aya anisa dwinidasari Cheers, be happy!
RESUME PPAB HIMATEK 2016 #day3 AUGUST 12, 2016
AYAANISA
LEAVE A COMMENT
i 1 Vote Pada hari ketiga, rangkaian acara diisi dengan tour lab yaitu mengeksplorasi gedung LABTEK X – teknik kimia. Program studi Teknik Kimia didukung laboratorium (lab) keahlian dan pendidikan berikut: Lab Rekayasa Produk Industri Proses
Lab Teknologi Polimer dan Membran Terletak di X308, yang berfokus pada penelitian berbasis membran dan polimer. Misal dengan katalis TiO2, sintesis semen foam (komposisi semen terbaik), sistem drying dengan SUPER POLIMER ABSORBER (SAB), EOR (Enchanted Oil REcovery), dan membran pengubah asap kotor di Riau menjadi udara bersih Lab Termofluida dan Sistem Utilitas Terletak di X401, dengan spesialisasi GASIFICATION dan turunannya, serta pengembangan biodiesel serta turunan DME dan pembuatan methanol. Gas Chromatography digunakan, disini dilakukan adsopsi gas SO2 dan perekahan tar pada industri. Lab ini memiliki objek gas-gas dan kebanyakan gas beracun, seperti CO 100 %, H2S dll. Lab Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis Lab Keselamatan Proses dan Pengendalian Korosi Lab Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses Lab Proses Pemisahan dan Pemurnian Lab Teknologi Mineral dan Bahan Anorganik Lab Peralatan Proses Lab Metodika Perancangan dan Pengendalian Proses Lab Unit Produksi Lab Instrumen Analisis X415, yang berbasis lab identifikator, alat-alat disini cenderung sangat mahal. BET Gas Analyzer (mengetahui luas permukaan gas), Differential Scanning Calorimeter (mengetahui titik leleh polimer). HPLC (High Performance Liquid Chromatography) untuk pemisahan disertai dengan kolom mikron 20 m untuk cairan non volatil, serta GC untuk cairan volatil (berdasarkan kepolaran gas), serta alat bernama X-RD (X-RAY DIFFRACTION) untuk mengukur sudut pantul dan inklinasi dari difraksi suatu material, funfact bahwa alat X-RD ini seharga Rp 5 MILLIAR. Lab Pendidikan Teknik Kimia (Lab Teknologi Kimia, Lab Teknologi Pangan, Teknologi Bioproses) Lab Simulasi Proses Lab Pilot Lab dalam skala transisi pengembangan ke skala Industri. Disini peralatan sudah disesuaikan dengan skala industri, seperti kolom distilasi yang tinggi beberapa meter, adanya crane dengan kapasitas 3 TON, gasifier untuk gasifikasi, spray dryer, hydro cyclon, dan salah satu penelitian yaitu deteksi metana hidrat dalam pipa industri. Lab Tekanan tinggi Di X435. Yaitu untuk melakukan cracking minyak, Ficher Tropsch yaitu reaksi proses polimerisasi, yang available untuk karbon mulai C1-C40.
