkan dalam Al Qur’an (https://andrtux.files.wordpress.com/2015/11/2.png) “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Al Qur’anul Karim 6:27 Akan tetapi jika dikaji secara logika dan hawa nafsu akan lain artinya bagi pemeluk Islam awam. Kafir-Musryik dsb berarti Neraka, tidak berarti, tidak boleh hidup, boleh dibunuh dsb. Ini menjadi alat propaganda kaum hawariyun/khowarij/ekstrimis Islam/Islam garis keras dalam usaha mencuci otak jamaahnya. Bahkan terhadap sesama muslim yang bukan golongannya mereka tetap menganggap pemahaman lainnya adalah batil, yang benar hanyalah pemahaman mereka. Sebenarnya pencucian otak dengan propaganda radikalis ini selain bertujuan untuk menggalang dukungan massa juga menggalang dana (ekonomi). Sedangkan kalimat kafir dari sisi Non Muslim berarti pemaksaan kehendak, arogansi, ekstrimis dsb akan suatu keyakinan. Sifat Al Qur’an yang universal dapat Non Muslim pakai seperti firman Allah Azza wa Jalla berikut (https://andrtux.files.wordpress.com/2015/11/3.png) “Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”. Al Qur’anul Karim 109:6. Maka tidaklah pantas jika ada kebencian yang mengalir di tengahtengah masyarakat dengan mengatakan kami ini kaum minoritas, kami harus diistimewakan, kami teraniaya di Negara Kesatuan RI, sebaliknya warga muslim Indonesia yang besar ini tidak mengikuti upacara-upacara keagamaan dengan menjamin keamanan dan kenyamanan pemeluk agama lainnya (tidak boleh sinkretis). Kita mewarisi apa yang telah diproklamirkan oleh Mahapatih Gajah Mada dengan semboyan” Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu, dimana patih sendiri beragama Hindu. Diteruskan pula oleh Ir. Soekarno sebagaimana termaktub dalam semboyan Negara dan butir-butir Pancasila. Umat Islam diciptakan di tengahnya mereka meng-ilmui Islam secara kaffah sempurna, mendakwahkan Islam sesuai situasi kondisi masyarakatnya, kekafiran seseorang diartikan untuk menyelamatkan mereka dari penghambaan selain Allah Azza wa Jalla mengajak secara santun dan belas kasih, dan juga melindungi menghormati orang kafir selama tidak melakukan kekerasan terhadap umat Islam, dapat dikata ini sangat fair. Agama selain Islam tidaklah disebut aturan semacam ini. Pemerintahan dan para penegak hukum yang berlaku dzalim terhadap rakyatnya yang dipimpinnya diingatkan semata-mata karena keinginan agama Islam supaya pemerintahan dan penegak hukum amanah atas tugas yang diembannya bukan karena kekerasan verbal penghinaan pencemaran nama baik terhadap pemerintahan maupun institusi penegak hukum. Karena pada dasarnya pemerintahan dijalankan oleh individu-individu manusia. Mulai detik ini jika kita dianggap sebagai kaum kafir, musryik, dzalim, fasik apapun itu bukanlah suatu bentuk kekerasan verbal dari agama Islam melainkan sebagai pengingat kita akan keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan bekal kita di akhirat kelak bagi yang memepercayai adanya kehidupan setelah kematian. Dalam bidang ekonomi dikembangkan untuk tidak menjadikan ketimpangan-ketimpangan seperti yang telah dilakukan oleh orang terdahulu dengan mengurangi timbangan barang dan dibayarkan dengan uang berlebih dan menjadikan adat istiadat ini kemaksiatan yang terlegalkan. Allah Azza wa Jalla tidak menyukai hal semacam ini. Maka barang siapa merusak aturan, alam-pun merasa terhianati, keramaham berbalik kemarahan alam dengan izin dari yang Maha Kuasa berdampak musibah, cobaan dan Azab bagi kaum fasik tersebut. Perekonomian saat ini abad 21 tidak dapat dipungkiri mengalami percepatan yang luar biasa dan stagnasi berkepanjangan. Hukum Islam juga dikembangkan atas dasar kesetaraan sebab-akibat tindakan dan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan dimana keadilan-kemanusiaan yang mengukur adalah yang menciptakan manusia itu sendiri yakni Allah Azza wa Jalla. Sebagai manusia kita seringkali ingin berbuat adil dan manusiawi, akan tetapi ukuran manusia tentang keadilan-kemanusiaan tidaklah sempurna. Hukum Islam memiliki sifat memanusiakan-manusia apapun keputusan Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya itu yang terbaik dan manusiawi seperti hukum diyat(hukuman mati), rajam, potong tangan, dera dsb. Ke semua hukuman itu berdampak pada hukuman yang akan diterima di akhirat kelak, jika sudah hukuman sudah dilakukan sewaktu di dunia, maka tiada lagi hukuman diberikan di akhirat berlaku sebaliknya.
Dalam ber-jihad fi sabilillah adanya aturan yang tegas yakni tidak boleh menyerang siapapun yang tidak membawa senjata, melindungi wanita dan anak-anak walaupun mereka berada di pihak musuh, tentang gonimah atau harta rampasan perang dsb. Dalam kondisi genting sekalipun Islam tetap memanusiakan-manusia tidak seperti apa yang dilakukan oleh siapapun yang berhujjah selain hukum Islam ataupun kaum khawarij yang sembrono dalam memperlakukan lawan-lawannya. Jumlah penduduk Islam dari satu manusia Mulia Nabiyullah Mahmammad SAW akan memuncak di tahun berikutnya dan selanjutnya akan berakhir tanpa ada satupun pemeluknya dan itu sunatullah. Menerapkan prinsip ekonomi dan hukum sesuai panduan Allah Azza wa Jalla akan menciptakan kesenangan, kebahagiaan, keselamatan, kedamaian, pemerataan dan kestabilan, maukah kita! Banyak orang telah memisahkan antara agama dan dunia seakan-akan terpisahnya akhirat dan dunia. Pada kenyataanya agama Islam tidak hanya mengatur urusan akhirat saja melainkan juga urusan dunia yang mengantarkan kebaikan di akhirat kelak karena kehidupan dunia dan akhirat dalam pandangan Islam dan agama dunia berkaitan. Memisahkan antara agama dan urusan dunia bagai orang yang dipaksa memakan daging buaya setiap hari dimana ada pergolakan saat menyembelih buaya, begitulah perumpamaanya tentu kita tahu betapa bahayanya. Sebagai contoh disaat Negara seperti Jepang kekurangan generasi usia produktif justru propaganda legalitas perzinahan, pemerkosaan, homoseksual digaung-gaungkan dan itu legal di mata hukum dunia, maka dampak yang ditimbulkan justru sangatlah merusak, ketahanan keamanan Negara dipertaruhkan. Dapat disimpulkan ternyata kalimat yang kita anggap ekstrim itu memiliki makna sebaliknya yakni keselamatan dan kebahagiaan. Terdapat etika berdakwah dalam menyatakan bahwa orang lain kafir musyrik munafik tidak boleh langsung meyudutkan orang tersebut di hadapan orang lainnya, cara terbaik yakni face to face dan mendalami orang tersebut karena masalah hati hanyalah Allah Azza wa Jalla yang mengetahui ke dalamannya. Pemahaman akan Islam itu sendiri haruslah dikedepankan sebelum kita mem-vonis ini-itu kepada orang lain, mem-vonis diri kita sendiri akan lebih baik sebagai cerminan seperti apa diri kita sebelum melihat wujud orang lain. Wallahu a’lam bi showab.
Report this ad
Report this ad Tinggalkan sebuah Komentar SEPTEMBER 7, 2015
Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan Ekonomi Islam sebagai agama yang sempurna mengatur segala bidang kehidupan manusia tak terkecuali ekonomi. ekonomi dapat digulirkan dengan cara produksi, distribusi dan konsumsi sebuah konsep sederhana dalam perekonomian. Islam memberi gambaran yang sangat jelas tentang apa itu ekonomi sehingga dapat dikatakan resiko terhadap krisis sangatlah kecil. Produksi produksi dimaksudkan untuk menggali sumber daya alam dan manusia meng-kreasikan suatu produk barang untuk dapat digunakan ke hal lainya, dikonsumsi ataupun dapat dimanfaatkan lebih lanjut sesusai peruntukkannya. Al Qur’an telah memberikan gambaran tenatang produksi lewat ayat-ayat-Nya.
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. Q.S Al An’aam:99
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Q.S Al Baqoroh 267 Distribusi Hasil produksi tidak serta-merta digunakan di daerah tempat barang berawal, untuk mencukupi kebutuhan lainnya produsen perlu menukarkan awpa yang ia produksi dengan kebutuhan lainnya, sehingga barang yang ia hasikan berpindah tangan seperti yang telah Allah SWT firmankan.
Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Q. S An Nisaa : 100 Konsumsi Kebutuhan manusia sangatlah beragam baik barang dan jasa inilah sektor terakhir dari perekonomian yang menjadi tolok ukur kesejahteraan suatu bangsa. Al Qur’an telah menggambarkan sektor ini secara gamblang
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. Q. S Almaa’idah : 88 Belakangan sektor konsumsi menjadi pertimbangan utama mengalahkan sektor lainnya yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melambat. Pemerintahan suatu negara harus memikirkan pembangunan secara berimbang dari ketiga sektor ini, jika tidak maka akan terjadi perlambatan ekonomi, di pemerintahan berikutnya, bukan saling salahmenyalahkan. Solusi untuk dapat bertahan dari permasalahan ekonomi yaitu menyeimbangkan kebutuhan sektor-sektor tersebut dengan kebijakan-kebijakan yang berimbang. perekonomian loka terbentuk secara kuat, maka tidak akan mudah terseret dalam krisis global. Uang Sebagai Alat Tukar Tidak bisa diterapkan selamanya sistem barter dalam perdagangan karena berat dan jenis barnag yang berbeda sulit untuk mengukur harga barang dan jasa, dalam perkembangannya Islam menetapkan beberapa ukuran berdasarkan logam emas dan Perak.
