ciptadestiara
ES N P N
Akankah arang yang sudah menjadi debu tidak dapat merasakan kekecewaan ??? 26-12-2016, 03:37am Bukan sekedar tanpa sebab, aku hanya ingin kau tau, bahwa tidak ada api yang akan membara apabila tidak ada arang sisa bakaran yang disiram minyak. Sekalipun api itu padam, namun asap akan tetap mengepul hingga arang akan habis menjadi debu~ Begitupun kita, aku tidak akan segila ini kecuali jika engkau yang memulai semuanya, berawal dari ketidak jujuran menjadi suatu kebiasaan kebohongan dosa yang tidak berasa. Bukan kan engkau pernah berkata, sekali berbohong maka akan terus di tutupi oleh kebohongan. Aku bukan wanita seperti aisyah yang punya beribu ribu kesabaran, aku hanya wanita biasa yang punya kelemahan, ya! Kelemahan ku akan betapa benci nya aku dengan kebohongan. Namun mengapa semuanya menjadi terbalik ??? Bukan kah harusnya engkau yang memohon untuk mendapatkan maaf dariku ??? Harus nya engkau terima ketika aku kenjadi gila, karena ini semua ulah mu!!! Kenapa ??? Kenapa engkau yang malah marah pada ku ??? Entah sudah berapa waktu yang aku rasa aku habiskan dengan percuma. Jangan sampai ketidak jelasan ini menjadi terbiasa, terbiasa untuk aku mengulang hidupku yang lalu, hidupku yang tenang tanpa bayangan siapapun!!! Karena ketika semuanya kembali ketitik semula, aku hanya takut!!! Engkau sudah tidaklah lagi menjadi sosok spesial dihidupku, bahkan menoleh pun aku sudah pasti tidak akan mau. Karena ketika kesabaran berubah menjadi boom waktu, yah kini boom itu sudah meledak memporahporandakan seluruh kenyamanan yang ada menjadi kesakitan dan kebencian, jujur saja. Kini aku katakan aku sangat kecewa kepadamu~
Report this ad KOMENTAR Tinggalkan sebuah Komentar KATEGORI Uncategorized
Tak seputih kertas Mengenang masalalu, bukan berarti ingin kembali ke masalalu, hanya menjadi hiburan semata, ketika kita sedang merasakan kesedihan, mengenang hal bahagia di masalalu itu bagus bukan? … Memang, kertas putih yang sudah tertulis tinta apabila di hapus tidak akan seputih awal, namun apasalahnya kita mengambil kertas putih kembali untuk menuliskan masa depan yang lebih indah ? Namun ingatlah, jangan sampai engkau menulis kalimat yang sama dengan masalalu mu~ 20-12-16. 02:46 KOMENTAR Tinggalkan sebuah Komentar KATEGORI Uncategorized
STUDI KAWASAN KONSERVASI KOTA TUA JAKARTA: KAWASAN TAMAN FATAHILLAH https://docs.google.com/document/d/15gP4Yg9VXci5ULgSGHZmJGdKmVt2u_TNAILnL6wrd-4/edit?usp=sharing (https://docs.google.com/document/d/15gP4Yg9VXci5ULgSGHZmJGdKmVt2u_TNAILnL6wrd-4/edit?usp=sharing) KOMENTAR Tinggalkan sebuah Komentar KATEGORI Uncategorized
AKU Ketika aku mencintaimu, entahlah aku hanya memiliki angan keindahan yang mengisahkan tentang AKU dan KAMU yang menjadi kata kita.Namun semua berubah ketika aku terbangun dari tidur yang panjang. Kamu dan aku yang menjadi kita kini berubah menjadi AKU! Ya AKU, memang hanya aku yang mencintaimu, hanya aku yang memiliki perasaan entah dari mana tumbuhnya namun sangat menyakitkan ketika kenyataan nya kata kita berubah menjadi AKU. Karena hanya AKU yang berkorban. Hanya AKU yang bertahan, dan hanya AKU yang berusaha untuk membuat semuanya menjadi Kita! Mencintaimu ? Jelas sangat mencintaimu! Dan apakah kau mencintaku juga ? Oh ternyata semua nya yang kau lakukan tidak sebanding dengan apa yang AKU lakukan sangat jelas bukan bahwa hanya AKU yang mencintaimu. AKU mencintaimu jauh dari dasar lubuk hatiku yang terdalam. AKU menanam mu jauh di dasar hati ku dan merawatmu dengan segenap hati ku. Ya memang! Semua yang aku lakukan menggunakan hati! Jadi inilah yang AKU rasakan. Ketika kata Kita ternyata hanyalah AKU! Maka hati ku lah yang pertama kali terluka. Seperti mawar yang indah namun AKU berusaha untuk menggenggammu. Ternyata yang AKU dapat hanya luka dari duri yang menancap. Lantas apa yang bisa AKU lakukan ??? Membasuh semua luka yang ada dengan air mata dan doa. Terus seperti itu biarkan semuanya menjadi suatu ritme keadaan hingga nanti hingga mungkin semua hatiku terbalut dengan luka mu, hingga tiada sedikitpun tempat untuk kau tancapkan luka, mungkin hingga kau sadar bahwa Inilah AKU yang sangat mencintaimu~ KOMENTAR Tinggalkan sebuah Komentar KATEGORI Uncategorized
Djakarta Lloyd
Djakarta Lloyd Sejarah Djakarta Lloyd didirikan di Tegal pada tanggal 18 Agustus 1950 oleh beberapa anggota TNI Angkatan Laut yang bercita-cita mendirikan suatu perusahaan pelayaran samudera. Armada