Sekian, mohon maaf apabila kurang penjelasan dari beberapa lab dikarenakan waktu yang saya miliki untuk mengerjakan tugas ini terbatas dan terkejar deadline yang lain. Untuk informasi selanjutnya akan saya update apabila memungkinkan. DIkarenakan tidak diperkenankan menggunakan handphone di lab sehingga saya tidak sempat mendokumentasikan lab, jadi saya mengambil contoh alat di internet Terima kasih Aya Anisa Dwinidasari 13015028 referensi google.com/image http://www.fti.itb.ac.id/fasilitas/fasilitas-program-studi-teknik-kimia (http://www.fti.itb.ac.id/fasilitas/fasilitas-program-studi-teknik-kimia)
Report this ad
Report this ad
RESUME PPAB HIMATEK 2016 #day4 AUGUST 12, 2016
AYAANISA
LEAVE A COMMENT
i 1 Vote Pada hari keempat materi yang saya dapatkan dari PPAB meliputi seluk-beluk mengenai himpunan, yaitu HIMATEK. Penyampain materi dilakukan dengan mengunjungi berbagai pos per kelompok, dengan acara yang disebut amazing race. Berikut akan saya paparkan materi yang saya dapat. Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (HIMATEK ITB), yang didirikan pada tanggal 26 September 1952, merupakan suatu wadah organisasi bagi mahasiswa program studi teknik kimia ITB. HIMATEK ITB berbasiskan keprofesian, bersifat independen, dan berperan sebagai sarana untuk mengembangkan diri menuju manusia dewasa seutuhnya. HIMATEK ITB didirikan dengan tujuan: 1. Ikut mengupayakan tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran ilmu dan teknologi kimia di Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. 2. Mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa teknik kimia sedini mungkin dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melalui ragam aktivitas Himpunan yang menunjang program Himpunan ke arah pembinaan profesi teknik kimia. 3. Memberikan corak bagi dinamika dunia kemahasiswaan di Indonesia dengan mempertahankan sikap kritis, rasional, terbuka, mental kepeloporan dan idealisme dalam menghadapi segala permasalahan bangsa dan negara. Untuk mencapai maksud dan tujuan, maka HIMATEK ITB selalu berusaha untuk: 1. Merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler terutama yang bersifat keilmuan dan keprofesian 2. Menciptakan iklim yang memacu bagi mahasiswa teknik kimia untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat melalui ragam kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat dan kegemaran mahasiswa 3. Menjalin hubungan baik dengan organisasi, instansi dan pihak-pihak yang memiliki keterkaitan erat dalam upaya pengembangan profesi teknik kimia demi memajukan teknologi industri kimia Indonesia kini dan masa depan. 4. Menyediakan sarana dan aktivitas yang menunjang dan mendayagunakan jasa keahlian mahasiswa teknik kimia Institut Teknologi Bandung agar dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sebagai salah satu kontribusi nyata mahasiswa teknik kimia dalam pembangunan nasional.
Berdasarkan AD BAB VI Pasal 8 mengenai Lambang dan Bendera, dalam menjalankan aktivitasnya, himpunan menggunakan lambang dan bendera sebagai identitasnya. Sebagai identitas tentunya setiap bentuk pada lambang HIMATEK-ITB memiliki makna yang berkaitan dengan identitas HIMATEK-ITB. Berikut adalah makna dari lambang dan jaket HIMATEK-ITB : Lambang: 1. Bentuk oval: menunjukkan bentuk seperti perluasan dari dunia. Hal ini melambangkan Teknik Kimia ITB memiliki kemampuan-kemampuan yang luas sehingga menjadikan lulusannya memiliki cakupan lapangan pekerjaan yang luas di seluruh dunia. 2. Warna biru muda pada bagian dalam oval: menunjukkan Teknik Kimia ITB mewujudkan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Tulisan ChE berbentuk pipa: bentuk pipa melambangkan proses yang menjadi salah satu fokus teknik kimia dalam perkuliahan dan dunia kerja. Sedangkan ChE merupakan singkatan dari Chemical Engineering. 