Dinar emas Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Dinar emas Islam (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dinar_emas_Islam&redirect=no)) Belum Diperiksa (https://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Validasi_halaman)
(https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dinar-Dirham.gif) Dinar emas dan Dirham perak Dinar emas berdasarkan Hukum Syari’ah Islam (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syari%E2%80%99ah_Islam&action=edit&redlink=1) adalah uang emas murni yang memiliki berat 1 mitsqal atau setara dengan 1/7 troy ounce, sedangkan Dirham perak (https://id.wikipedia.org/wiki/Dirham_perak) Islam berdasarkan ketentuan Islamic Mint Nusantara (IMN) memiliki kadar perak murni dengan berat 1/10 troy ounce,[1] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-en-1)[2] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_noteid-2) atau setara dengan 3,11 gram.[3] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-3) Dengan demikian, dinar versi Islamic Mint Nusantara (IMN) memiliki berat 4,44 gram[4] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-4). World Islamic Mint (WIM), mengikuti pendapat Syaikh Yusuf Qardhawi, menetapkan 1 dinar memiliki berat 4,25 gram[5] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-5). Ketentuan berat 1 dinar = 4,25 gram ini diikuti oleh beberapa pihak seperti Kerajaan Kelantan di Malaysia, Wakala Induk Nusantara di Indonesia, dan Gerai Dinar di Indonesia. Khalifah Umar ibn Khattab (https://id.wikipedia.org/wiki/Umar_ibn_Khattab) menentukan standar antar keduanya berdasarkan beratnya masing-masing: “7 dinar (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar) harus setara dengan 10 dirham (https://id.wikipedia.org/wiki/Dirham).” Wahyu (https://id.wikipedia.org/wiki/Wahyu) menyatakan mengenai Dinar Dirham dan banyak sekali hukum hukum yang terkait dengannya seperti zakat (https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat), pernikahan, hudud (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hudud&action=edit&redlink=1) dan lain sebagainya. Sehingga dalam Wahyu (https://id.wikipedia.org/wiki/Wahyu) Dinar Dirham memiliki tingkat realita dan ukuran tertentu sebagai standar pernghitungan (untuk Zakat (https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat) dan lain sebagainya) dimana sebuah keputusan dapat diukurkan kepadanya dibandingkan dengan alat tukar lainnya.[2] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-id-2) Ibnu Khaldun dalam al-Muqaddimah menyebutkan bahwa “Berat (dalam emas murni) dari dinar adalah tujuh-puluh dua biji gandum habbah sya’ir (Barli) ukuran sedang dan dipotong kedua ujungnya yang memanjang.”… “Hal ini ijma’ diakui para ulama dan merupakan konsensus umum di mana hanya Ibn Hazm yang menyelisihinya.” (Muqaddimah halaman 316).[1] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-en-1)
Daftar isi 1 Sejarah (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Sejarah) 2 Jenis jenis koin Dinar Emas dan Dirham Perak (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Jenis_jenis_koin_Dinar_Emas_dan_Dirham_Perak) 2.1 Dinar Dubai (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_Dubai) 2.2 Dinar Kelantan (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_Kelantan) 2.3 Dinar Wakala Induk Nusantara (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_Wakala_Induk_Nusantara) 2.4 Dinar IMN (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_IMN) 2.5 Dinar Logam Mulia (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_Logam_Mulia) 2.6 Dinar 24 Karat (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_24_Karat) 2.7 Dinar Perhimpunan BMT Indonesia (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_Perhimpunan_BMT_Indonesia) 2.8 Dinar dan Dirham Logam Mulia Nusantara (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Dinar_dan_Dirham_Logam_Mulia_Nusantara) 3 Lihat pula (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Lihat_pula) 4 Referensi (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#Referensi)
Sejarah Kaum Muslimin menggunakan emas dan perak berdasarkan beratnya dan Dinar Dirham yang digunakan merupakan cetakan dari bangsa Persia (https://id.wikipedia.org/wiki/Persia). Koin awal yang digunakan oleh Muslimin (https://id.wikipedia.org/wiki/Muslimin) merupakan duplikat dari Dirham perak Yezdigird (https://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Yezdigird&action=edit&redlink=1) III dari Sassania (https://id.wikipedia.org/wiki/Sassania), yang dicetak dibawah otoritas Khalifah Umar radhiyallahu anhu. Yang membedakan dengan koin aslinya adalah adanya tulisan Arab yang berlafazkan “Bismillah”. Sejak saat itu tulisan “Bismillah” dan bagian dari Al Qur’an menjadi suatu hal yang lazim ditemukan pada koin yang dicetak oleh Muslimin.[6] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-6)[7] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-7) Standar dari koin yang ditentukan oleh Khalifah Umar ibn al-Khattab (https://id.wikipedia.org/wiki/Umar_ibn_al-Khattab), berat dari 10 Dirham (https://id.wikipedia.org/wiki/Dirham) adalah sama dengan 7 Dinar (1 mitsqal (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mitsqal&action=edit&redlink=1)). Pada tahun 75 Hijriah (695 Masehi (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=695_Masehi&action=edit&redlink=1)) Khalifah (https://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah) Abdalmalik (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdalmalik&action=edit&redlink=1) memerintahkan Al-Hajjaj (https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Hajjaj) untuk mencetak Dirham untuk pertama kalinya, dan secara resmi dia menggunakan standar yang ditentukan oleh Khalifah (https://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah) Umar ibn Khattab (https://id.wikipedia.org/wiki/Umar_ibn_Khattab). Khalifah Abdalmalik (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdalmalik&action=edit&redlink=1) memerintahkan bahwa pada tiap koin yang dicetak terdapat tulisan: “Allahu ahad, Allahush shamad”. Dia juga memerintahkan penghentian cetakan dengan gambar wujud manusia dan binatang dari koin dan menggantinya dengan huruf-huruf. Perintah ini diteruskan sepanjang sejarah Islam. Dinar dan Dirham biasanya berbentuk bundar, dan tulisan yang dicetak diatasnya memiliki tata letak yang melingkar. Lazimnya di satu sisi terdapat kalimat “tahlil” dan “tahmid”, yaitu, “La ilaha ill’Allah” dan “Alhamdulillah” sedangkan pada sisi lainnya terdapat nama otoritas atau Khalifah atau Amir (https://id.wikipedia.org/wiki/Amir) dan tanggal pencetakan; dan pada masa masa selanjutnya menjadi suatu kelaziman juga untuk menuliskan shalawat kepada Rasulullah (https://id.wikipedia.org/wiki/Rasulullah) Shalallahu Alaihi wa Sallam, dan kadang-kadang, ayat-ayat Qur’an. Koin emas dan perak menjadi mata uang resmi hingga jatuhnya kekhalifahan Turki dan kesultanan-kesultanan muslim lainnya. Sejak saat itu, lusinan mata uang dari beberapa negara dicetak di setiap negara era paska kolonialisme (https://id.wikipedia.org/wiki/Kolonialisme) dimana negara-negara tersebut merupakan pecahan dari negeri-negeri muslim. Perlu diingat bahwa Hukum Syariah Islam tidak pernah mengizinkan penggunaan surat janji pembayaran menjadi alat tukar yang sah.
Jenis jenis koin Dinar Emas dan Dirham Perak Koin Dinar dicetak dan di distribusikan oleh beberapa pihak. Design koin dinar emas dan dirham perak berbeda beda sesuai pencetaknya. Beberapa jenis koin dinar yang sudah dicetak saat ini :
Dinar Dubai Uni Emirat Arab (https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Emirat_Arab) mencetak koin Dinar dengan desain Masjid Nabawi (https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Nabawi) di Madinah (https://id.wikipedia.org/wiki/Madinah) dan koin Dirham dengan desain Masjidil Haram (https://id.wikipedia.org/wiki/Masjidil_Haram) di Mekkah (https://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah)
Dinar Kelantan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Dinarkelantan.gif) Dinar Kelantan. Wilayah bagian Kelantan (https://id.wikipedia.org/wiki/Kelantan) mencetak koin Dinar dengan desain simbol wilayah bagian Kelantan. Dinar dan dirham telah menjadi mata uang resmi selain ringgit di wilayah Kelantan.[8] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-8)
Dinar Wakala Induk Nusantara Wakala Induk Nusantara mencetak dan mengedarkan koin Dinar Emas dan Dirham Perak dengan 2 seri, yaitu Seri Haji, Seri Nusantara. Untuk desain Seri Haji mirip dengan Dinar yang dicetak di Dubai (https://id.wikipedia.org/wiki/Dubai) Uni Emirat Arab (https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Emirat_Arab). Selain koin tersebut, Wakala Induk Nusantara juga mengedarkan koin dari Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Ternate. Kesultanan Cirebon telah mencetak dan mengedarkan dinar emas dan dirham perak sejak Desember 2012[9] (https://id.wikipedia.org/wiki/Dinar_emas#cite_note-9). Koin yang diedarkan oleh jaringan Wakala Induk Nusantara berdasarkan berat 1 dinar = 4.25 gram dan diterbitkan dengan kemurnian 22 karat.
Dinar IMN IMN adalah yang pertamakali memperkenalkan dan mencetak dinar dan dirham di Indonesia pada tahun 2000, kemudian pada tahun 2010 IMN mengeluarkan hasil penlitian sejarah, fikih dan timbangan mitsqal yang di ikuti dengan Fatwa Atas Berat dan Kadar Untuk Dinar dan Dirham. Hasil penting in adalah menyatakan dinar dan dirham adalah murni, 1 mistqal adalah 4.44 gram (1/7 troy ounce) dan 1 dirham adalah 3.11 gram (1/10 troy ounce).
Dinar Logam Mulia PT Logam Mulia (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PP_Logam_Mulia&action=edit&redlink=1) mencetak koin Dinar dan Dirham dengan desain Masjidil Haram di Mekkah (https://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah)
Dinar 24 Karat PT Logam Mulia (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PP_Logam_Mulia&action=edit&redlink=1) juga mencetak koin Dinar dengan kadar 24 karat dengan Desain hanya tulisan
Dinar Perhimpunan BMT Indonesia Perhimpunan BMT Indonesia atau PBMT menyetak Dinar Emas Batangan atau Dinarbar dengan satuan berat 4,444 gram dengan kemurnian 9999. PBMT adalah perkumpulan Baitul Maal wat Tamwil seluruh Indonesia dengan keanggotaan hingga 5000 BMT seluruh Indonesia. Saat ini Dinar PBMT adalah Dinar yang paling banyak dipakai di Indonesia.
Dinar dan Dirham Logam Mulia Nusantara Logam Mulia Nusantara (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Logam_Mulia_Nusantara&action=edit&redlink=1) adalah grup usaha pengembang dinar dan dirham di Indonesia yang memiliki unit-unit atau jejaring bisnis meliputi: Angsa Emas yang mengedarkan emas batangan, Dholtinuku sebagai jaringan toko emas di seluruh Indonesia, Sillaturrahim Emas sebagai jaringan pengusaha, pedagang, pengembang yang menggunakan dinar dan dirham sebagai alat transaksi dan investasi dan melakukan pelbagai pelatihan penggunaan dinar dan dirham. Perkembangan Islam semakin pesat dan sejahtera, sedangkan masyarakat Yahudi dan Nasrani dengan penerapan sistem ribawinya tidak mampu mengembangkan perekonomian menimbulkan kecemburuan sosial. Maka salah satu cara untuk mendapatkan kesejahteraan dengan memerangi kaum muslimin dengan dimulainya perang Sabil sampai perang Dunia 1 dan 2. Mengapa perekonomian Islam maju dengan menetapkan Dinar sebagai tolok ukur barang dan jasa? Dunia barat telah mempelajari dengan seksama metode ini, walaupun dalam perkembangannya mereka tetap menerapkan perekonomian Ribawi sebagai dasar perekonomian, mencampur adukkan satu dengan lainnya sehingga pada perkembangannya setelah PD 2 dollar menjadi mata uang dunia.
(https://andrtux.files.wordpress.com/2015/09/f15d1-1dollar.jpg) Alasan pertama: sejarah membawa dollar menjadi mata uang internasional. Dimulai dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan oleh Amerika. Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas. Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yanbersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional. Alasan kedua: resiko menjadi mata uang internasional Tidak selalu menjadi mata uang internasional itu memberikan efek positif pada negara yang memiliki mata uang itu, dalam hal ini negara Amerika dengan Dollarnya. Banyak efek negatif yang dapat melanda Amerika saat mata uangnya menjadi mata uang internasional. Beberapa efek negatif menjadi mata uang internasional antara lain: 1. Negara itu harus me-maintain trust, yang menyebabkan negara itu memiliki tugas yang berat untuk dunia. 2. Apabila negara pemilik mata uang internasional tidak dapat me-maintain trust, maka dapat menyebabkan mata uang itu drop secara tiba-tiba. 3. Akan lebih sulit dalam mengontrol likuiditasnya Alasan ketiga: tidak semua mata uang yang kuat dapat menjadi mata uang internasional Untuk menjadi mata uang internasional dibutuhkan pemilik yang kuat, dalam hal ini negara yang kuat. Menjadi mata uang yang kuat bukan berarti mampu untuk menjadi mata uang internasional. Ini disebabkan karena negara yang memiliki mata uang itu belum tentu memiliki kestabilan ekonomi dan politik yang baik. Padahal untuk menjadi mata uang internasional, dibutuhkan negara dengan keadaan ekonomi maupun politik yang stabil, karena sebagai mata uang internasional dibutuhkan kepercayaan dari dunia agar dunia menggunakannya. Sebagai contohnya mata uang dari negara Iraq, yaitu Dinar. Walaupun saat ini Dinar sebagai salah satu mata uang yang terkuat, namun keadaan Iraq tidak stabil, karena perang, konflik dalam negeri, maupun perekonomiannya. Hal ini menyebabkan dunia tidak ingin mempercayakan mata uangnya kepada Dinar Iraq sebab walaupun mata uang itu terkuat, namun belum tentu dalam jangka panjang akan stabil. Tidak stabil bisa terjadi karena perang yang makin menjadi-jadi atau konflik dalam negeri yang pada akhirnya dapat menyebabkan negara itu jatuh miskin lalu mata uangnya turun menjadi mata uang terlemah. Padahal menukarkan mata uang lalu menyimpannya adalah kegiatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan kepercayaan yang besar dari dunia. Inilah sebab Dollar Amerika menjadi mata uang yang dipercayai dunia karena kondisi negaranya yang dapat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang. Jadi bukan karena Amerika negara adidaya lalu begitu saja menjadikan mata uangnya mata uang internasional. Dengan sistem Ribawi yang dibawa kaum yahudi, Inilah yang menjadi alasan mengapa Emas sebagai tolok ukur mata uang dunia menumpuk di Amerika Serikat. Perlu diketahui walaupun emas sebagai standar ukur pasti dengan harga stabil akan tetapi mencampur adukkan dengan sistem Ribawi memiliki kerentanan yang sama saat emas belum ditetapkan sebagai tolok ukur pertukaran barang jasa terhadap krisis financial. Awal abad 21 negara-negara timur tengah dilanda konflik ribuan orang mengungsi irak suriah yaman di perut bumi negara tersebut tersimpan harta yang berlimpah mulai dari emas, emas hitam, dan gas. Perburuan emas dimasa mendatang tak terbendung nyawa menjadi taruhannya. Masyarakat negara tersebut tidak mengerti apa yang sedang dihadapi mengapa-kenapa. Sudah saatnya untuk mengerti potensi yang dimiliki bersatu hilangkan isu sara contoh Negara Kesatuan RI dengan semboyannya “Bhineka Tungal Ika”.