Pada awalnya Djakarta Lloyd memiliki 2 kapal uap yaitu SS Jakarta Raya dan SS Djatinegara. Kini Djakarta Lloyd melayani jalur samudera dan antar pulau dalam negeri dan memiliki 14 kapal yang terdiri dari : a. 2 kapal container type Palwo Buwono 1600 : Bobot mati : 23 600 DWT (Deadweight tonnage atau “Tonase bobot mati”) Kapasitas muatan : 1600 TEU (Twenty-foot equivalent unit) Tahun pembuatan : 2001 b. 3 kapal container type Palwo Buwono 400 : Bobot mati : 5 700 DWT Kapasitas muatan : 400 TEU Tahun pembuatan : 2000 c. 9 kapal type Caraka Jaya Niaga III : Bobot mati : 4 180 DWT Kapasitas muatan : 208 TEU Tahun pembuatan : 1997-1998. Daerah Operasional Perusahaan memiliki 15 (lima belas) kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yaitu Tanjung Priok, Bandung, Surabaya, Medan/ Belawan, Padang, Panjang/ Lampung, Manado/ Bitung, Semarang, Banyuwangi, Bali/ Benoa, Makassar, Tarakan, Batam, Cigading/ Cilegon, Banjarmasin. 5 (lima ) kantor Perwakilan Luar Negeri yaitu di Tokyo Jepang, Singapura dan Sidney Australia , Hamburg Jerman dan New York AS. Namun saat ini, umumnya kantor cabang, kantor Perwakilan luar negeri dan kator keagenan sudah tidak beroperasi lagi dan hanya 5 (lima) cabang yang masih beroperasi aktif dan mampu membiayai dirinya sendiri. Cabang-cabang tersebut yaitu, kantor cabang Tanjung Priok, Surabaya, Manado (Bitung), Banyuwangi, dan Bali (Benoa). Cabang-cabang tersebut pada umumnya mendukung kegiatan usaha perusahaan di bidang keagenan.Saat ini Djakarta Lloyd memiliki 13 kantor cabang dan 3 kantor sub cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor Cabang : 1. Tanjung Priok 2. Bandung 3. Semarang 4. Banyuwangi 5. Benoa 6. Tarakan 7. Makassar 8. Bitung 9. Panjang 10. Padang 11. Belawan 12. Batam Kantor Sub Cabang : 1. Cigading 2. Cirebon 3. Banjarmasin Keadaan saat ini Sejak Februari 2011 Djakarta Lloyd tak lagi mendapat penghasilan karena armada kapal yang rusak dan sebagian disita pengadilan. November 2011 kondisi perusahaan dinyatakan sangat memprihatinkan. Manajemen mengatakan 5 kapal tipe Palwo Buwono dan 1 kapal tipe Caraka rusak dan perlu biaya perbaikan, sedangkan 3 kapal tipe Caraka lainnya disita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan menunggu proses lelang. Selain itu, 5 kapal tipe Caraka lainnya sudah dilelang di Singapura dan sebagian diambil alih PT PANN. Maret 2012, Djakarta Lloyd masih belum membayar gaji karyawannya selama 14 bulan yang nilainya mencapai Rp 36 miliar. Direktur utama Djakarta Lloyd Syahril Japarin sempat menjelaskan bahwa sejak 1997 Djakarta Lloyd sudah mencatatkan rugi. Saat ini kerugian ditaksir mencapai Rp 1,2 triliun dan sudah diambang kebangkrutan. April 2012, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan bahwa Djakarta Lloyd sudah tak bisa diselamatkan karena “sudah luar biasa parahnya”. Desember 2012, Pupuk Indonesia dikabarkan akan mengakuisi Djakarta Lloyd sebagai armada untuk mendistiribusikan pupuk ke seluruh Indonesia Djakarta Lloyd menjadi BUMN Pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 108 tahun 1961 status Perusahaan berubah menjadi Perusahaan Negara dengan nama PN Djakarta Lloyd dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No : 20 Tahun 1974 tanggal 22 April 1974 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara “Djakarta Lloyd” menjadi Perusahaan (Persero). Bisnis Perusahaan yang telah berusia 65 tahun ini mencatatkan laba bersih sekitar Rp9,7 miliar per September 2015. Pencapaian yang sudah dilakukan perusahaan adalah penandatanganan berbagai kerja sama dengan perusahaan dalam negeri. Salah satunya adalah kerja sama dengan PT PLN (Persero) dalam distribusi batu bara di wilayah Sumatera. Selain itu Djakarta Lloyd juga bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) dalam membangun platform logistik dan supply chain berbasis cloud untuk National Logistics Service Provider. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) resmi membeli sebagian aset yang dimiliki PT Djakarta Lloyd (Persero) di Banyuwangi antara lain bangunan gudang dan bangunan kantor, sekaligus sarana dan prasarana lainnya yang berada di wilayah Kalipuro. Selain itu juga bangunan rumah dinas, tanah, gedung olahraga yang berada di wilayah Kelurahan Singotrunan, Banyuwangi. Catatan 1. http://www.djakartalloyd.co.id/manajemen.htm (http://www.djakartalloyd.co.id/manajemen.htm) 2. http://www.djakartalloyd.co.id/branch.htm (http://www.djakartalloyd.co.id/branch.htm) 3. Evana Dewi, “Djakarta Lloyd Tak Sanggup Lagi Beroperasi”, http://www.tempo.co (http://www.tempo.co), 24 November 2011 4. Feby Dwi Sutianto, “Gaji Karyawan Djakarta Lloyd Belum Dibayar, Dahlan Iskan Minta Direksi Mikir”, detikfinance, 13 Maret 2012 5. Sundari, “Dahlan Iskan: Djakarta Lloyd Tak Bisa Diselamatkan”, http://www.tempo.co (http://www.tempo.co), 19 April 2012 6. http://www.antaranews.com/berita/347676/djakarta-lloyd-jadi-anak-usaha-pupukindonesia (http://www.antaranews.com/berita/347676/djakarta-lloyd-jadi-anak-usaha-pupukindonesia) 7. http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/11/13/190497/nyaris-kolaps-djakarta-lloyddiklaim- (http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/11/13/190497/nyaris-kolaps-djakartalloyddiklaim-) jadi-bintang-baru8. http://industri.bisnis.com/read/20150428/98/427669/pelindo-iii-beli-sebagian-asetdjakarta- (http://industri.bisnis.com/read/20150428/98/427669/pelindo-iii-beli-sebagian-asetdjakarta-) lloyd-di-banyuwangi 1. Kilasan Artikel perubahan mengenai PT. Lloyd