4. Warna kuning pada tulisan ChE: melambangkan emas yang bernilai tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Teknik Kimia mengubah segala sesuatu menjadi bernilai lebih tinggi. Selain itu warna ini juga melambangkan karier lulusan Teknik Kimia ITB yang cemerlang. 5. Lambang Ganesha di tengah huruf ChE: melambangkan HIMATEK-ITB merupakan bagian dari ITB Untuk struktur organisasi dan divisi serta departemen akan saya update setelah ini, mohon maaf apabila tidak saya sebutkan sekarang karena mepetnya deadline. Terimakasih Aya Anisa Dwinidasari 13015028 referensi himatek.itb.ac.id
RESUME PPAB HIMATEK 2016 #day2 AUGUST 9, 2016
AYAANISA
LEAVE A COMMENT
i 2 Votes Dalam forum interaksi PPAB himatek 2016 yang diselenggarakan pada tanggal 9 Agustus 2016 terdapat beberapa hal yang dapat diteladani. Rincian kegiatan akan saya uraikan sebagai resume sebagai berikut. Interaksi dimulai pada pukul 07.00 pagi yang diawali dengan instruksi komandan lapangan pembentukan barisan dimana seharusnya angkatan kami menargetkan dan menjanjikan 18 banjar dalam 160 hitungan, namun karena kurang sigap dan disiplin dan koordinasi, hitungan menjadi molor hingga 318 yang membuat komandan lapangan dan massa himpunan kecewa akan janji kami untuk disiplin. Ditambah masih adanya mahasiswa yang tidak tepak waktu dan tidak lengkap speknya. Setelah itu dilanjutkan dengan evaluasi kinerja angkatan dan pemberian konsekuensi serta konfirmasi akan jumlah pasti serta alasan dari ketidakhadiran teman jika ada oleh panitia dan komandan lapangan berikutnya rangkaian acara dilanjutkan dengan yel-yel dan senam angkatan. Setelah itu, mobilisasi dilakukan dan kami diarahkan menuju ruang seminar di lantai 3 labtek biru seminar pertama diisi oleh Kak Ainun yang mengajarkan akan pentingnya ma jadi apa kedepan. Sebagai contoh kak Ainun memilih untuk menjadi wirausahawan or business owner yang bergerak dalam bidang produksi WAX ROLL sebagai bahan baku produksi pada textile industry, dan beliau memantik semangat akan jiwa berkarya. Selain itu pembicara kak Adri juga menjelaskan dari segi keprofesian di bidang industri proses. Beliau adalah senior process engineer pada sebuah perusahaan dan menjelaskan tentang pentingnya peran insinyur teknik kimia dalam kemajuan industri bangsa. Krena proses merupakan pilar pokok. menurut kak Ainun, 4 basic pilar yang menunjang keuangan adalah : 1. 2. 3. 4.
emloyee business owner self employee investor
peranan tersebut ditekankan pada : 1. perencanaan : perancangna produk perancangan proses analisis kelayakan detail engineering pendirian pabrik 2. Operasional: Menjalankan perusahaan secara aman,produktif, dan efisien troubleshooting modifikasi proses distribusi, sales marketing 3. Regulasi: analisis kondisi grand design Setelah itu, dilakukan dengan mentoring per kelopok kecil, dengan kak Eka dan Kak Ricky sebagai mentor kami. Disana kami diberi games untuk menyocokkan sejarah roadmap teknik kimia di ITB dan di dunia secara global. Serta pembentukan AIChe pada 1908 dan Icheme pada 1922. Hal ini merupakan sejarah yang harus kami ingat sebagai pondasi awal dari keilmuan kami. Setelah itu, kami melakukan presentasi mengenai 15 pilar bidang industri di Indonesia dan peran insinyur proses dalam bidang tersebut. Misal bidang industri plastik,bioteknologi, OLEOCHEMICAL, Process Plant and Equipment (berhubungan dengan P n I D ), Industri semen, mineral, CATALYST, Oil and Gas, Pharmaceutical, diary, fast moving consumer goods,biodiesel,fertilizer,water treatment, petroleum, dan lain sebagainya. Dimana dalam presentasi tersebut kami dilatih akan berbicara didepan publik dan menyampaik argumen dengan