Pemerataan Ekonomi Perekonomian Islam mampu bertahan selama 14 abad dikarenakan tidak adanya keserakahan, kerakusan, praktek ribawi ditinggalkan sepenuhnya diganti dengan penguatan 3 sektor produksi, distribusi dan konsumsi ditambah konsep berbagi. Perbedaan dan Persamaan Perekonomian Islam dan Ribawi Perekonomian Islam
Perekonomian Ribawi
1. Menghilangkan unsur bunga/riba dalam pertambahan nilai barang dan jasa
Menggunakan unsur bunga/riba
2. Mengacu pada emas sebagai tolok ukur penilaian suatu barang dan jasa
Sama-sama mengacu pada emas
3. Menggunakan konsep penyetaraan-perimbangan harga barang dan jasa
Menggunakan konsep ketimpangan fluktuasi-deflasi harga
4. Berbagi hasil atas barang dan jasa
Monopoli hasil atas barang dan jasa
5. Menafkahkan hasil barang dan jasa dengan zakat, infaq, sodaqoh, wakaf, hibah
Berderma
6. Menggarap sektor riil
Menggarap sektor financial
Harga barang dan jasa yang setara dan berimbang dengan tolok ukur utama berdampak pada kestabilan ekonomi-politik. Sebaliknya perekonomian dengan ketimpangan harga saat melimpah harga jatuh saat kekurangan harga melonjak ini akan memicu ketidak stabilan ekonomi-politik suatu negara, maka sangatlah berbahaya. Zakat, infaq, sodaqoh wakaf dan hibah oleh orang islam dilakukan sangatlah sering, perputaran uang disini sangatlah cepat sehingga kemungkinan suatu masyarakat terkena krisis keuangan sangatlah kecil kalaupun ada masyarakatnya tidak mengalami dampak yang berarti dan terjadi bukan di sektor riil. Berbeda dengan berderma, orang dikatakan demawan jika memiliki penumpukan harta berlebih dan digunakan untuk suatu kasus besar yang terjadi di masyarakat, perputaran uang di sini sangatlah besar akan tetapi memiliki range waktu yang besar berbanding terbalik dengan kehidupan riil itu sendiri. Maka dari itu dengan mengikuti syariat pemerataan ekonomi yang didengung-dengungkan sebagian pihak yang tahu tapi tidak tahu caranya dan mengabaikan syariat-Nya tidak mustahil dapat segera tercapai. Pernah di tahun 1998 saya mendengar celotehan yang krisis itu keuangan bank dan diselamatkan dengan mega korupsi BLBI di tahun 2008 krisis juga menimpa keuangan bank diselamatkan dengan skandal Bank Century 6 triliun, sedangkan kehidupan kita tidak mengalami krisis yang sebenarnya, yang ribut itu yang rakus di atas, bukan kita di bawahnya akan tetapi seolah-olah kita kena dampaknya diseret-seret demi kepentingan segelintir oknum. Mereka meributkan krisis moneter krisis financial dan krisis yang berkaitan dengan uang bukan krisis secara riil. Betul juga perekonomian yang berlandaskan syariat lebih tahan ketimbang perekonomian yang mengedepankan logika dan nafsu syahwat. Maka jelas sudah kerentanan-kerentanan yang timbul dari perekonomian ribawi yang kini digandrungi oleh 90% penduduk dunia. Allah SWT melewati Nabi-Nya mengetahui kebutuhan manusia dari lahiriah daan bathiniah. Sekali melewati batas-batas yang telah ditetapkan akan timbul ketidak stabilan dalam apa yang dilampaui batasannya. Pada saatnya nanti perekonomian akan melewati masa emasnya sesuai yang telah dijanjikan, walaupun harus melewati berbagai fitnah cobaan keji. 1 Komentar SEPTEMBER 7, 2015
ISLAM BUKAN ARAB, ARAB BUKAN ISLAM Agama islam diwahyukan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim bin Ismail. Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka’bah. Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12 Rabi’ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh pamannya yaitu Abu Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Ia pernah menjadi penggembala kambing. Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim.pada usia 35 tahun, kota mekkah dilanda banjir, Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)” dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah, setelah turun wahyu al-quran surat al hijr ayat 94. Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah. Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam. Sejarah mencatat bahwa Islam tumbuh berkembang pertama kali di jazirah Arab. Sebagai agama rahmatan lil alamin Islam mudah diterima di berbagai belahan dunia. Salah satu jalur pintu masuknya Islam ke berbagai belahan melewati jalur perdagangan. Tak serta merta Islam itu yang berasal dari arab membawa serta budaya mereka. Sebaliknya Islam dapat diterima karena mampu beralkulturasi dengan adat istiadat budaya setempat. Jika tidak maka akan terjadi penolakan dimana-mana dan terjadi permusuhan bahkan pengusiran. Dari bukti fakta tersebut tampak Islam bukanlah Arab, Arab bukanlah Islam karena Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabinya sedangkan Arab berupa wilayah dengan adat dan budayanya. Pertanyaan muncul kenapa gaya berpakaian sebagian orang malah ke-arab-araban semisal memakai burqo’. Di Arab para lelaki jika melihat wanita karena makanan sehari-harinya berupa kurma, gandum, dan daging berdampak pada tingkah laku mereka yang dapat dikata liar suka melecehkan kaum wanita. Di nusantara dipersilakan untuk apa saja sesuai keyakinan tidak dipermasalahkan pemakaian burqo ini walaupun sebagian cibiran muncul karena tidak mengerti kebebasan berpendapat yang menjadi pedoman penduduk Nusantara. Disamping itu model pakaian bergantung pada iklim suatu wilayah dan kebiasaan-kebiasaan setempat, sopan di suatu daerah belum tentu sopan di daerah lainnya, Islam sendiri menggariskannya secara gambling model pakaian yang juga di sesuaikan dengan situasi kondisi lingkungan, menurut pendapat saya kondisi Nusantara yang lembab dan basah sangat tidak cocok mengambil cara berpakaian terlalu rapat tapi saya tidak akan mempermasalahkan itu hak masing-masing pribadi. Dari pakaian ini apakah model pakaian yang ke-arab-araban ini sudah pasti masuk Syurga yang dijanjikan Allah SWT? Jawaban nyata bahwa syurga diberikan semata-mata karena rahmat Allah SWT bukan karena pakaianmu. Belum lagi makanan, minuman, tragedy perbudakan dan budaya perang di timur tengah, bukan merupakan budaya yang seluruhnya dapat ditiru demi kelihatan ke-Islaman, demi titel ahli/pakar arab, ahli syurga versi arab dsb. Perlu kita gali lebih lanjut keilmuan tentang Islam itu sendiri sebagai agama rahmatan lil alamin dari mulai tingkat paling dasar harakat, ketauhidan, ketakwaan dan lainnya secara menyeluruh supaya tidak mem-vonis seseorang dengan sebutan-sebutan yang sebenarnya menggambarkan diri orang pencaci itu sendiri dibarengi dengan adat-budaya luhur warisan leluhur kita. Tinggalkan sebuah Komentar SEPTEMBER 4, 2015
Belajar Dari Mahapatih Gajah Mada dan Soekarno-Hatta PAST Sang mahapatih Gajah Mada hidup pada jaman kerajaan Majapahit kira-kira abad 14 M. Beliau memiliki cita-cita mulia ingin mepersatukan kerajaan di kepulauan Nusantara dibawah kepemimpinan Majapahit di Djawa Dwipa. Cita-cita tersebut bagi kerajaan lainnya dianggap sebagai bentuk arogansi maka tak jarang terjadi penaklukan dengan perlawanan terhadap bala prajurit Majapahit. Mahapatih Gajah Mada mengerti benar bahwa sangatlah rawan apabila Nusantara dengan beribu pulaunya tidak memiliki konsep-model suatu bangsa, sangatlah rapuh jika ada pennyerangan oleh bangsa lain di luar Nusantara. Hal yang tidak dimengerti oleh kebanyakan rakyat. Konsep dan model yang dideklarasikannya yakni Sumpah Palapa “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa”. Banyak kerajaan nusantara menganggap ini hanyalah suatu bentuk pemaksaan dan penjajahan atas tanah dan bumi mereka, anggapan mereka salah! Penderitaan, lebih parah cara yang sama dan lebih brutal lebih modern ditempuh oleh bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai walaupun akhirnya terlempar ke daerah timur tenggara Nusantara. Dominasi VOC perusahaan dagang asal Hindia Belanda menjadi penyebabnya. Kerajaan Britania Raya-pun tertarik untuk menaklukkan Nusantara diantaranya yang terkenal Sir Thomas Stamford Raffles. Tak dapat dipungkiri cara-cara penaklukan suatu wilayah masa itu memercikkan kebencian amarah perang dan penderitaan. 300 tahun penguasaan Nusantara oleh VOC menimbulkan banyak penderitaan bagi rakyat pribumi terlebih pihak kerajaan Belanda mengindikasikan korupsi dan tidak tranparannya keuangan VOC. Maka kendali dipindah tangankan ke pemerintah Hindia Belanda. Pada masa ini kaum pribumi dari kaum ningrat atau bangsawan dirangkul untuk juga bekerja di pemerintahan Hindia Belanda. Pada dasarnya pemerintah kala itu bertujuan penaklukan tanpa kekerasan karena biaya perang di masa VOC sangatlah besar. Diperbolehkannya anak ningrat bersekolah di sekolah pemerintah dan dibentuknya tentara pribumi KNIL bertujuan loyality atau kesetiaan secara de facto dan de jure. Sebenarnya tetap saja hasil bumi Nusantara dikeruk habis-habisan melewati putra-putra Nusantara ini tanpa disadari, mereka digaji dengan gaji pas-pasan. Dimasa mudanya kakek buyut saya umur belasan tahun juga ditugaskan ke Bengkulu disana disamping sebagai tentara KNIL juga untuk melindungi asset pemerintah Hindia Belanda. Pada akhirnya beliau tersadar bahwa meriam yang diarahkan itu untuk melukai orang pribumi. Maka beliapun memutuskan pulang dengan melarikan diri ke Jawa Tengah. Putra-putra Nusantara yang bekerja pada pemerintahan Hindia Belanda ibarat boneka hidup. Tadi membahas masalah politik dan militer sekarang kita tengok dari sisi ekonomi. Baik VOC maupun pemerintah Hindia Belanda bekerjasama dengan para tuan tanah membatasi area penanaman sehingga kesempatan kerja di sector pertanian rendah sedangkan harga pangan tinggi. Upah buruh pertanian sangatlah rendah dibanding dengan upah buruh pabrik gula. Artinya kemandirian pangan ditekan sedemikian rupa upaya. Hasil bumi dari para tuan tanah dibeli dengan harga tinggi disatu sisi mengakibatkan gap social yang tinggi pula. Untuk melemahkan eksistensi para tuan tanah baik masa VOC maupun pemerintahan Hindia Belanda, mereka berupaya dengan memasukkan kenikmatan sesaat sebagai bagian dari rasa syukur atas melimpahnya hasil bumi. Kenikmatan sesaat itu didapatkan dengan molimo yakni main/judi, medok/wanita, madat/narkoba, minum/arak, macak/foya-foya. Bagian yang terparah madat memakai narkoba jenis opium. Untuk dapat menempati area perkotaan etnis tionghoa diperbolehkan menjual opium untuk para tuan tanah dengan membayar upeti ke VOC maupun pemerintahan Hindia Belanda sangat besar. Mental orang pribumi benar-benar dihancurkan, baca “The Forgotten Gold” semuanya menderita. Ingat kesetiaan tinggi pada pemerintah dan mentalitas masyarakat rendah dua kunci untuk penaklukan tanpa kekerasan. Beberapa putra pribumi menolak dengan caranya masing-masing. Kekayaan kerajaan Nusantara diangkut secara besar-besaran ke negeri Belanda, harta karun Nusantara ini dinikmati oleh sebagian Negara, sedangkan sebagai penerus bangsa ini kita tidak tahu konspirasi dibaliknya. Kemenangan Nipon atas Rusia membangkitkan hegemoni kekaisaran Nipon. Kesetiaan dan mentalitas bukanlah suatu yang mudah dipegang. Ingat tentara KNIL buatan pemerintah Hindia Belanda lari tunggang langgang dari tentara Nipon dan putra-putra kaum bangsawan telah tercuci untuk mengabdi setia pada pemerintahan Hindia Belanda tidak mampu berbuat banyak menghadapi serbuan tentara Nipon. Penderitaan rakyat keseluruhan merana menderita 350 tahun sama menderitanya dengan 3,5 tahun pendudukan Nipon. Hal berbeda ditunjukan oleh putra-putra Nusantara yang menolak doktrin propaganda para penjajah salah satunya Soekarno. Di tangan para pegiat anti doktrin propaganda –isme inilah suatu bangsa yang dicita-citakan Mahapatih Gajah Mada terbentuk. Sebenarnya jika masalah kemapanan hidup bagi Soekarno adalah mudah sebab beliau adalah keturunan Keraton Kasunanan Solo yang oleh pemerintahan kolonial belanda diburu untuk dibunuh dan untuk menghilangkan jejak garis keturunan maka beliau diangkat oleh Raden Sukemi Sosrodihardjo menjadi anak kedua dari akhir, sebagai putera golongan ningrat atau bangsawan adalah mudah untuk menduduki jabatan-jabatan di pemerintahan kolonial. Walaupun demikian tak ada gading yang tak retak ketidaktahuan, kepentingan-kepentingan menjadi sumber bencana. Orang yang telah mati dicukupkan atasnya rizki sesuai takdirnya dan tak perlu diungkit benar salahnya. Modalnya apa? Tanpa disadari SDM berupa mimpi, cita-cita, hasrat, kehendak, kebebasan berpikir-bertindak, SDA yang melimpah tersedia untuk meng-kreasikan suatu konsep-model bangsa impian Mahapatih Gajah Mada. Impian dari kita untuk kita dikerjakan sesuai arah tujuan yang sama dalam kesatuan tindakan akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang besar, nasib kita saudara sebangsa kita tentukan dan capai bersama, bentuk geng Indonesia. Disaat Anda membaca artikel ini Anda tanpa disadari membuat diri Anda bagian dari bangsa besar ini.