Ini cerita tahun 70-an, kala itu perusahaan Negara, BUMN, PT Djakarta Lloyd memiliki sejumlah kapal-kapal era tahun 60-an. Kapal-kapal ini berlayar ke Eropa dan Amerika mengangkut barang – barang ekspor dan impor Indonesia. Saat itu, menjadi pelaut di Djakarta Lloyd sangat membanggakan. Bahkan ada cukup banyak orang ternama bekerja di perusahaan ini, termasuk BoB Sadino yang pernah jadi kepala cabang di Jerman – kalau tidak salah. Seorang diplomat juga pernah bercerita kantor cabang perusahaan di Australia jauh lebih mewah dan hebat dibandingkan kantor konsulat jenderal RI. Kemudian ada cerita tahun 80-an, kala itu kapal-kapal yang dipandang tua di jual sebagai besi tua. Kapal-kapal ini diganti dengan kapal-kapal baru. Kapal-kapal baru ini beberapa dibuat di Jepang dan beberapa yang lain dibuat di Jerman. Saat itu, Djakarta Lloyd merupakan perusahaan pelayaran yang menggunakan kapal-kapal paling modern, termasuk kapal barang full container atau semi – container. Cerita tahun 90-an, perusahaan mulai menurun. Saat ini makin banyak pesaing dan pemerintah mengambil kebijakan open sea, dimana kapal-kapal asing boleh masuk bebas mengangkut barang ekspor – impor Indonesia. Djakarta Lloyd kalah dalam tariff, apalagi kapal-kapal asing ini termasuk kapal-kapal yang bekerja keliling dunia dan mengangkut barang apa saja dengan tujuan mana saja tanpa rute. Sampai hari ini sebagian besar bisnis pelayaran di Indonesia masih dikuasai asing. Kemunduran perusahaan makin terasa di era tahun 2000-an. Tanpa kapal baru yang biaya operasinya kompetitif dan hanya mengandalkan kapal-kapal tua, perusahaan berjalan terseokseok. Kejayaan Djakarta Lloyd memudar dan tinggal kenangan. Ketika masa jaya perusahaan pernah melahirkan band nasional ternama Dloyd, yang lagu-lagunya pernah hit dan melegenda. Tahun 2012, Djakarta Lloyd dilelang. Tentu saja setelah dinyatakan bangkrut. Tidak diketahui ada sisa berapa kapal yang masih dimilikinya dan berapa besar nilai asetnya. Tapi ada sedikit rasa kehilangan. Ada cukup banyak ahli-ahli mesin kapal lahir di perusahaan ini, termasuk almarhum ayah saya. Mereka sangat disegani di dalam dan luar negeri, bahkan nama mereka dikenal di galangan kapal Jerman. Sayang, tapi salah urus dan korupsi telah menghancurkan Djakarta Lloyd, yang mungkin nanti hanya akan jadi catatan kaki saja dari sejarah kelautan Indonesia. http://www.kompasiana.com/anthonyleonardopatty/pt-djakarta-lloyd-pernah-berjaya_5517ac55a333115307b65f9c (http://www.kompasiana.com/anthonyleonardopatty/pt-djakartalloyd-pernah-berjaya_5517ac55a333115307b65f9c) 2. Kilasan Artikel perubahan mengenai PT. Lloyd
Akhirnya Menteri BUMN, Dahlan Iskan sampai pada topik yang paling sulit, yaitu polemik terhadap PT Djakarta Lloyd (Persero). Sudah lama beredar kabar kurang menyenangkan perihal BUMN yang melayani jasa angkutan pelayaran. Tahun lalu saja, pemerintah terpaksa harus menebus biaya penahanan kapal angkutnya di Singapura yang sudah terbengkalai hingga bertahun-tahun lamanya. Kini Djakarta Lloyd harus dihadapkan pada kenyataan pahit untuk dibangkrutkan. Sejarah Panjang Pelayaran Nasional
Angkutan pelayaran merupakan usaha jasa yang memberikan angkutan barang ataupun peti kemas untuk melintasi laut maupun samudera. Jasa angkutan memiliki sejarah yang cukup panjang, sejak pertama kali manusia memanfaatkan fungsi kapal angkutan samudera. Vasco da Gama misalnya bukan semata seorang petualang, akan tetapi merangkap pula pemimpin ekspedisi angkutan bagi kerajaan Spanyol. Di Indonesia sendiri, jasa angkutan dan pelayaran dipegang oleh kongsi-kongsi perdagangan milik Hindia Belanda. Pelayanan mereka mengangkut hasil bumi dari Nusantara untuk didistribusikan atau diperdagangkan di pusat-pusat perdagangan di Asia maupun Eropa. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 1945, negara tersebut belum pula memiliki perusahaan jasa pengangkutan dan pelayaran. Baru pada tanggal 18 Agustus 1950 dibentuklah perusahaan jasa pelayaran oleh para pejuang TNI-AL di Tegal yang diberi nama “Djakarta Lloyd”. Pembentukan nama itu sendiri sebenarnya menyesuaikan fakta sejarah apabila perusahaan angkutan laut dan samudera tersebut hasil pengambilalihan dari perusahaan angkutan samudera yang ditinggalkan oleh Belanda. Dalam hal ini, dipilihnya Tegal sebagai tempat kelahiran nama “Jakarta Lloyd” tidak terlepas dari peran daerah tersebut yang menjadi simbol kemaritiman di Nusantara. Di masa awal pengoperasian perusahaan belum terdapat sumberdaya manusia yang memadai untuk menjalankan kapal-kapal angkut. Sekolah pelayaran nasional pun belum pula terbentuk dan baru terbentuk akademinya pada tahun 1957. Pada akhirnya, armada “Djakarta Lloyd” kemudian dioperasikan oleh para pelaut TNI-AL hingga selama masa beberapa tahun kemudian. Para awak TNI-AL tersebut mengoperasikan 2 buah kapal uang, yaitu SS Djakarta Raya dan SS Djatinegara. Dari dua kapal angkut tersebut diharapkan akan mampu mewujudkan operasi pelayaran global yang melintasi samudera. Djakarta Lloyd sendiri berstatus perusahaan milik negara atau BUMN yang masih memberikan pelayanan hingga tulisan ini diturunkan. Petaka demi Petaka Menghampiri Memasuki era rezim Orde Baru memberikan babak baru sejarah perjalanan PT Djakarta Lloyd (Persero). Dengan dikuasainya jalur angkutan laut domestik, perusahaan negara ini termasuk yang cukup menguntungkan. Istilah lain menyebutkannya sebagai „lahan basah untuk praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Mengingat perannya yang cukup strategis, nama DL sempat menempati jajaran nama perusahaan kelas dunia.Gaya hidup mewah pun mulai terlihat di jajaran pegawai/staf maupun jajaran manajemen perusahaan. Jumlah kapal angkutan yang dengan tonase yang lebih besar pun semakin cepat bertambah guna melayani kebutuhan jasa pengangkutan laut maupun lintas samudera. Praktik KKN memasuki di hampir semua lini pengelolaan perusahaan, termasuk pula pengaturan rekanan bisnis dengan DL. Begitu banyaknya intervensi ke dalam manajemen perusahaan menyebabkan DL hanya menjadi „sapi perahan bagi kalangan pejabat. Kiprahnya terus merosot ketika memasuki dekade 1980an. Nama „Djakarta Lloyd mulai menghilang seiring dengan semakin ketatnya persaingan jasa angkutan lintas samudera dan laut. Perusahaan milik negara ini yang semula memberikan kontribusi besar bagi APBN kemudian berangsurangsur mendapatkan suntikan dana dari pemerintah. Kondisi keuangan perusahaan sebenarnya sudah bisa dikatakan memburuk sejak masa dekade 1990an. Di era 1990an, PT Djakarta Lloyd (Persero) tidak lagi mendominasi jalur angkutan laut di dalam negeri. Ironisnya, tidak sedikit jasa angkutan laut milik asing yang justru paling banyak mendominasi untuk jalur transportasi angkutan laut di dalam negeri. Di pentas pelayaran global, DL sendiri mulai tersingkir dari persaingan nama-nama besar perusahaan jasa angkutan lintas samudera, bahkan kalah bersaing dengan jasa angkutan lintas samudera dari Singapura. Kita tahu sendiri, bahwa Singapura hanyalan negara kecil yang sama sekali tidak memiliki laut. Petaka yang cukup memalukan ketika 2 buah kapal milik DL ditahan di Singapura pada tahun 2009, yaitu KM Pontianak (14 awak kapal) di bulan Juli 2009 dan KM Makassar (15 awak kapal) di bulan Februari 2009. Ironisnya, pihak pemerintah baru mengetahui kabar tersebut pada bulan Oktober 2010 lalu. Para awak kapal yang ditahan tersebut tidak diperbolehkan turun kapal hingga tuntutan tebusan oleh pihak pengadilan Singapura. Kasus penahanan ini berawal dari kasus utang DL kepada Australia National Lines (ANL) sebesar 3,3 juta USD. Gugatan dilakukan oleh pihak ANL ke pengadilan di Singapura. Pergantian Menteri BUMN dari Mustafa Abubakar ke Dahlan Iskan memberikan nuansa baru bagi pengelolaan BUMN. Sekalipun pencitraannya mampu meraih simpati dari sebagian masyarakat, akan tetapi Dahlan Iskan tetaplah bagian dari sistem pemerintahan. Menteri BUMN Dahlan Iskan ternyata berupaya untuk merampingkan BUMN dengan menghilangkan atau menutup beberapa BUMN yang dianggap tidak dapat diselamatkan lagi. PT Djakarta Lloyd (Persero) termasuk di dalam daftar nama BUMN yang dianggap tidak dapat diselamatkan. Disebutkan, apabila PT Djakarta Lloyd (Persero) memiliki utang finansial sebesar Rp 6 triliun. Jumlah yang cukup besar, sehingga Dahlan Iskan sampai berujar lebih memilih untuk menyelamatkan Merpati Airlines ketimbang Djakarta Lloyd. Beberapa Rekomendasi Apapun pendekatan ataupun cara pandang terhadap BUMN, bahwa negara hendaknya memiliki prinsip dan sikap. PT Djakarta Lloyd (Persero) didirikan di tahun 1950 dengan semangat untuk mewujudkan ambisi menjadi negara maritim terbesar. Bangsa ini hendaknya tidak mengabaikan faktanya di masa lalu sebagai bangsa pelaut. Begitu pula ketika pendirian BUMN lain seperti PT Pelni (Persero). Disebutkan sebagai BUMN agar nantinya mampu untuk menjadi bagian dari mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan sekaligus bagian dari upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat seluruhnya. Pada tulisan sebelumnya mengenai BUMN (klik di sini), ada pandangan yang digulirkan dari wacana privitasisasi BUMN. Dengan alasan BUMN