sistematis dan jelas yang menunjang wawasan keprofesionalan kami. Setelah itu, kami mendapatkan evaluasi akhir dengan pemberian tugas untuk interaksi berikutnya yang diakhiri dengan forang angkatan untuk menindaklanjuti masalah-masalah yang terjadi agar tidak terulang kembali. Pada interaksi ini, kedisiplinan dan kepekaan serta kepedulian terhadap sesama merupakan hal yang penting. Sebagai satu angkatan, kami tidak boleh memikirkan kepentingan sendiri. Kepentingan orang lain harus kita pahami karena merupakan tanggung jawab kami satu angkatan. Saya memahami akan pentingnya kelengkapan spek. Membawa spek dengan lengkap beresensi untuk memenuhi kebutuhan kami dalam pelaksanaan PPAB. Tanpa spek yang lengkap, akan menyulitkan keberlangsungan interaksi dan pentingnya berpikir kritis dan solutif terutama dalam memecahkan masalah bangsa dalam bidang industri. Aya Anisa Dwinidasari 13015028
RESUME PPAB HIMATEK 2016 #day1 AUGUST 8, 2016
AYAANISA
LEAVE A COMMENT
i 2 Votes Dalam forum interaksi PPAB himatek 2016 yang diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus 2016 terdapat beberapa hal yang dapat diteladani. Rincian kegiatan akan saya uraikan sebagai resume sebagai berikut. Interaksi dimulai pada pukul 07.00 pagi yang diawali dengan cek spek. Setelah itu dilanjutkan dengan evaluasi kinerja angkatan dan pemberian konsekuensi oleh panitia dan komandan lapangan berikutnya rangkaian acara dilanjutkan dengan mobilisasi menuju ruang seminar di lantai 3 labtek biru seminar pertama diisi oleh empat orang dosen yaitu meliputi Pak Arsa yang merupakan kepala Prodi Teknik Kimia, Bu Pena dosen jalur pilihan teknologi bioproses, Pak song yang merupakan dosen jalur pilihan teknologi kimia umum, dan Pak Wawan sebagai dosen pembimbing kemahasiswaan. Dalam Seminar kali ini kami dijelaskan akan keprofesian dan keilmuan dari teknik kimia serta Pak Arsa selaku Kaprodi menjelaskan Bagaimana teknis dan sistematika dalam pemilihan jalur pilihan tersebut serta silabus silabu nya. Selain itu para senior dari divisi akademik himatek menjelaskan tentang pembagian pada silabus paket matkul wajib pada semester 3. Mereka juga menjelaskan tips dan trik dalam proses pengisian KRS. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan mobilisasi ke selasar laboratorium pilot dan memobilisasi calon himatek untuk melakukan mentoring perkelompok kecil dimana saya selaku anggota dari kelompok 5 dengan mentor Kak Eka Prapta dan Kak Ricky Wijaya yang melakukan mentoring di selasar TVST. Para mentor menjelaskan tata cara pengisian KRS dan menjelaskan aturan-aturan dasar yang penting dalam mengisi karena kesalahan pengisian dan pemilihan dosen dapat menyebabkan munculnya nilai karena tidak terdaftar di kelas tersebut sehingga akan mempengaruhi kelulusan mahasiswa pada matkul tersebut untuk matkul MKDU diantisipasi untuk melakukan pengisian secepat-cepatnya karena jumlah kapasitas kelas yang kurang dan terbatas bagi mahasiswa Teknik Kimia diharapkkan untuk memilih matkul MKDU pada semester 3 karena pada semester 4 akan sangat sibuk oleh praktikum kimia organik dan lainnya. Pada mentoring ini kakak mentor juga memberikan informasi bahwa sebagai mahasiswa haruslah memenuhi tugas secara tepat waktu dan disiplin serta rangkaian acara PPAB ini telah disesuaikan dengan kebutuhan dan dan kewajiban dari mahasiswa teknik kimia. Kakak mentor juga menjelaskan pembagian matkul pada teknik pangan teknik bioenergi dan kemurgi diharapkan mahasiswa mampu memahami dengan baik. Pada interaksi ini, kedisiplinan dan kepekaan serta kepedulian terhadap sesama merupakan hal yang penting. Sebagai satu angkatan, kami tidak boleh memikirkan kepentingan sendiri. Kepentingan orang lain harus kita pahami karena merupakan tanggung jawab kami satu angkatan. Saya memahami akan pentingnya kelengkapan spek. Membawa spek dengan lengkap beresensi untuk memenuhi kebutuhan kami dalam pelaksanaan PPAB. Tanpa spek yang lengkap, akan menyulitkan keberlangsungan interaksi. Selain itu, kami mengikuti seminar sesi 2 yang diisi oleh ketua ITB IN MOVE dan topik mengenai TECHNOPRENEURSHIP. Sebagai mahasiswa kita harus memilliki mental untuk aktif berkarya dan berhimpun. Aya Anisa Dwinidasari 13015028