(https://andrtux.files.wordpress.com/2015/09/gajah_mada.jpg) Mahapatih Gajah Mada
(https://andrtux.files.wordpress.com/2015/09/soekarno-hatta.jpg) Generasi Penerus Amukti Palapa FUTURE “Bangsa besar terlahir dari masyarakatnya yang memahami asal-muasal sejarah leluhurnya” dan “kuda tidak akan jatuh pada lobang yang sama”. Pertanyaannya apakah bangsa yang terlahir dengan nama Indonesia ini akan menuju bangsa besar? Jawaban yang lebih tepat, naïf namun tetap berpeluang. Tetap berpeluang asal paham dan diimplementasikan secara nyata dalam tiap sendi kehidupan, diharapkan tidak jatuh pada lobang yang sama. Motif penaklukan oleh bangsa Eropa berupa ekonomi, menjadi dasar kuat untuk mereka merubah nasib juga dikarenakan ketertarikan pada kemakmuran bangsa-bangsa Asia di kala itu. Rupanya tidak sekedar merubah nasib demi hasrat nafsu mereka mulai menumpuk harta benda yang bisa didapat dari daerah jajahannya, sejarah kuno penaklukan bangsa troya oleh yunani kuno menjadi bukti. Sampai sekarangpun masih dikenal dengan bangsa penumpuk harta. Ekonomi merupakan syarat utama suatu bangsa menjadi besar, ekonomi dunia saat ini dipegang oleh beberapa Negara dengan kekuatan ekonominya. Apakah Indonesia termasuk didalamnya? Ya Betul tapi bukan yang terbaik. Bagi seorang dokter dengan penghasilan Rp 10 juta per bulan tidak masalah jika harga pokok pangan sehari-hari Rp 10 ribu per-kg. Berbeda halnya dengan buruh cuci pakaian dengan penghasilan total keluarga Rp 700 ribu per bulannya. Ini masalah besar yang harus kita selesaikan. Tiap masalah yang dibicarakan bukan masalahnya akan tetapi solusinya. Bagaimana mengkreasikan bahan pokok standar yang mampu terbeli oleh keluarga buruh cuci dengan dua orang anaknya. Ingat bukan masalah tapi solusinya, orang kita seringkali berkutat dengan satu masalah berkepanjangan kebanyakan hanya omong kosong belaka. Masalah yang satu ini menimbulkan sub-sub masalah yang juga pelik untuk diselesaikan bahkan dilematis, seperti kesejahteraan petani, pedagang, retailer sampai di tangan konsumen, lihat di Sukses Tani Organik. Intinya tidak akan pernah ada kata seimbang namun yang terpenting dari hasil bumi sendiri untuk masyarakat Indonesia, terlebih kita mampu ekspor. Pengusaha tahu tempe digiring untuk menggunakan kedelai impor asal USA, mereka sangat suka menggunakan produk impor ini karena murah ukuran seragam. Pengembangan produk kedelai di sana dilakukan dalam area yang luas dalam satu wilayah sehingga pengelolaan, control hama, pasca panen mudah dilakukan, berbeda dengan kontur wilayah di Indonesia, akan tetapi sama halnya jika konsep pembudidayaanya sama seperti masa tanam padi. Lagi dan lagi produk sendiri seharusnya lebih diutamakan daripada produk luar. Rubahlah pola pikir Anda sekalian persatuan pengusaha tahu-tempe, petani yang kalian kucilkan itu sebenarnya mau asalkan Anda membeli di bawah harga International, mengapa Anda tidak bekerjasama dan bergotong royong dengan mereka untuk menyediakan kedelai berkualitas, buat perusahaan inti plasma dengan memberdayakan mereka, sehingga kepala Anda tidak benturkan tembok acapkali dollar USA naik. Pemerintah cukup sebagai fasilitator, regulator, dan akselerator tercapainya kesepakatan-kesepakatan di sector ini, tidak perlu ambil pusing untuk melakukan importasi. Sama halnya bagi para pengimpor daging sapi mengapa Anda tidak bekerjasama dengan peternak malah hanya membeli ternak sapi asal Australia. Semua bisa diatur semua pasti kaya jangan ada iri hati dan dengki. Kapas anda impor disodorkan ke orang Indonesia rubahlah pola pikir Anda beli kapas dari petani inti plasma anda dengan harga pantas. Minyak kelapa sawit oleh orang Eropa dianggap berbahaya. Mengapa ribut, anggap produk kita sehat dan bersih. Mereka itu hanya pendengki. Rubahlah pola pikir Anda dengan produk biodiesel yang murah dan terjangkau masyarakat keuntungan 50 sen jika 1 milyar liter berapa yang masuk ke rekening Anda. Dalam proses produksi cukup pada penyaringan pertama biodiesel dapat dibuat. Kita bukan bangsa penumpuk harta tetapi berpura-pura bangga sebagai bangsa Eropa, kembalilah, share-berbagilah. Belajar dari krisis ekonomi 98’ saat impor menjadi tulang punggung perekonomian maka mulai sekarang rubahlah ekspor sebaai tulang punggung perekonomian. Pangan dan sandang kunci awal ekonomi untuk menjadi bangsa besar. Rubah pola pikir, bekerjasama, bergotong-royong semua pasti bahagia. Maka dapat disimpulkan kunci untuk menjadi bangsa besar kooperatif dan gotong-royong. Sedangkan sendi-sendi lainnya ikuti konsep dan raw model seperti yang dicontohkan. Huh, ini semua hanya teori dalam kondisi ideal kita berencana berusaha pasti nasib membawa ke arah yang terbaik masing-masing. Setelah pangan sandang sudah cukup lainnya mengikuti dengan sendirinya. Ingat pola yang sama diterapkan oleh oknum baik dari luar dan dalam negeri seperti pada masa colonial dimana sudah pasti oknum tersebut mendapatkan keuntungan yang berlipat dari keringat bangsa Indonesia, namun di saat terjadi kelesuan ekonomi, keributan, huru-hara, oknum ini seakan kehilangan taringnya persis apa yang telah terjadi pada kaum pribumi baik dari kalangan ningrat maupun militer. Masa depan dunia akan mengalami gejolak yang sangat mengerikan dimana nantinya harus memegang dua kekuatan sekaligus yakni pangan dan militer. Jika tidak ada persiapan negeri yang telah diperjuangkan ini akan seperti Majapahit tinggal namanya, dan itu pasti, sudah sunnatullah. Bangsa ini dibuat pengkotakan di seluruh sendi-sendi kehidupan, disaat kekurangan sesuatu pada bagian tersebut teriak-teriak minta belas kasihan pemerintah, dilanjutkan oleh pemerintah dengan meninabobokkan masyarakat atau politik pencitraan importasi-pun dilakukan tanpa terbendung. Belajar dari USA “Apa Yang Bisa Anda Berikan Pada Negara Bukan Apa Yang Negara Berikan Untuk Anda” jadikan USA saingan sehat NKRI. Bangsa terlahir dari suatu perasaan senasib sepenanggungan dengan berdirinya Indonesia 70 tahun di 2015 ini. Akan tetapi sampai kapan negara ini berada, waktu akan menjawab. Salam hangat, Nusantara Tinggalkan sebuah Komentar SEPTEMBER 3, 2015
Kunci Kesuksesan Hidup Semua hal yang terjadi tanpa tedeng aling-aling kejahatan yang dibisikkan oleh syaitan yang terkutuk itu dikarenakan satu sebab yaitu tercabutnya ilmu dari muka bumi dan Allah SWT-pun telah berkehendak untuk mencabut seluruh ilmu dari muka bumi. Ilmu yang pertama kali dicabut adalah ilmu tentang hak waris. Kita melihat dengan gamblang cucu meminta waris neneknya sampai membunuhnya, atau seseorangmewariskan hartanya pada seekor orangutan kelinci, aneh memang atau juga pembagian waris yang serampangan menyebabkan ketidakadilan dalam pembagiannya. Ilmu Faraidh termasuk ilmu yang paling mulia tingkat bahayanya, paling tinggi kedudukannya, paling besar ganjarannya, oleh karena pentingnya, bahkan sampai Allah sendiri yang menentukan takarannya, Dia terangkan jatah harta warisan yang didapat oleh setiap ahli waris, dijabarkan kebanyakannya dalam beberapa ayat yang jelas, karena harta dan pembagiannya merupakan sumber ketamakan bagi manusia, sebagian besar dari harta warisan adalah untuk pria dan wanita, besar dan kecil, mereka yang lemah dan kuat, sehingga tidak terdapat padanya kesempatan untuk berpendapat atau berbicara dengan hawa nafsu. Oleh sebab itu Allah-lah yang langsung mengatur sendiri pembagian serta rincianya dalam Kitab-Nya, meratakannya diantara para ahli waris sesuai dengan keadilan serta maslahat yang Dia ketahui. I. Pentingnya Ilmu Faraidh 1. Ilmu faraidh adalah setengah dari ilmu yang primer (utama) untuk dipelajari. 2. Mempelajari ilmu Faraidh mengandung ratusan kebajikan. Al-Futuhiy: “..Mempelajari satu masalah dalam ilmu faraidh mempunyai ratusan kebajikan, sedangkan selainnya hanya sepuluh kebajikan…” 3. Allah Subhanahu wa Ta’ala secara langsung (tidak melalui Nabi & Rasul) menjelaskan ilmu Faraidh secara rinci kepada umat manusia (dalam Al-Qur`an). Ini seperti tercatat dalam salah satu sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Sesungguhnya Allah Subhanhu wa Ta’ala tidak mewakilkan pembagian harta waris kalian kepada seorang Nabi atau Rasul-Nya maupun raja yang luhur, tetapi Dia menguasakan penjelasannya sehingga membaginya dengan sejelas-jelasnya” Allah Subhanhu wa Ta’ala juga menjelaskan ilmu Faraidh sedemikian rinci, lengkap dengan rumus pembagian warisan, syarat-syarat ahli waris, dan sekurang-kurangnya ada 9 ayat yang menjelaskan masalah faraidh secara panjang lebar dan rinci dalam Al-Qur`an. 4. Ilmu Faraidh adalah ilmu yang pertama kali dicabut sebelum Kiamat tiba. 5. Penyebab munculnya dunia yang dipenuhi fitnah Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Pelajarilah ilmu faraidh serta ajarkanlah kepada orang-orang, karena aku adalah orang yang akan direnggut (mati), sedang ilmu itu angkat diangkat dan fitnah akan tampak, sehingga dua orang yang bertengkar tentang pembagian warisan, mereka berdua tidak menemukan seorangpun yang sanggup melerai mereka” (HR. Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Al-Hakim) 6. Penyebab munculnya dunia yang penuh kekacauan dan kerusakan. Penjelasan seorang shahabat Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yakni Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- bahwa urgensi menghidupkan ilmu Faraidh tercermin dalam firman Allah Subhanhu wa Ta’ala dalam suratAl-Anfaal: 73, “Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” Sabda Nabi SAW: • Nabi SAW. bersabda, “Ilmu itu ada tiga, selain yang tiga hanya bersifat tambahan (sekunder), yaitu ayat-ayat muhakkamah (yang jelas ketentuannya), sunnah Nabi SAW. yang dilaksanakan, dan ilmu faraid.” (HR Ibnu Majah : Abdullah bin Amr bin al-Ash ra.) • Nabi SAW. bersabda, “Pelajarilah ilmu faraid, karena ia termasuk bagian dari agamamu dan setengah dari ilmu. Ilmu ini adalah yang pertama kali akan dicabut dari umatku.” (HR Ibnu Majah, al-Hakim, dan Baihaqi) • Nabi SAW. bersabda, “Pelajarilah ilmu faraid serta ajarkanlah kepada orang lain, karena sesungguhnya, ilmu faraid setengahnya ilmu; ia akan dilupakan, dan ia ilmu pertama yang akan diangkat dari umatku.” (HR Ibnu Majah dan ad-Darquthni: Abu Hurairah r.a.) • Nabi SAW. bersabda, “Pelajarilah ilmu faraid serta ajarkanlah kepada orang-orang, karena aku adalah orang yang akan direnggut (wafat), sedang ilmu itu akan diangkat dan fitnah akan tampak, sehingga dua orang yang bertengkar tentang pembagian warisan, mereka berdua tidak menemukan seorang pun yang sanggup meleraikan (menyelesaikan perselisihan pembagian hak waris) mereka.” (HR Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Hakim: I bnu Mas’ud r.a.) Kejahatan itu terjadi oleh karena kita sendiri yang melakukannya atau orang lain yang melakukkannya. adanya dorongan syahwat dan mengedepankan logika ketimbang Nash Al Qur’an dan Hadist menjadi landasan utama dalam bertindak tentu akan timbul masalah yang akan membuat kepala manusia itu pusing bukan kepalang hati berdegup kencang, silakan buktikan sendiri. Di sinilah Tuan para budak hadir mempengaruhi sendi-sendi kehidupan. Bagi atheis sebenarnya mereka hanya memaksakan dirinya terjerembab atas keyakinannya tanpa dasar ilmu satu hal pasti mereka meyakini kematian dan kebanyakan mereka takut akan hal ini. Allah SWT lebih tahu kebutuhanmu daripada kamu makhluknya Dia Tuanmu dan kamu Budak-Nya, bagi Tuan lebih mengerti kebutuhan para budak. Sedangkan Tuan yang satu ini tidak meminta apapun dari budaknya sedikitpun selain pengabdian penghambaan dan mengingat-Nya setiap waktu. kota yang diberkahi bukannya kota dengan kemewahan extraordinary pendapatan perkepala manusianya tinggi. kota seperti itu hanya ilusi semata. para pejabat yang menjadikan kota itu makmur hanya dikenal dikalangannya saja. berbeda dengan para ahli ilmu baik dunia akhirat yang berlandaskan Nash Al Qur’an dan Al Hadist mereka hidup di dunia dengan diberkahi dan mati yang sebenarnya di sisi-Nya mereka hidup salah satu petikan Al Qur’an”… Jangan kamu Anggap mereka itu telah mati bahkan mereka hidup kekal”. para ahli ilmu akan dikenang oleh seluruh makhluk ciptaan-Nya dikenang dari masa ke masa sesudahnya dan pahala akan mengalir deras kepadanya. Bukan harta berapa banyak yang dicari penganut Allah SWt akan tetapi ketenangan jiwa hati pikiran keberkahan hidup. seorang manusia akan tenang menjalani hidup berarti terhindar dari bahaya kejahatan, fitnah, kemusyrikan dsb. Allah SWT telah memberikan kita panduan yang jelas bagiamana kita menghindari keburukan. sebagai budak-Nya kita seringkali memohon dan memohon pertolongan, kelancaran dalam urusan dunia. jika kita diposisi sebagai majikan juragan bos dsb anak buah kita setiap hari merontaronta untuk kebutuhan ini-itu apa yang akan kita lakukan tentu sebaliknya kita akan memaki mereka menolak dengan keras atau melakukan tindakan ekstrim dengan memukul dsb. berbanding terbalik jika kita meminta kepada Allah SWT permintaan tersebut akan ditabung sebagai karena Dia berjanji akan mengabulkannya atau segera akan diberikan permintaan hambaNya di dunia. sebagai budak ternyata lebih senang jika disegerakan apa yang diminta tentunya. jika semua disegerakan ditakutkan anda meminta hal-hal yang bukan-bukan setelahnya dan menjerumuskan kita orang sekeliling kita dalam kehancuran. ternyata Tuan kita lebih mengetahui kebutuhan kecukupan kita untuk tetap bertahan hidup di dunia dikarenakan Tuan kita ini lebih mengetahui kebutuhan kita walaupun tanpa meminta sekalipun, ketimbang kita meminta-minta lebih baik mengerjakan apa yang diperintah dan selalu mengingat kebaikan-kebaikan dan mengharap, cukup itu semua pasti beres semua pasti lancar. perbanyaklah untuk mengingat Tuan kita caranya: 1. kita sering melakukan dosa kecil-besar dengan sengaja atau tidak sengaja karena kurangnya ilmu maka untuk mengingat-Nya ucapkan permintaan Ampun “Astaghfirullah hal Adhzim”. Tuan ini akan menyelamatkanmu dari jurang penderitaan akibat kesalahan yang diperbuat dan mengampunimu setelahnya. 2. adanya niatan buruk dari orang disekitar diri kita Allah SWT tahu segalanya. orang itu ingin kita celaka atau ikut-ikut keburukannya mencaci maki kamu memfitnah kamu menghujat kamu memusuhimu menyembahnya (Al Masih Ad Dajjal) mengimingi kamu akan gemerlap dunia yang ia dapatkan dari memeras tenaga-pikiranmu. mana kita tahu bahwa ia bersekongkol menghancurkan kita detik demi detik hari demi hari, kita tidak memiliki ilmu tentang kedalaman hati dan akal orang itu. Tuhan ini Allah SWT memberi panduan supaya kejahatan makhluk lain tidak menimpamu ucapkan “Subhanallah” ingatlah ia setiap saat. 3. hidup anda tenang tidak bergelimang dosa dan kesalahan melakukan tugas dengan baik detik demi detik hari demi hari. sedikit kejahatan yang menghampirimu baik yang dilakukan oleh dirimu sendiri maupun orang lain terhadap dirimu. tentu Tuan ini senang akan memberimu Gift hadiah rizki anugrah berkah rahmat yang tidak disangka-sangka olehmu akan mendapatkannya. tentunya kita harus memujinya dengan namanya yang Agung, maka ucapkan “Allahu akbar” 4. Berdoa sesuai keinginan dan keperluan masing-masing, doa terbaik meminta kebaikan dunia akhirat, jika hamba berdoa meminta kesabaran maka Allah akan memberikan ujian yang besar dan berat sampai hamba lulus ujian dan dinyatakan orang penyabar, maka berhati-hatilah atas doa yang dipanjatkan karena semua itu bakal dikabulkan sekalipun orang itu tidak percaya terhadap Allah Azza wa Jalla. Insya Allah semua cobaan ujian yang kita hadapi di dunia dapat dihadapi dengan akal pikir hati jiwa yang jernih tanpa kita bersusah payah dengan nafsu syahwat dan logika yang tidak berkesudahan, ketenangan kelancaran hidup yang baik, Amin. Tinggalkan sebuah Komentar JANUARI 24, 2015
Ramalan Jangka Jayabaya Sebagai orang jawa saya sangat menghargai sejarah, akan tetapi dari peristiwa sejarah haruslah dipilah-pilih mana yang baik mana yang buruk ambil hikmah dibaliknya. Sebagaimana firman Alloh SWT “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.” (QS: Al Mulk: 5) Surah Al Jin (Jin) ayat 8-10, berikut. “Dan sesungguhnya kami (para Jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api; dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya); Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya); Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka” “Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan”. (QS Al Jin 72:1). Ramalan Jayabaya terlahir dari iblis, jin dan setan didalamnya tidak terkandung satupun makna yang mulia, buku ini berisi mantra sihir seperti harut-marut lakukan untuk menangkal sihir dari tukang sihir yang malah disalahgunakan oleh manusia sesudahnya dengan mempelajarinya untuk kepentingan sesat berupa kerusakan-kerusakan sosial di masyarakat. Supaya manusia terjerembab dalam fitnah kefasikan kebathilan, peperangan kemungkaran kebodohan penghianatan penipuan kemusyrikan kemunafikan dan sebagainya merupakan inti sari ramalan jayabaya maka kebaikan manakah yang anda dapatkan dari membaca buku ini? lebih baik membaca Al Qur’an dan Sunnah. Saya paparkan sebagai bentuk dakwah agar orang jawa/Indonesia pada umumnya tidak mengagung-agungkan buku sesat ini dan bersegera kembali ke jalan Alloh SWT. Dalam hadits rosululloh telah menjelaskan memang ada manusia dalam suatu komunitas besar melakukan perbuatan keji sesuai apa yang ditulis di ramalan jayabaya yakni zaman setelah Orang Islam dimatikan dengan semilir angin yang berhembus. Kebanyakan adalah orang Eropa pada masa itu Al Qur’an tidak ada yang mengingat sama sekali, perzinahan adalah ketakwaan akhlak yang terpuji, setelah itu kiamat kubro ditiupkan. Akan tetapi tidak terjadi di zaman dimana suara adzan masih dikumandangkan, Al Qur’an masih dipelajari diamalkan saat itu kejahatan pastilah hancur. Ada sebagian melakukan kejahatan-keburukan dan ramalan jayabaya sebagai sugesti diri untuk melakukan tindakan tercela, pada kenyataannya saat ini tidak semassive yang diramalkan. Penjelasan yang faktual kunjungi Sumbernya : Harut dan Marut, Dua Malaikat Yang Mengajarkan Ilmu Sihir di Babilonia Kuno | www.islamperspektif.blogspot.com (http://islamperspektif.blogspot.com/2012/09/harut-dan-marut-dua-malaikat-yang-mengajarkan-ilmu-sihir-babilonia.html#ixzz3Pyrhq0ib) . Harap Para Sobat Yang Mencopy Paste Artikel Ini Untuk Mencantumkan Sumbernya. Semoga Bermanfaat. Read more at prespektif islam (http://islamperspektif.blogspot.com/2012/09/harut-dan-marut-dua-malaikat-yangmengajarkan-ilmu-sihir-babilonia.html#4XgSUq9k2l5htQtO.99) Ramalan terpasti hanya satu kiamat besar dan hari akhir, dimana alam dunia dan alam kubur (barzah) musnah, setiap makhluk kembali menempati satu alam yakni alam akhir di syurga maupun neraka tinggal pilih. Dalam membahas inipun kami tidak lepas dari salah dan khilaf, kebenaran-kebaikan hakiki hanya milik Alloh Azza wa Jala. Sedangkan cara mengukur kebaikan antara muslim dan non mslim, dimana muslim mengukur kebaikan di dasarkan pada al Qur’an dan Al Hadits, sedangkan orang non muslim mengukur kebaikan didasarkan pada kepentingan/syahwat mereka.
Mantra (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Om.svg) Mantra Aum (http://id.wikipedia.org/wiki/Aum) atau Om (http://id.wikipedia.org/wiki/Om) dalam aksara Dewanagari (http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Dewanagari). Mantra adalah bunyi (http://id.wikipedia.org/wiki/Bunyi), suku kata (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_kata), kata (http://id.wikipedia.org/wiki/Kata), atau sekumpulan kata-kata (http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat) yang dianggap mampu “menciptakan perubahan” (misalnya perubahan spiritual (http://id.wikipedia.org/wiki/Spiritual)).[1] (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_note-1) Jenis dan kegunaan mantra berbeda-beda tergantung mahzab (http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Mahzab&action=edit&redlink=1) dan filsafat (http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat) yang terkait dengan mantra tersebut.