tidak efisien untuk dikelola pemerintah, maka BUMN tersebut kemudian harus dilepaskan oleh pemerintah atau diswastanisasikan dan sekaligus diprivatisasikan. Saya tidak menyalahkan wacana tersebut, tetapi wacana privatisasi bukan dilandasi oleh upaya untuk menyelesaikan permasalahan di dalam BUMN itu sendiri. Wacana privatisasi sebenarnya merupakan usulan ataupun rekomendasi dari pihak IMF. Bisa dikatakan rekomendasi dari pihak asing yang sesungguhnya mencoba untuk mengatur negara lain. Tentu akan menjadi pertanyaan, pihak IMF seolah berusaha menutup mata atas maraknya praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di dalam pengelolaan BUMN. Selain privatisasi, pihak IMF pula yang memberikan rekomendasi untuk menjual dan menutup BUMN. Faktanya, PT Djakarta Lloyd (Persero) memiliki utang kurang lebih Rp 6 triliun. Apakah bisa diselamatkan? Jika yang dimaksudkan adalah penyalamatan secara finansial, mungkin akan dianggap kesia-siaan dan berbiaya mahal. Hanya dengan memberikan suntikan dana ataupun proyekproyek bisnis tidak akan banyak membantu. Sumber permasalahannya haruslah diselesaikan terlebih dahulu, yaitu memangkas habis praktik KKN yang masih ada hingga saat ini. Hanya dengan penyelesaian tersebut tidak menjamin pula apabila PT Djakarta Lloyd (Persero) akan mampu bertahan dalam persaingan perusahaan jasa angkutan pelayaran lintas samudera. Negara seharusnya memiliki prinsip apabila Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. PT Djakarta Lloyd (Persero) bukan semata korporasi semata, melainkan membawa simbol kemaritiman nasional. Tidak sekedar simbol, DL diharapkan pula akan mampu mendorong perusahaan jasa angkutan serupa dari dalam negeri untuk tumbuh menjadi perusahaan angkutan samudera kelas dunia. Singapura hanyalah negara kecil yang sama sekali tidak memiliki lautan. Begitu pula negara-negara Eropa daratan. Tetapi mereka memiliki perusahaan jasa angkutan lintas samudera kelas dunia. Inilah yang seharusnya menjadi motivasi kebijakan untuk mewujudkan bangsa dan negara sebagai negara maritim. Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang masih menganut asas pengelolaan BUMN. Masih ada nama seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, bahkan China. Tidak sedikit perusahaan berstatus milik asing yang beroperasi melayani jalur angkutan laut di dalam negeri. Mereka cukup mudah menguasai jalur transportasi laut untuk pengiriman angkutan kargo dan petikemas di jalur pelayaran domestik maupun luar negeri. Ironisnya, kebutuhan angkutan laut di dalam negeri sendiri justru masih sangat tergantung kepada armada milik asing. Dalam periode 2003-2007 misalnya, jumlah kapal asing yang disewa (charter) oleh perusahaan pelayaran dalam negeri relatif menurun yaitu dari 2.447 unit tahun 2003 menjadi tinggal 1.154 unit tahun 2007. Sedangkan jumlah keagenan kapal asing meningkat dari 6.629 unit pada tahun 2003 menjadi 7.227 unit tahun 2007. Muncul semacam anggapan apabila menyewa (charter) armada angkutan laut milik asing dianggap lebih murah ketimbang harus membangun dan mengembangkan industri kapal laut di dalam negeri. Apalagi sebagian besar bank enggan menyalurkan kredit untuk membiayai pengadaan kapal. Namun kalau pun membeli kapal dari luar negeri, meski dibebaskan dari bea masuk (0%), diharuskan untuk membayar tunai di muka PPN sebesar 10% dan PPh 7,5%. Memang pelunasan PPN dapat ditangguhkan, namun konsekuensinya, kapal atau perusahaan yang bersangkutan tidak memperoleh surat ijin beroperasi. Perusahaan hanya mendapatkan surat laut sementara yang harus diperpanjang setiap tiga bulan. Masalah lain misalnya, seperti penggantian suku cadang yang tidak tersedia di dalam negeri, meskipun bea masuk sudah tidak dikenakan, harus menempuh prosedur pembeliannya yang memakan waktu lama mulai dari permohonan ijin kepada Departemen Perhubungan, Departemen Perdagangan sampai Bea Cukai. Akibat dari iklim usaha yang jauh dari kata „kondusif tersebut menyebabkan jalur pelayaran di dalam negeri didominasi oleh armada asing. Pada tahun 2005 saja, armada asing mendominasi hingga 60% dari total angkutan laut di dalam negeri. Dalam hal ini, tidak hanya Djakarta Lloyd yang harus terdesak dalam persaingan, melainkan industri angkutan serupa milik swasta milik Indonesia. Ironisnya, Djakarta Lloyd sendiri justru menjadi agensi bagi penyewaan kapal-kapal kargo atau petikemas milik perusahaan asing. Tidak berbeda pula nasibnya dengan PT Pelni (Persero) yang menjadi agensi kapal-kapal pesiar ketimbang harus membeli kapal pesiar. Rasanya tidak berlebihan jika saya mengatakan pemerintah lebih suka menuruti rekomendasi dari pihak asing atas BUMN. Solusi seperti privatisasi, penjualan, maupun penutupan BUMN dianggap paling mudah. Tentunya pertimbangan nasionalisme