Green Attitude: Pondasi Karakter Bangsa untuk Indonesia Emas 2045 JUNE 30, 2016
AYAANISA
LEAVE A COMMENT
i 3 Votes Dibuat dalam rangka tugas essay PPAB HIMATEK 2015 Oleh : Aya Anisa Dwinidasari Indonesia merupakan negara yang berpotensi untuk menjadi negera yang maju. Sayangnya, Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi yang tersedia. Negeri ini dipenuhi banyak paradoks, sebagaimana dikutip dari pidato Bacharuddin Jusuf Habibie pada Silaknas di Kendari 2011 disebutkan bahwa Indonesia itu kaya namun miskin (kekayaan suber daya alam yang melimpah, namun minim penghasilan), Indonesia itu besar tapi kerdil (wilayah dan penduduk besar, namun minim daya saing dan produktivitas), Indonesia itu kuat tapi lemah (kuat dalam anarkisme, lemah dalam tantangan global), dan Indonesia itu indah tapi buruk (indah dalam potensi dan prospeknya, namun buruk dalam pengelolaannya). Paradoksial tersebut terjadi karena adanya “penyakit orientasi”. Bangsa ini lebih mengandalkan sumber daya alam dibandingkan sumber daya manusia, orientasi lebih ke jangka pendek dibandingkan jangka panjang, Selain itu, negeri ini lebih mengutamakan citra daripada karya nyata. Bangsa ini lebih melirik makro daripada mikro, lebih mengandalkan cost added daripada value added, lebih berorientasi pada neraca pembayaran dan perdagangan daripada neraca jam kerja, kita lebih menyukai jalan pintas (korupsi, kolusi, penyelewengan, dan nepotisme) daripada kejujuran dan kebajikan, dan Bangsa ini lebih menganggap jabatan (power) sebagai tujuan daripada sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Orientasi yang salah tersebut disebabkan oleh paradigma masyarakat yang nantinya mempengaruhi dalam berpikir (kognitif (https://id.wikipedia.org/wiki/Kognitif)), bersikap (afektif (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Afektif&action=edit&redlink=1)), dan bertingkah laku (konatif (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konatif&action=edit&redlink=1)). Padahal, berdasarkan survei dari Global Intelligence Alliance on Business Perspectives on Emerging Markets 2012-2017, Indonesia sangat diperhitungkan dalam peta negara-negara Emerging Market. Emerging Market Economy/EME) sendiri didefinisikan sebagai negara dengan ekonomi rendah menuju ke level menengah pendapatan per kapita. Sehingga Indonesia sangat berpotensi menjadi negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi berdasar survei dari perusahaan industri dan manufaktur pada Secondary Emerging Markets after BRIC (Brazil, Russia, India, China) 2012-2017 dengan persentase 28,8 %. Dengan angka itu, dapat diramalkan bahwa perkembangan ekonomi Indonesia akan membaik bahkan dapat memipin pasar Asia. Dengan meningkatnya pendapatan per kapita, maka Indonesia dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dengan penurunan signifikan hingga tahun 2045 (BPS, 2010-2012). Pada tahun 2045 jumlah penduduk miskin hanya 10 % dibandingkan tahun 2015 yaitu 14,5 %. Hal tersebut menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dan merupakan pertanda baik bagi kejayaan Indonesia di tahun 2045. Dengan berkurangnya jumlah penduduk miskin, kesenjangan sosial berkurang, dan kondisi sosial-ekonomi akan membaik. Berdasarkan data-data diatas, apabila kondisi ekonomi