Mantra (Dewanagari (http://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Dewanagari): ; IAST (http://id.wikipedia.org/wiki/IAST): mantra) berasal dari tradisi Weda (http://id.wikipedia.org/wiki/Weda) di India (http://id.wikipedia.org/wiki/India), kemudian menjadi bagian penting dalam tradisi Hindu (http://id.wikipedia.org/wiki/Hinduisme) dan praktik sehari-hari dalam agama Buddha (http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Buddha), Sikhisme (http://id.wikipedia.org/wiki/Sikhisme) dan Jainisme (http://id.wikipedia.org/wiki/Jainisme). Penggunaan mantra sekarang tersebar melalui berbagai gerakan spiritual yang berdasarkan (atau cabang dari) berbagai praktik dalam tradisi dan agama ketimuran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mantra diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain. [2] (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_note-2) Khanna (2003: hal. 21) menyatakan hubungan mantra dan yantra (http://id.wikipedia.org/wiki/Yantra) dengan manifestasi mental energi sebagai berikut: Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan ‘perwujudan pikiran’ yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara.[3] (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_note-3) Mantra juga dikenal masyarakat indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu (maksud baik maupun maksud kurang baik). Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah menggunakan bahasa daerah masing-masing. Mantra di dalam bahasa Minangkabau (http://id.wikipedia.org/wiki/Minangkabau) disebut juga sebagai manto, jampi-jampi, sapo-sapo, kato pusako, kato, katubah,atau capak baruak. Sampai saat ini mantera masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama (kepercayaan animisme dan dinamisme)[4] (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_note-4), Melayu, bahasa Arab (pengaruh Islam) dan bahasa Sanskerta (pengaruh Hindu Budha).[butuh rujukan (http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisan)]
Mantra dalam kebudayaan masyarakat Sebagian masyarakat tradisional khususnya di nusantara biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang ber rima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri.
Catatan kaki 1. ^ (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_ref-1) Feuerstein, G. The Deeper Dimension of Yoga. Shambala Publications, Boston, MA. 2003. 2. ^ (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_ref-2) http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php) kamus bahasa indonesia 3. ^ (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_ref-3) Khanna, Madhu (2003). Yantra: The Tantric Symbol of Cosmic Unity. Inner Traditions. ISBN 0-89281-132-3 (http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Sumber_buku/0892811323) & ISBN 978-0-89281-132-8 (http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Sumber_buku/9780892811328). p.21 4. ^ (http://id.wikipedia.org/wiki/Mantra#cite_ref-4) Djamaris E. Pengantar sastra rakyat Minangkabau. Ed-1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia; 2001
Ramalan Jayabaya (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Untuk kegunaan lain dari Jayabaya, lihat Jayabaya (disambiguasi) (http://id.wikipedia.org/wiki/Jayabaya_%28disambiguasi%29). Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.[tampilkan] Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan) dalam tradisi Jawa (http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa) yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya (http://id.wikipedia.org/wiki/Jayabaya), raja Kerajaan Kediri (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kediri). Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yang dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga (http://id.wikipedia.org/wiki/Pujangga). Asal usul utama serat ramalan Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musasar&action=edit&redlink=1) yang digubah oleh Sunan Giri Prapen (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sunan_Giri_Prapen&action=edit&redlink=1). Sekalipun banyak keraguan keasliannya, tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yang menuliskan bahwa Jayabaya yang membuat ramalan-ramalan tersebut. “
Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.
”
Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga (http://id.wikipedia.org/wiki/Pujangga) yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mpu_Sedah&action=edit&redlink=1) dan Mpu Panuluh (http://id.wikipedia.org/wiki/Mpu_Panuluh), sama sekali tidak menyebut bahwa bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis dalam kitab-kitab mereka yang berjudul Kakawin Bharatayuddha (http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Bharatayuddha), Kakawin Hariwangsa (http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Hariwangsa), dan Kakawin Gatotkacasraya (http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Kakawin_Gatotkacasraya&action=edit&redlink=1). Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa (http://id.wikipedia.org/wiki/Korawa) dan Pandawa (http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa) yang disebut peperangan Bharatayuddha, sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna (http://id.wikipedia.org/wiki/Kresna) ingin menikah denganRukmini (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dewi_Rukmini&action=edit&redlink=1) dari negeri Kundina (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kundina&action=edit&redlink=1), putri prabu Bismaka (http://id.wikipedia.org/w/index.php? title=Bismaka&action=edit&redlink=1). Rukmini adalah titisan Dewi Sri (http://id.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sri).[1] (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#cite_note-1)
Daftar isi 1 Asal usul (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Asal_usul) 2 Analisis (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Analisis) 3 Kitab Musasar Jayabaya (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Kitab_Musasar_Jayabaya) 3.1 Asmarandana (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Asmarandana) 3.2 Sinom (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Sinom) 4 Isi ramalan (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Isi_ramalan) 5 Bait Terakhir Ramalan Jayabaya (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Bait_Terakhir_Ramalan_Jayabaya) 6 Referensi (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Referensi) 7 Pranala luar (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#Pranala_luar)
Asal usul Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri (http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Giri) Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka (http://id.wikipedia.org/wiki/Saka) 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton (http://id.wikipedia.org/wiki/Pararaton) tentang sejarah Majapahit (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Majapahit) dan Singosari (http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singosari) yang ditulis di pulau Bali (http://id.wikipedia.org/wiki/Bali) 1535 Saka atau 1613 M. Jadi penulisan sumber ini sudah sejak zamannya Sultan Agung (http://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Agung) dari Mataram (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mataram) bertahta (1613-1645 M).
Kitab Jangka Jayabaya pertama dan dipandang asli, adalah dari buah karya Pangeran Wijil I (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pangeran_Wijil_I&action=edit&redlink=1) dari Kadilangu (http://id.wikipedia.org/wiki/Kadilangu) (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sang Pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas. Mempunyai hak merdeka, yang artinya punya kekuasaan wilayah “Perdikan” yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak. Memang beliau keturunan Sunan Kalijaga (http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga), sehingga logis bila beliau dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya Sang Brawijaya (http://id.wikipedia.org/wiki/Brawijaya) terakhir (ke-5) mengikuti agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke-V dan Penasehat Sang Baginda benama Sabda Palon dan Nayagenggong. Disamping itu beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Pujangga Keraton Kartasura tatkala zamannya Sri Paku Buwana II (1727-1749). Hasil karya sang Pangeran ini berupa buku-buku misalnya, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Raja Kapa-kapa, Sejarah Empu, dll. Tatkala Sri Paku Buwana I naik tahta (1704-1719) yang penobatannya di Semarang (http://id.wikipedia.org/wiki/Semarang), Gubernur (http://id.wikipedia.org/wiki/Gubernur) Jenderalnya benama van Outhoorn yang memerintah pada tahun 1691-1704. Kemudian diganti G.G van Hoorn (1705-1706), Pangerannya Sang Pujangga yang pada waktu masih muda. Didatangkan pula di Semarang sebagai Penghulu yang memberi Restu untuk kejayaan Keraton pada tahun 1629 Jawa = 1705 M, yang disaksikan GG. Van Hoorn. Ketika keraton Kartasura akan dipindahkan ke desa Sala, sang Pujangga diminta pandapatnya oleh Sri Paku Buwana II. Ia kemudian diserahi tugas dan kewajiban sebagai peneliti untuk menyelidiki keadaan tanah di desa Sala, yang terpilih untuk mendirikan keraton yang akan didirikan tahun 1669 Jawa (1744 M). Sang Pujangga wafat pada hari Senin Pon, 7 Maulud Tahun Be Jam’iah 1672 Jawa 1747 M, yang pada zamannya Sri Paku Buwono 11 di Surakarta. Kedudukannya sebagai Pangeran Merdeka diganti oleh putranya sendiri yakni Pangeran Soemekar, lalu berganti nama Pangeran Wijil II di Kadilangu (Pangeran Kadilangu III), sedangkan kedudukannya sebagai pujangga keraton Surakarta diganti oleh Ngabehi Yasadipura I, pada hari Kemis Legi,10 Maulud Tahun Be 1672 Jawa = 1747 M.
Analisis Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut “Kitab Asrar” Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut. Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu. Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak zaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Islam pertama di Jawa yang disebut sebagai ”Giri Kedaton”. Giri Kedaton ini nampaknya Merupakan zaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat ”Hakikat” dan diteruskan juga sampai zaman Sunan Giri ke-3. Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram; Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah. Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H). Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai “Ratu Bobodo”) ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup. Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya. Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dizaman jauh sesudah Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin) sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/ Batavia oleh Sultan Agung (http://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Agung)). Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain, yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka = 1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan “Jangka Jayabaya” dengan ini yang dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad. Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di kemudian hari. Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai zaman keemasan itu, jelas bersumber semangat dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama “Republik Indonesia”. Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng., cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I. Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini. Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah & Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni Kitab Musarar. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini.
Kitab Musasar Jayabaya Asmarandana 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10.
11. 12. 13. 14. 15. 16.
17. 18. 19. 20. 21.
Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani. Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung, pasukannya raja-raja. Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah dewasa dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya. Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang Prabu akan mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan Maolana. Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut sebaik-baiknya. Sebab tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa pantas dihormati. Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: “Sang Prabu Jayabaya, perkenankan saya memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar. Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan diganti oleh orang lain”. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Karena beliau telah mengerti kehendak Dewata. Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab Musarar sudah diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali. Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah, Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada Maolana masih cucu Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis tersebut. Kelak menjadi punden Tanah Jawa. Raja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu bulan Sang Prabu memanggil putranya. Setelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah datang lalu naik ke gunung. Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu.. Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena Sang Prabu menerima sasmita gaib. Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah lama. Bertemu dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki terjadi. Tergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang endang yang membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan lengkap delapan dengarn endangnya. Jadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu bungkus, darah sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan kembang mojar satu bungkus. Kedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah : “Inilah hidangan kami untuk sang Prabu”. Sang Prabu waspada kemudian menarik senjata kerisnya. Ki Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian dimasukkan lagi. Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja putra kecewa melihat perbuatan ayahnya. Sang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di kedaton Sang Prabu berbicara dengan putranya. Heh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.
Sinom
1. Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab Musarar. Sama seperti saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja di P. Jawa. Toh saya sudah diberitahu bahwa saya tinggal 3 kali lagi. 2. Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada zaman lagi bukan perbuatan saya. Sudah dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi. Diberi lambang zaman Catur semune segara asat. 3. Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu masih kekuasaan saya. Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan keburukan. 4. Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada zaman lagi yang bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan saudara-saudara ditempat yang rahasia. 5. Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui oleh anak cucu bahwa akan ada zaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa. 6. Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara Pajajaran. Negara tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah seratus tahun kemudian musnah. 7. Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab saya mendapat hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti zaman di Majapahit dengan rajanya Prabu Brawijaya. 8. Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati, lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu dari hidangan ki Ajar. 9. Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul. Kemudian berganti zaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya. 10. Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga Melati oleh ki Ajar. 11. Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah. Kemudian berganti zaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah. 12. Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar. Kemudian berganti zaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma. 13. Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu yang adil. 14. Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune lintang sinipat. 15. Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung. Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Kemudian ada nakhoda yang datang berdagang. 16. Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. zaman sudah berganti meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di Pajang. 17. Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian berganti raja yang bergelar: semune kenya musoni. Tidak lama kemudian berganti. 18. Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi(Raja yang penuh inisiatif dalam segala hal, namun memiliki kelemahan suka wanita) kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki (Raja yang disegani/ditakuti, namun nista.) Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan. 19. Waktu itu pajaknya rakyat adalah Uang anggris dan uwang. Sebab saya diberi hidangan darah sepitrah. Kemudian negara geger. Tanah tidak berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat celaka. Bermacam-macam bencana yang tidak dapat ditolak. 20. Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti zaman Kutila. Rajanya Kara Murka(Raja-raja yang saling balas dendam.). Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram(Dua kekuatan pimpinan yang saling jegal ingin menjatuhkan). 21. Nakhoda(Orang asing)ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (Orang arif dan bijak) tidak ada. Rakyat sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu , randa loro nututi pijer tetukar(( Ratu yang selalu diikuti/diintai dua saudara wanita tua untuk menggantikannya). 22. Tidak berkesempatan menghias diri(Raja yang tidak sempat mengatur negara sebab adanya masalah-masalah yang merepotkan ), sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut. 23. Pajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak membuat kenyang. Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi Orang besar hatinya jail. Makin hari makin bertambah kesengsaraan negara. 24. Hukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti. Keadilan tidak ada. Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap benar. Setan menyamar sebagai wahyu. Banyak orang melupakan Tuhan dan orang tua. 25. Wanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang seorang oleh ki Ajar. Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda negara pecah. 26. Banyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan gerhana. Nyawa tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara Murka Kutila musnah. 27. Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang(Raja berhati putih namun masih tersembunyi). Lahir di bumi Mekah(Orang Islam yang sangat bertauhid). Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan. 28. Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa(Orang Islam yang sangat menghormati leluhurnya dan menyatu dengan ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa)). Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia. 29. Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali.