sebagai bangsa maritim harus disingkirkan. http://leo4kusuma.blogspot.co.id/2012/02/selamatkan-djakarta-lloyd.html (http://leo4kusuma.blogspot.co.id/2012/02/selamatkan-djakarta-lloyd.html) 3. Kilasan Artikel perubahan mengenai PT. Lloyd Djakarta Lloyd (DL); pada tahun 1963 kapal yang dioperasikan oleh DL dan dicharter oleh eksportir untuk mengangkut kopra ekspor dari Indonesia ke Jepang. Dalam perjalanan balik ke Tanjung Priok kapal mendapat muatan tepung terigu dalam kantong; dalam pengangkutan itu kapal dioperasikan oleh PT. Affan Raya Lines yang berdomisili di Palembang. Tercatat bahwa kapal, setelah menyelesaikan pembongkaran kopra, raung kapal tidak dibersihkan sebagaimana mestinya dan muatan impor ke Indonesia tersebut sudah dimuat ke kapal saat ruang muatan/palka masih belum steril dari bau (odour) kopra. Akibatnya, terigu ditolak oleh importirnya karena seluruhnya berbau tengik; importir pun mengajukan claim kepada PT. Affan Raya Lines yang mengoperasikan kapal. PT. Affan Raya Line menyatakan tidak mampu membayar claim sebesar itu, sekaipun harus menjual semua aset perusahaan; maka hutang yang default itu diambil alih oleh Pemerintah RI. Sebagaimana kita ketahui sekitar tahun enampuluhan Indonesia adalah eksportir utama kopra, bersaing dengan Pilipina. Mungkin karena begitu gencarnya ekspor kopra ke Jepang, terdapat suatu bentuk eforia di mana agen atau awak kapal menjadi lengah dan tidak mengontrol pembersihan ruang kapal secara benar. Palka belum 100% steril dari sisa bau (odour) muatan kopra, sudah dimuati dengan tepung terigu dalam kantong dengan akibat semua terigu menjadi tengik dan ditolak oleh importirnya. Siapa yang mau membeli tepung terigu berbau tengik, kecuali perusahaan yang memproduksi makanan ternak, dengan harga sudah sangat jatuh? Pemerintah RI yang awal rahun 1960 menerima banyak sekali pampasan perang Jepang, merasa perlu berbaik-baik hati dengan Pemerintah Jepang. Untuk itu, hutang claim PT. Affan Raya Line (operator kapal) sebesar USD.600.000.- yang dinyatakan default, diambil alih oleh Pemerintah. Hutang dibayar oleh Pemerintah RI dengan kompensasi PT. Affan Raya Lines diakuisisi dan dimasukkan ke dalam PN. Djakarta Lloyd (DL), yang merupakan perusahaan dengan modal negara. Entah bagaimana prosedur akuisisi diterapkan, tetapi yang tampak di permukaan adalah tidak adanya berita acara pengambilan aset perusahaan untuk mengganti hutang USD.600.000.itu (apa betul Affan Raya tidak mempunyai total aset sebesar itu). Yang tampak justru masuknya orang-orang (pegawai/manajer) Affan Raya ke dalam DL sehingga DL tampak berjejal-jejal dipenuhi eks karyawan Affan Raya. Direksi DL juga tampaknya tidak berani menyampaikan interupsi untuk melakukan seleksi atas karyawan/manajer bermutu yang layak diberi peran di DL. Ditambah lagi saat itu, akhir tahun 1963, beberapa mahasiswa Indonesia (populer disebut “mahasiswa pampasan perang Jepang” sudah menyelesaikan studinya di Jepang. Merekapun dimasukkan ke dalam jajaran pimpinan DL tanpa meninjau “track record” mereka dalam urusan usaha pelayaran niaga (business shipping). Mulai sejak saat itu ihwal keterpurukan Djakarta Lloyd mulai menggejala di mana sekitar awal tahun 1970 perusahaan menggalakkan upaya pencarian muatan ekspor. Maka untuk itu direkrutlah anak-anak muda energik, dilengkapi kendaraan scooter Vespa untuk melakukan cargo canvassing dari para eksportir terutama PT-PT Niaga (dan PTPN, ditambah eksportir swasta nasional dan asing). Setiap pagi setelah absen di kantor dan mendapat instruksi dari pimpinan, mereka menyebar ke kantor-kantor eksportir mencari muatan outward cargo. Celakanya, komitmen pengapalan barang ekspor yang mereka peroleh dari para eksportir tersebut, tidak diserahkan kepada atasan mereka di bagian Cargo Canvassing (sekarang sebutan itu tidak digunakan lagi karena dianggap vulgar; sebagai gantinya bagian Cargo Canvassing disebut bagian Marketing Jasa Pelayaran). Sore hari pada waktu pulang ke kantor, mereka mampir dulu ke kantor Maersk Line, American President Line dan lain-lain untuk menyerahkan Shipping Instruction (SI) yang mereka peroleh hari itu, untuk …… mengutip uang lelah (baca: komisi). Para cargo canvassers tersebut tidak merasa perlu menyetorkan shipping instuctions kepada atasannya karena Djakarta Lloyd justru meminta komisi dari eksporitr yang mengapalkan muatannya untuk diangkut dengan kapal Djakarta Lloyd sementara perusahaan swasta asing (dan nasional), sesuai perilaku dagang konvensional, memberikan komisi kepada pelanggan yang menyerahkan pengangkutan barang ekspornya kepada perusahaan pelayaran yang bersangkutan. Perilaku buruk tersebut masih ditambah lagi dengan penerapan manajemen perusahaan yang tidak pernah mengoreksi/mempunish kesalahan anak buah (termasuk