dan masyarakat tetap konsisten maka pada tahun 2045 akan menjadi tahun emas bagi Indonesia, 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Tentu saja hal itu tidak hanya ditunjang dengan kondisi ekonomi dan demoragrafi saja, namun karakter bangsa juga menentukan kejayaan Indonesia. Karena anak bangsalah yang akan menjadi penerus pemimpin negeri ini. Apabila karakter tidak dibangun sejak dini, akan susah untuk menyadarkan dan memupuk kesadaran akan arah negeri ini. Pembangunan karakter bukanlah doktrinasi, melainkan stimulasi yang membawa paradigma bangsa kearah yang positif demi kejayaan negeri ini. Dewasa ini, pembangunan karakter melalui pendidikan formal dirasa tidak efektif, karena siswa menganggap hal itu sebagai formalitas saja. Yang perlu dilakukan adalah gerakan yang merangsang jiwa nasionalisme keluar secara alami tanpa paksaan maupun doktrinasi. Masalah utama negeri ini terletak pada generasi dan birokrasi. Indonesia menuju 2045 sangatlah harus diperhatikan oleh siapapun yang ada di Indonesia saat ini. Ditahun itu lah indonesia akan merayakan 100 tahun kemerdekaannya. Kemerdekaan yang didapat dengan usaha yang tidak dapat kita balaskan sebagai penerus bangsa. Para pahlawan memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk Indonesia agar mendapatkan kemerdekaannya. Saat ini, jumlah penduduk Indonesia usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. Usia 0-9 tahun sebesar 45 juta, pada tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan usia 10-19 tahun berjumlah 43 juta jiwa, pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun. Hal inilah yang menjadi background munculnya identitas generasi emas. Jika kita lihat data dari Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah usia muda dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2005 usia 15-39 tahun, pada tahun 2005 berjumlah 93.865.303, pada tahun 2010 sudah meningkat menjadi 100.418.626 orang. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar 237,6 juta jiwa. Pada tahun 2010, proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 66,5 persen. Proporsi ini terus meningkat mencapai 68,1 persen pada tahun 2028 sampai tahun 2031. Meningkatnya jumlah penduduk usia produktif menyebabkan menurunnya angka ketergantungan, yaitu jumlah penduduk usia tidak produktif yang ditanggung oleh 100 orang penduduk usia produktif dari 50,5 persen pada tahun 2010 menjadi 46,9 persen pada periode 2028-2031. Tetapi angka ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen pada tahun 2035. Mengelola generasi emas akan menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia. Karena populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut merupakan bonus demografi yang sangat berharga. Namun, sebaliknya bila pengelolaannya tidak baik, kesempatan emas tersebut akan menjadi bencana demografi. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya bencana demografi, lebih baik untuk merubah keadaan menjadi suatu kesempatan emas. Hal itu dilakukan dengan menanamkan “Green Attitude”. “Green Attitude” adalah sebuah perubahan mindset untuk menjadi seorang Agent of Change. Green Attitude, diambil dari kata green (hijau). Ibarat tanaman hidup jika disiram dan dipupuk maka akan tumbuh, berkembang, menjalar dan memberikan kesegaran bagi lingkungan sekitarnya. Menunjukkan keinginan untuk terus tumbuh dan berkembang sehingga menjadi pribadi yang lebih baik, santun dan cakap dalam bertindak Memberikan inspirasi bagi orang lain untuk selalu bersikap baik dan moral yang mendukung etika. Pribadi yang dapat menjadi pelita bagi sekelilingnya, menepiskan hal-hal negatif. Pelita yang tak hanya membuat sekelilingnya terang, namun juga menularkan sinarnya agar orang lain juga dapat