Isi ramalan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81.
82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 00. 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.
68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 00. 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran — Kelak jika sudah ada kereta (http://id.wikipedia.org/wiki/Kereta) tanpa kuda (http://id.wikipedia.org/wiki/Kuda). Tanah Jawa kalungan wesi — Pulau Jawa (http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawa) berkalung besi (http://id.wikipedia.org/wiki/Besi). Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang — Perahu (http://id.wikipedia.org/wiki/Perahu) berjalan di angkasa (http://id.wikipedia.org/wiki/Angkasa). Kali ilang kedhunge — Sungai (http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai) kehilangan mata air (http://id.wikipedia.org/wiki/Mata_air). Pasar ilang kumandhang — Pasar (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar) kehilangan suara (http://id.wikipedia.org/wiki/Suara). Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak — Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat. Bumi saya suwe saya mengkeret — Bumi (http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi) semakin lama semakin mengerut. Sekilan bumi dipajeki — Sejengkal tanah (http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah) dikenai pajak (http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak). Jaran doyan mangan sambel — Kuda suka makan sambal (http://id.wikipedia.org/wiki/Sambal). Wong wadon nganggo pakeyan lanang — Orang perempuan (http://id.wikipedia.org/wiki/Perempuan) berpakaian lelaki (http://id.wikipedia.org/wiki/Lelaki). Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman— Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik Akeh janji ora ditetepi — Banyak janji tidak ditepati. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe— Banyak orang berani melanggar sumpah (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sumpah&action=edit&redlink=1) sendiri. Manungsa padha seneng nyalah— Orang-orang saling lempar kesalahan. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi— Tak peduli akan hukum Hyang Widhi (http://id.wikipedia.org/wiki/Hyang_Widhi). Barang jahat diangkat-angkat— Yang jahat dijunjung-junjung. Barang suci dibenci— Yang suci (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suci&action=edit&redlink=1) (justru) dibenci. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit— Banyak orang hanya mementingkan uang (http://id.wikipedia.org/wiki/Uang). Lali kamanungsan— Lupa jati kemanusiaan. Lali kabecikan— Lupa hikmah kebaikan. Lali sanak lali kadang— Lupa sanak lupa saudara. Akeh bapa lali anak— Banyak ayah lupa anak. Akeh anak wani nglawan ibu— Banyak anak berani melawan ibu. Nantang bapa— Menantang ayah. Sedulur padha cidra— Saudara dan saudara saling khianat. Kulawarga padha curiga— Keluarga saling curiga. Kanca dadi mungsuh — Kawan menjadi lawan. Akeh manungsa lali asale — Banyak orang lupa asal usul. Ukuman Ratu ora adil — Hukuman Raja (http://id.wikipedia.org/wiki/Raja) tidak adil Akeh pangkat sing jahat lan ganjil— Banyak pejabat jahat dan ganjil Akeh kelakuan sing ganjil — Banyak ulah-tabiat ganjil Wong apik-apik padha kapencil — Orang yang baik justru tersisih. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin — Banyak orang kerja halal (http://id.wikipedia.org/wiki/Halal) justru merasa malu. Luwih utama ngapusi — Lebih mengutamakan menipu. Wegah nyambut gawe — Malas (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Malas&action=edit&redlink=1) untuk bekerja. Kepingin urip mewah — Inginnya hidup mewah. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka — Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka. Wong bener thenger-thenger — Orang (yang) benar termangu-mangu. Wong salah bungah — Orang (yang) salah gembira ria. Wong apik ditampik-tampik— Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong). Wong jahat munggah pangkat— Orang (yang) jahat naik pangkat (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pangkat&action=edit&redlink=1). Wong agung kasinggung— Orang (yang) mulia dilecehkan Wong ala kapuja— Orang (yang) jahat dipuji-puji. Wong wadon ilang kawirangane— perempuan hilang malu. Wong lanang ilang kaprawirane— Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan. Akeh wong lanang ora duwe bojo— Banyak laki-laki tak mau beristri. Akeh wong wadon ora setya marang bojone— Banyak perempuan ingkar pada suami (http://id.wikipedia.org/wiki/Suami). Akeh ibu padha ngedol anake— Banyak ibu menjual anak. Akeh wong wadon ngedol awake— Banyak perempuan menjual diri. Akeh wong ijol bebojo— Banyak orang gonta-ganti pasangan. Wong wadon nunggang jaran— Perempuan menunggang kuda. Wong lanang linggih plangki— Laki-laki naik tandu (http://id.wikipedia.org/wiki/Tandu). Randha seuang loro— Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen). Prawan seaga lima— Lima perawan lima picis. Dhudha pincang laku sembilan uang— Duda pincang laku sembilan uang. Akeh wong ngedol ngelmu— Banyak orang berdagang ilmu (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu). Akeh wong ngaku-aku— Banyak orang mengaku diri. Njabane putih njerone dhadhu— Di luar putih (http://id.wikipedia.org/wiki/Putih) di dalam jingga (http://id.wikipedia.org/wiki/Jingga). Ngakune suci, nanging sucine palsu— Mengaku suci, tapi palsu belaka. Akeh bujuk akeh lojo— Banyak tipu banyak muslihat. Akeh udan salah mangsa— Banyak hujan (http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan) salah musim (http://id.wikipedia.org/wiki/Musim). Akeh prawan tuwa— Banyak perawan (http://id.wikipedia.org/wiki/Perawan) tua. Akeh randha nglairake anak— Banyak janda (http://id.wikipedia.org/wiki/Janda) melahirkan bayi. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne— Banyak anak lahir mencari bapaknya. Agama akeh sing nantang— Agama (http://id.wikipedia.org/wiki/Agama) banyak ditentang. Prikamanungsan saya ilang— Perikemanusiaan semakin hilang. Omah suci dibenci— Rumah (http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah) suci dijauhi. Omah ala saya dipuja— Rumah maksiat (http://id.wikipedia.org/wiki/Maksiat) makin dipuja. Wong wadon lacur ing ngendi-endi— Perempuan lacur dimana-mana. Akeh laknat— Banyak kutukan (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kutukan&action=edit&redlink=1) Akeh pengkianat— Banyak pengkhianat (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengkhianat&action=edit&redlink=1). Anak mangan bapak—Anak makan bapak. Sedulur mangan sedulur—Saudara makan saudara. Kanca dadi mungsuh—Kawan menjadi lawan. Guru disatru—Guru (http://id.wikipedia.org/wiki/Guru) dimusuhi. Tangga padha curiga—Tetangga saling curiga. Kana-kene saya angkara murka — Angkara murka (http://id.wikipedia.org/wiki/Angkara_murka) semakin menjadi-jadi. Sing weruh kebubuhan—Barangsiapa tahu terkena beban. Sing ora weruh ketutuh—Sedang yang tak tahu disalahkan. Besuk yen ana peperangan—Kelak jika terjadi perang (http://id.wikipedia.org/wiki/Perang). Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor—Datang dari timur (http://id.wikipedia.org/wiki/Timur), barat (http://id.wikipedia.org/wiki/Barat), selatan (http://id.wikipedia.org/wiki/Selatan), dan utara (http://id.wikipedia.org/wiki/Utara). Akeh wong becik saya sengsara— Banyak orang baik makin sengsara. Wong jahat saya seneng— Sedang yang jahat makin bahagia. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul— Ketika itu burung gagak dibilang bangau. Wong salah dianggep bener—Orang salah dipandang benar. Pengkhianat nikmat—Pengkhianat (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengkhianat&action=edit&redlink=1) nikmat. Durjana saya sempurna— Durjana (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Durjana&action=edit&redlink=1) semakin sempurna. Wong jahat munggah pangkat— Orang jahat naik pangkat. Wong lugu kebelenggu— Orang yang lugu dibelenggu. Wong mulya dikunjara— Orang yang mulia dipenjara. Sing curang garang— Yang curang berkuasa. Sing jujur kojur— Yang jujur sengsara. Pedagang akeh sing keplarang— Pedagang (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dagang&action=edit&redlink=1) banyak yang tenggelam. Wong main akeh sing ndadi—Penjudi (http://id.wikipedia.org/wiki/Judi) banyak merajalela. Akeh barang haram—Banyak barang haram. Akeh anak haram—Banyak anak haram. Wong wadon nglamar wong lanang—Perempuan melamar laki-laki. Wong lanang ngasorake drajate dhewe—Laki-laki memperhina derajat sendiri. Akeh barang-barang mlebu luang—Banyak barang terbuang-buang. Akeh wong kaliren lan wuda—Banyak orang lapar dan telanjang. Wong tuku ngglenik sing dodol—Pembeli membujuk penjual. Sing dodol akal okol—Si penjual bermain siasat. Wong golek pangan kaya gabah diinteri—Mencari rizki ibarat gabah (http://id.wikipedia.org/wiki/Gabah) ditampi. Sing kebat kliwat—Yang tangkas lepas. Sing telah sambat—Yang terlanjur menggerutu. Sing gedhe kesasar—Yang besar tersasar. Sing cilik kepleset—Yang kecil terpeleset. Sing anggak ketunggak—Yang congkak terbentur. Sing wedi mati—Yang takut mati. Sing nekat mbrekat—Yang nekat mendapat berkat. Sing jerih ketindhih—Yang hati kecil tertindih Sing ngawur makmur—Yang ngawur makmur Sing ngati-ati ngrintih—Yang berhati-hati merintih. Sing ngedan keduman—Yang main gila menerima bagian. Sing waras nggagas—Yang sehat pikiran berpikir. Wong tani ditaleni—Orang (yang) bertani diikat. Wong dora ura-ura—Orang (yang) bohong berdendang. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane—Raja ingkar janji, hilang wibawanya. Bupati dadi rakyat—Pegawai tinggi menjadi rakyat. Wong cilik dadi priyayi—Rakyat kecil jadi priyayi. Sing mendele dadi gedhe—Yang curang jadi besar. Sing jujur kojur—Yang jujur celaka. Akeh omah ing ndhuwur jaran—Banyak rumah di punggung kuda. Wong mangan wong—Orang makan sesamanya. Anak lali bapak—Anak lupa bapa. Wong tuwa lali tuwane—Orang tua lupa ketuaan mereka. Pedagang adol barang saya laris—Jualan pedagang semakin laris. Bandhane saya ludhes—Namun harta mereka makin habis. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan—Banyak orang mati lapar di samping makanan. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara—Banyak orang berharta tapi hidup sengsara. Sing edan bisa dandan—Yang gila bisa bersolek. Sing bengkong bisa nggalang gedhong—Si bengkok membangun mahligai. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil—Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih. Ana peperangan ing njero—Terjadi perang di dalam. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham—Terjadi karena para pembesar banyak salah faham. Durjana saya ngambra-ambra—Kejahatan makin merajalela. Penjahat saya tambah—Penjahat makin banyak. Wong apik saya sengsara—Yang baik makin sengsara. Akeh wong mati jalaran saka peperangan—Banyak orang mati karena perang. Kebingungan lan kobongan—Karena bingung dan kebakaran. Wong bener saya thenger-thenger—Si benar makin tertegun. Wong salah saya bungah-bungah—Si salah makin sorak sorai. Akeh bandha musna ora karuan lungane—Banyak harta hilang entah ke mana Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe—Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram—Banyak barang haram, banyak anak haram. Bejane sing lali, bejane sing eling—Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar. Nanging sauntung-untunge sing lali—Tapi betapapun beruntung si lupa. Isih untung sing waspada—Masih lebih beruntung si waspada. Angkara murka saya ndadi—Angkara murka semakin menjadi. Kana-kene saya bingung—Di sana-sini makin bingung. Pedagang akeh alangane—Pedagang banyak rintangan. Akeh buruh nantang juragan—Banyak buruh melawan majikan. Juragan dadi umpan—Majikan menjadi umpan. Sing suwarane seru oleh pengaruh—Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh. Wong pinter diingar-ingar—Si pandai direcoki. Wong ala diuja—Si jahat dimanjakan. Wong ngerti mangan ati—Orang yang mengerti makan hati. Bandha dadi memala—Hartabenda menjadi penyakit Pangkat dadi pemikat—Pangkat menjadi pemukau. Sing sawenang-wenang rumangsa menang — Yang sewenang-wenang merasa menang Sing ngalah rumangsa kabeh salah—Yang mengalah merasa serba salah. Ana Bupati saka wong sing asor imane—Ada raja berasal orang beriman rendah. Patihe kepala judhi—Maha menterinya benggol judi. Wong sing atine suci dibenci—Yang berhati suci dibenci. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat—Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa. Pemerasan saya ndadra—Pemerasan merajalela. Maling lungguh wetenge mblenduk — Pencuri (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Curi&action=edit&redlink=1) duduk berperut gendut (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gendut&action=edit&redlink=1). Pitik angrem saduwure pikulan—Ayam (http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam) mengeram di atas pikulan. Maling wani nantang sing duwe omah—Pencuri menantang si empunya rumah. Begal pada ndhugal—Penyamun semakin kurang ajar. Rampok padha keplok-keplok—Perampok (http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rampok&action=edit&redlink=1) semua bersorak-sorai. Wong momong mitenah sing diemong—Si pengasuh memfitnah yang diasuh Wong jaga nyolong sing dijaga—Si penjaga mencuri yang dijaga. Wong njamin njaluk dijamin—Si penjamin minta dijamin. Akeh wong mendem donga—Banyak orang mabuk (http://id.wikipedia.org/wiki/Mabuk) doa (http://id.wikipedia.org/wiki/Doa). Kana-kene rebutan unggul—Di mana-mana berebut menang. Angkara murka ngombro-ombro—Angkara murka menjadi-jadi. Agama ditantang—Agama ditantang. Akeh wong angkara murka—Banyak orang angkara murka. Nggedhekake duraka—Membesar-besarkan durhaka. Ukum agama dilanggar—Hukum agama dilanggar. Prikamanungsan di-iles-iles—Perikemanusiaan diinjak-injak. Kasusilan ditinggal—Tata susila diabaikan. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi—Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi. Wong cilik akeh sing kepencil—Rakyat kecil banyak tersingkir. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil—Karena menjadi kurban si jahat si laknat. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit—Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit. Lan duwe prajurit—Dan punya prajurit. Negarane ambane saprawolon—Lebar negeri seperdelapan dunia. Tukang mangan suap saya ndadra—Pemakan suap semakin merajalela. Wong jahat ditampa—Orang jahat diterima. Wong suci dibenci—Orang suci dibenci. Timah dianggep perak—Timah (http://id.wikipedia.org/wiki/Timah) dianggap perak (http://id.wikipedia.org/wiki/Perak). Emas diarani tembaga—Emas (http://id.wikipedia.org/wiki/Emas) dibilang tembaga (http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga) Dandang dikandakake kuntul—Gagak (http://id.wikipedia.org/wiki/Gagak) disebut bangau (http://id.wikipedia.org/wiki/Bangau). Wong dosa sentosa—Orang berdosa sentosa. Wong cilik disalahake—Rakyat jelata dipersalahkan. Wong nganggur kesungkur—Si penganggur tersungkur. Wong sregep krungkep—Si tekun terjerembab. Wong nyengit kesengit—Orang busuk hati dibenci. Buruh mangluh—Buruh (http://id.wikipedia.org/wiki/Buruh) menangis. Wong sugih krasa wedi—Orang kaya ketakutan. Wong wedi dadi priyayi—Orang takut jadi priyayi. Senenge wong jahat—Berbahagialah si jahat. Susahe wong cilik—Bersusahlah rakyat kecil. Akeh wong dakwa dinakwa—Banyak orang saling tuduh. Tindake manungsa saya kuciwa—Ulah manusia semakin tercela. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi—Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai. Wong Jawa kari separo—Orang Jawa tinggal setengah. Landa-Cina kari sejodho — Belanda (http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda)–Cina (http://id.wikipedia.org/wiki/Cina) tinggal sepasang. Akeh wong ijir, akeh wong cethil—Banyak orang kikir, banyak orang bakhil. Sing eman ora keduman—Si hemat tidak mendapat bagian. Sing keduman ora eman—Yang mendapat bagian tidak berhemat. Akeh wong mbambung—Banyak orang berulah dungu. Akeh wong limbung—Banyak orang limbung. Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka—Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
Bait Terakhir Ramalan Jayabaya 140. polahe wong Jawa kaya gabah diinteri endi sing bener endi sing sejati para tapa padha ora wani padha wedi ngajarake piwulang adi salah-salah anemani pati 141. banjir bandang ana ngendi-endi gunung njeblug tan anjarwani, tan angimpeni gehtinge kepathi-pati marang pandhita kang oleh pati geni marga wedi kapiyak wadine sapa sira sing sayekti 142. pancen wolak-waliking jaman amenangi jaman edan ora edan ora kumanan sing waras padha nggagas wong tani padha ditaleni wong dora padha ura-ura beja-bejane sing lali, isih beja kang eling lan waspadha 143. ratu ora netepi janji musna kuwasa lan prabawane akeh omah ndhuwur kuda wong padha mangan wong kayu gligan lan wesi hiya padha doyan dirasa enak kaya roti bolu yen wengi padha ora bisa turu 144. sing edan padha bisa dandan sing ambangkang padha bisa nggalang omah gedong magrong-magrong 145. wong dagang barang sangsaya laris, bandhane ludes akeh wong mati kaliren gisining panganan akeh wong nyekel bendha ning uriping sengsara 146. wong waras lan adil uripe ngenes lan kepencil sing ora abisa maling digethingi sing pinter duraka dadi kanca wong bener sangsaya thenger-thenger wong salah sangsaya bungah akeh bandha musna tan karuan larine akeh pangkat lan drajat padha minggat tan karuan sebabe 147. bumi sangsaya suwe sangsaya mengkeret sakilan bumi dipajeki wong wadon nganggo panganggo lanang iku pertandhane yen bakal nemoni wolak-walike zaman 148. akeh wong janji ora ditepati akeh wong nglanggar sumpahe dhewe manungsa padha seneng ngalap, tan anindakake hukuming Allah barang jahat diangkat-angkat barang suci dibenci 149. akeh wong ngutamakake royal lali kamanungsane, lali kebecikane lali sanak lali kadang akeh bapa lali anak akeh anak mundhung biyung sedulur padha cidra keluarga padha curiga kanca dadi mungsuh manungsa lali asale 150. ukuman ratu ora adil akeh pangkat jahat jahil kelakuan padha ganjil sing apik padha kepencil akarya apik manungsa isin luwih utama ngapusi 151. wanita nglamar pria isih bayi padha mbayi sing pria padha ngasorake drajate dhewe Bait 152 sampai dengan 156 hilang 157. wong golek pangan pindha gabah den interi sing kebat kliwat, sing kasep kepleset sing gedhe rame, gawe sing cilik keceklik sing anggak ketenggak, sing wedi padha mati nanging sing ngawur padha makmur sing ngati-ati padha sambat kepati-pati 158. cina alang-alang keplantrang dibandhem nggendring melu Jawa sing padha eling sing tan eling miling-miling mlayu-mlayu kaya maling kena tuding eling mulih padha manjing akeh wong injir, akeh centhil sing eman ora keduman sing keduman ora eman 159. selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu bakal ana dewa ngejawantah apengawak manungsa apasurya padha bethara Kresna awatak Baladewa agegaman trisula wedha jinejer wolak-waliking zaman wong nyilih mbalekake, wong utang mbayar utang nyawa bayar nyawa utang wirang nyaur wirang 160. sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener lawase pitung bengi, parak esuk bener ilange bethara surya njumedhul bebarengan sing wis mungkur prihatine manungsa kelantur-lantur iku tandane putra Bethara Indra wus katon tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa 161. dunungane ana sikil redi Lawu sisih wetan wetane bengawan banyu andhedukuh pindha Raden Gatotkaca arupa pagupon dara tundha tiga kaya manungsa angleledha 162. akeh wong dicakot lemut mati akeh wong dicakot semut sirna akeh swara aneh tanpa rupa bala prewangan makhluk halus padha baris, pada rebut benere garis tan kasat mata, tan arupa sing madhegani putrane Bethara Indra agegaman trisula wedha momongane padha dadi nayaka perang perange tanpa bala sakti mandraguna tanpa aji-aji 163. apeparap pangeraning prang tan pokro anggoning nyandhang ning iya bisa nyembadani ruwet rentenging wong sakpirang-pirang sing padha nyembah reca ndhaplang, cina eling seh seh kalih pinaringan sabda hiya gidrang-gidrang 164. putra kinasih swargi kang jumeneng ing gunung Lawu hiya yayi bethara mukti, hiya krisna, hiya herumukti mumpuni sakabehing laku nugel tanah Jawa kaping pindho ngerahake jin setan kumara prewangan, para lelembut ke bawah perintah saeko proyo kinen ambantu manungso Jawa padha asesanti trisula weda landhepe triniji suci bener, jejeg, jujur kadherekake Sabdopalon lan Noyogenggong 165. pendhak Sura nguntapa kumara kang wus katon nembus dosane kadhepake ngarsaning sang kuasa isih timur kaceluk wong tuwa paringane Gatotkaca sayuta 166. idune idu geni sabdane malati sing mbregendhul mesti mati ora tuwo, enom padha dene bayi wong ora ndayani nyuwun apa bae mesthi sembada garis sabda ora gentalan dina, bejabejane sing yakin lan tuhu setya sabdanira tan karsa sinuyudan wong sak tanah Jawa nanging inung pilih-pilih sapa 167. waskita pindha dewa bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira pindha lahir bareng sadina ora bisa diapusi marga bisa maca ati wasis, wegig, waskita, ngerti sakdurunge winarah bisa pirsa mbah-mbahira angawuningani jantraning zaman Jawa ngerti garise siji-sijining umat Tan kewran sasuruping zaman 168. mula den upadinen sinatriya iku wus tan abapa, tan bibi, lola awus aputus weda Jawa mung angandelake trisula landheping trisula pucuk gegawe pati utawa utang nyawa sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda 169. sirik den wenehi ati malati bisa kesiku senenge anggodha anjejaluk cara nistha ngertiyo yen iku coba aja kaino ana beja-bejane sing den pundhuti ateges jantrane kaemong sira sebrayat 170. ing ngarsa Begawan dudu pandhita sinebut pandhita dudu dewa sinebut dewa kaya dene manungsa dudu seje daya kajawaake kanti jlentreh gawang-gawang terang ndrandhang 171. aja gumun, aja ngungun hiya iku putrane Bethara Indra kang pambayun tur isih kuwasa nundhung setan tumurune tirta brajamusti pisah kaya ngundhuh hiya siji iki kang bisa paring pituduh marang jarwane jangka kalaningsun tan kena den apusi marga bisa manjing jroning ati ana manungso kaiden ketemu uga ana jalma sing durung mangsane aja sirik aja gela iku dudu wektunira nganggo simbol ratu tanpa makutha mula sing menangi enggala den leluri aja kongsi zaman kendhata madhepa den marikelu beja-bejane anak putu 172. iki dalan kanggo sing eling lan waspada ing zaman kalabendu Jawa aja nglarang dalem ngleluri wong apengawak dewa cures ludhes saka braja jelma kumara aja-aja kleru pandhita samusana larinen pandhita asenjata trisula wedha iku hiya pinaringaning dewa 173. nglurug tanpa bala yen menang tan ngasorake liyan para kawula padha suka-suka marga adiling pangeran wus teka ratune nyembah kawula angagem trisula wedha para pandhita hiya padha muja hiya iku momongane kaki Sabdopalon sing wis adu wirang nanging kondhang genaha kacetha kanthi njingglang nora ana wong ngresula kurang hiya iku tandane kalabendu wis minger centi wektu jejering kalamukti andayani indering jagad raya padha asung bhekti
Referensi 1. ^ (http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya#cite_ref-1) Alan H. Feinstein.1994. Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 276-280.
Pranala luar (Indonesia) Kumpulan Ramalan Jayabaya (http://www.mbahmijan.com/kumpulan-ramalan-jayabaya/) Tinggalkan sebuah Komentar DESEMBER 16, 2014
Koneksi Internet stabil CDMA Ada beberapa film favorit yang ingin aku donlot tapi koneksi internet limited 14GB pakai smartfren cdma hanya dapat dipakai malam hari wuis ngantuknya. Bulan berikutnya beli paket reguler aku setting evdo only koneksi acces string #99 username CDMA password CDMA seperti ini (https://andrtux.files.wordpress.com/2014/12/001.jpg) Soal modem apa aja asalkan mobile broadband ada connect / disconnect dilakukan dari sini (https://andrtux.files.wordpress.com/2014/12/002.jpg) Klik kanan properties CDMA mobile broadband isi username dan password smart pilih connect automatically excepts when roaming (https://andrtux.files.wordpress.com/2014/12/003.jpg) Bisa diterapkan di semua modem dengan dua pilihan akses 2G atau 3G untuk EVDO revB lebih baik dari revA. Kecepatan 20kbps memungkinkan mendonlot 40GB dalam 1bulan. tertarik trial dan error Tinggalkan sebuah Komentar Andrtux's Weblog
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Titan.