canvasser yang menyerahkan SI kepada perusahaan lain padahal mereka beroperasi dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya sendiri). Sekarang sudah menjadi kenyataan: PT. Djakarta Lloyd (Persero) sudah menjadi perusahaan pelayaran gurem dengan kapal mini berdaya angkut 200 – 400 TEUs sementara perusahaan pelayaran tingkat dunia mengoperasikan kapal berdaya angkut 15.200 TEUs (alias sekitar 300.000 tonnes muatan sekali jalan). Apakah Pemerintah dan DPR mempunyai nyali untuk menghidupkan kembali perusahaan, yang sudah beberapa kali mengumumkan kepada karyawannya ketidakmampuan membayar gaji tersebut? Berapa uang rakyat akan dianggarkan untuk memfungsikan kembali mayat hidup itu. Sebagai mantan karyawan PN. Djakarta Lloyd (mengambil pensiun tunai pada tahun 1973) saya merasa ini bukan prioritas sekarang, lebih baik dananya untuk memaksimalkan produksi beras saja dulu. Sementara itu, pada tahun 1972, penulis artikel ini sebagai pegawai DL yang sudah merasa sesak napas demgan perilaku operasi dan manajemen yang tidak sesuai pakem tersebut, mendengar rumor bahwa direksi DL akan mengangkat tenaga-tenaga sarjana. Mendengar info itu, penulis yang sudah sarjana sejak tahun 1965, merasa berbunga-bunga karena yakin akan memperoleh peningkatan peran tetapi ternyata tidak. Pada saat itu, kebetulan sahabatku, Mohamad Hasan Lamazie, (alm) seorang kapten Angkatan Darat diangkat sebagai direktur utama PN. Tundabara (belakangan menjadi PT. (Persero) Bahtera Adhi Guna). Track record pak Lamazie di bidang maritim/shipping memang kurang mantap tetapi beliau kuliah di AMI (Akademi Maritim Indonesia) bersama saya. Maka dengan mantap aku segera menemuinya untuk menyampaikan lamaran kerja tetapi dari pembicaraan yang panjang lebar, kusimpulkan bahwa lamaranku tidak diterima. Kalimat krucial yang kucatat adalah “apa kamu sudah pikirkan masak-masak untuk kerja di sini”. Maka sayapun melayangkan surat lamaran ke perusahaan lain dan mendapat tempat sebagai Import Manager pada PT. Australia-Indonesian Milk Industries (PT. Indomilk) yang ternyata merupakan jebakan bagi saya (untuk dijebloskan ke penjara). Kalau saya kurang mahir dalam pengurusan impor terutama prosedur kepabeanan, saya akan sudah masuk penjara untuk hal-hal yang kuketahui saja tidak, apa lagi mengerjakannya. Saya akui bahwa nasib baik dan lindungan Tuhan YME sangat berperan di dalam kebebasanku dari manipulasi bea masuk yang terjadi di perusahaan tersebut (Agustus 1973 – Maret 1975). Semua dokumen yang diminta oleh majelis Pengadilan Negeri Jakarta UtaraTimur) yang mengadili manipulasi itu, 22 berkas import documents = 66 customs documents dengan nilai manipulasi (bea masuk tidak dibayarkan kepada Kas Negara) senilai Rp.445.000.000.- (tahun 1973 – 1975) saya temukan untuk diserahkan kepada sidang masjelis, maka pemeriksaan atas diri saya pun dihentikan (ada kisahnya tersendiri, silahkan tunggu). http://konsultanmaritim.blogspot.co.id/2010/09/kisah-keterpurukan-djakarta-lloyd-2.html (http://konsultanmaritim.blogspot.co.id/2010/09/kisah-keterpurukan-djakarta-lloyd-2.html) 4. Kilasan Artikel perubahan mengenai PT. Lloyd Liputan6.com, Jakarta – Setelah mati suri selama 15 tahun, PT Djakarta Lloyd (Persero) akhirnya dapat menjalankan kembali bisnis pengoperasian kapal laut. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mentargetkan tahun ini perusahaan sudah dapat mencetak laba. Menteri BUMN Dahlan Iskan menjelaskan, perjuangan yang dilakukan oleh manajemen Djakarta Lloyd patut diacungi jempol. Menurut Dahlan, Direktur Utama Djakarta Lloyd, Arham Sakir Torik, patut mendapat apresiasi karena berhasil membangkitkan kembali perusahaan yang telah terpuruk selama bertahun-tahun. “Kami menghargai Djakarta Lloyd yang baru saja keluar dari keterpurukannya. Djakarta Lloyd sudah lebih dari 15 tahun kesulitan luar biasa. Tapi sekarang secara keuangan sudah sehat lagi, secara perusahaan harus mulai lari lagi,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Pusat PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Jakarta, Kamis (26/6/2014). Menurut Dahlan, salah satu langkah besar yang mampu dilalui oleh Djakarta Lloyd adalah melakukan restrukturisasi utang dengan nilai Rp 1,3 triliun. Utang tersebut saat ini sudah berhasil dikonversi dalam bentuk saham. Dalam restrukturisasi tersebut, kreditur Djakarta Lloyd mendapat jatah saham perusahaan. Namun, Djakarta Lloyd tetap membayar utang tersebut yang dimulai lima tahun nanti dengan jangka waktu selama 18 tahun. Untuk melanjutkan bisnis pengoperasian kapal, saat ini Djakarta Lloyd sudah menjadi kepercayaan PT PLN (Persero) untuk menjadi perusahaan pengangkut dan penyalur batu bara di beberapa pembangkit di wilayah Indonesia. “Sekarang misalnya untuk operasional perusahaan sudah berjalan, tinggal gaji karyawan selama ini menunggu penjualan aset gedung Djakarta Lloyd,” jelas Dahlan. Kementerian BUMN sendiri mentargetkan pada laporan keuangan 2014 ini perusahaan sudah dapat mencetak laba. Namun, Dahlan melanjutkan, terdapat masalah lama yakni empat kapal Caraka yang dulu dibeli oleh pemerintah dan diberikan ke Djakarta Lloyd. Saat ini, aset tersebut belum bisa dibekukan karena belum dipisahkan sebagai penyertaan pemerintah kepada Djakarta Lloyd. “Nah, ini yang membebani perusahaan karena kapal ini tidak bisa digunakan lagi, sudah tidak bisa dipakai tetapi harus dirawat kemudian nilainya harus dibukukan,” pungkas Dahlan. http://bisnis.liputan6.com/read/2068992/setelah-mati-suri-15-tahun-djakarta-lloyd-mampu-bangkit (http://bisnis.liputan6.com/read/2068992/setelah-mati-suri-15-tahun-djakarta-lloyd-mampubangkit) KOMENTAR Tinggalkan sebuah Komentar KATEGORI Uncategorized
KRITIK ARSITEKTUR (PEDESTRIAN JALAN MARGONDA RAYA DEPOK) KRITIK ARSITEKTUR PEDESTRIAN JALAN MARGONDA RAYA 1. ABSTRAKSI Bagian Kota Depok yang terlihat aktif kegiatan perjalanan kakinya terdapat pada sepanjang Jalan Margonda Raya. Letak jalan Margonda Raya yang berhubungan langsung dengan pusat pemerintahan di Depok dengan akses menuju DKI Jakarta menurut saya menjadi salah satu faktor penting yang membuat jalan tersebut menjadi penuh, baik penuh dengan bangunan maupun penuh dengan kegiatan masyarakat yang beraktivitas. Jalan Margonda Raya memiliki fungsi jalan kolektor primer dengan panjang jalan 4.895 km, volume lalu lintas Jalan Margonda Raya paling tinggi dibandingkan jalan lainnya dikota Depok. Batasan yang diambil yaitu Bundaran UI sampai pertigaan jalan Margonda Raya-jalan Ir.H.Juanda dengan lokasi survey depan kampus D Universitas Gunadarma, pertigaan jalan Margonda Raya-jalan Ir.H.Juanda sampai pertigaan jalan Margonda Raya-Jalan Arief Raman Hakim dengan lokasi survey depan mall Depok. Pengamatan yang dilakukan di sepanjang Jalan Margonda Raya Depok. Letak jalan Margonda Raya yang berhubungan langsung dengan pusat pemerintahan di Depok dengan akses menuju DKI Jakarta menurut saya menjadi salah satu faktor penting yang membuat jalan tersebut menjadi penuh, baik penuh dengan bangunan maupun penuh dengan kegiatan masyarakat yang beraktivitas. Pada Jalan Margonda Raya terdapat empat pusat pergerakan massa yaitu Terminal Depok, Stasiun Kereta Depok Baru, Stasiun Kereta Pondok Cina dan Stasiun Kereta Universitas Indonesia. Sehingga pada pagi hari pergerakan masyarakat banyak yang berjalan kaki dari Jalan Margonda Raya menuju tempat-tempat pusat pemberhentian transportasi tersebut. Di lain sisi sepanjang Jalan Margonda Raya terdapat pusat jasa dan komersial serta merupakan jalur penghubung dengan lingkungan perumahan, sehingga pada jalan ini pergerakan masyarakat hampir tidak pernah berhenti sepanjang hari. “untuk lebih jelasnya silaghkan buka link di bawah ini” https://drive.google.com/file/d/0B38oFCSibMcjS1hOTS10YmcyVFE/view?usp=sharing (https://drive.google.com/file/d/0B38oFCSibMcjS1hOTS10YmcyVFE/view?usp=sharing) KOMENTAR Tinggalkan sebuah Komentar KATEGORI Uncategorized
Wahai cintaku jangan pernah membohongiku~ Ketika aku tau dia membohongiku??? Rasanya seperti hati ini dihujani oleh paku, banyak sekali yang menancap dan sangat terasa sakitnya. Dia adalah sosok yang aku berikan kesempatan untuk nya masuk kedalam pintu hatiku yang sengaja aku buka hanya untuk nya, dia adalah orang yang aku pilih dari sekian banyak untuk aku persilahkan masuk kedalam hatiku lalu kuberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya , dan dia adalah orang yang aku percaya bahwa dia membawa hatinya tulus hanya untukku. Namun apa yang bisa aku perbuat ketika semua angan ku tak seperti realita yang terjadi pada dirinya. Aku kecewa sangat kecewa, karena aku selalu berusaha untuk beterus terang kepadanya, tak ada sedikitpun kepalsuan yang terlintas difikiran ku untuk ditunjukan kepadanya. Aku selalu membiasakan diriku untuk jujur kepadanya, karena sekecil apapun sesakit apapun aku sangat menghargai akan kejujuran. Namun apa yang aku dapat, dia membohongiku meskipun dengan alasan untuk kebaikan ku dan untuk kebaikan hubungan kita. Aku tidak yakin bahwa hubungan yang baik adalah hubungan yang diselimuti kebohongan, namun aku percaya bahwa kejujuran yang menyakitkan sekalipun akan berdampak baik pada hubungan yang sedang dibina. Karena pasangan mu pun pasti akan mengerti keadaan mu, ya! Aku akan berusaha mengerti keadaan mu jadi ku mohon jangan pernah coba kamu untuk membohongi aku tidak ada keterkecualian apapun!!! Wahai cintaku, jangan pernah membohongiku~ KOMENTAR Tinggalkan sebuah Komentar KATEGORI Uncategorized ciptadestiara
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema: Bueno.