berpijar dan terus berpijar, dan menjadi satu pemimpin yang akan mencetak pemimpin-pemimpin lain. Situasi sekarang yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini ialah ketiadaan sebuah jati diri bangsa. Bangsa indonesia bersama rakyat nya buta akan jati dirinya. Pancasila harus kembali ditanamkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Khususnya kepada anak-anak calon penerus bangsa. Karena jika kita tidak menanamkan kembali Pancasila, Indonesia akan menghadapi yang namanya demografi disaster. Para penerus bangsa akan tetap melanjutkan sebuah tradisi yang sangat merugikan bangsa ini. Indonesia akan menuju sebuah masa dimana kita diberi sebuah kesempatan menjadi bangsa yang mandiri, bangsa yang makmur dan bangsa yang memimpin dunia. Ditahun 2045 ekonomi indonesia akan memasuki sebuah masa dimana Indonesia akan mengatur perekonomian dunia. Ini semua bisa didapat dan bisa direalisasikan, dengan hanya dengan merubah marsyarakat masyarakat yang ada dan mendidik dengan baik dan benar para penerus bangsa. Pancasila harus kembali ditegakkan menjadi sebuah pedoman hidup bangsa Indonesia. Rakyat indonesia harus mengamalkan pancasila dengan baik. Rakyat indonesia haruslah mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasaama antara pemeluk agama dengan pengenut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan butir sila ke 1, agar tidak terjadi perpecahan diantara rakyat Indonesia. Selanjutnya, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan , mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, serta berani membela keadilan sesuai dengan butir sila ke-2. Agar rakyat Indonesia dapat menjadi rakyat yang bersatu, tanpa perselisihan, menjaga ketertiban di lingkungan masyarakat dan menciptakan sebuah lingkungan persaingan yang sehat. Kemudian mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan sesuai butir sila ke-3, ini bermaksud agar seluruh rakyat menghilangkan egonya, agar KKN di negara ini hilang dengan sendirinya. Korupsi khususnya telah menempatkan indonesia dalam situasi yang sangat memilukan.
Setelah itu rakyat Indonesia juga harus menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah sesuai dengan sila ke-4. Dan juga haruslah memilih para wakil-wakil dengan teliti dan baik. Bukan karena hanya ingin menguntungkan seuatu golongan saja. Dan juga Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan sesuai dengan sila ke-5. Itu semua harus dilengkapi dengan pendidikan yang baik dan benar kepada para penerus bangsa, agar Indonesia dapat menjadi sebuah bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa yang adil dan beradab, bangsa yang bersatu, bangsa yang menghadapi sebuah masalah dengan musyawarah, dan bangsa ini menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Dengan mengembalikan Pancasila sebagai pedoman hidup, maka kualitas penduduk di usia produktif nanti akan menjadi penduduk yang memiliki keahlian, serta kualitas kerja yang dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045. Selain Pancasila, pilar yang harus dikokohkan yaitu pilar pendidikan. Pendidikan memang bukanlah persoalan yang mudah, bila kita tanam sekarang ia dapat dirasakan hasilnya 20 tahun mendatang. Maka dari itu, kita harus bersinergi untuk mewujudkan generasi emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka). Persoalan-persoalan itu dapat kita pecahkan bersama-sama dengan bergandengan tangan. Tidak ada lagi yang lalai dalam tugas mendidik, tidak saling adu jotos, merokok di sekolah, jujur dalam mengelola anggaran pendidikan, terlebih lagi guru mau menjadi pembelajar sejati dan terus berusaha untuk meningkatkan kapasitas dirinya sehingga dapat terwujud Guru teladan (good teachers). Disisi lain, wamendiknas Fasli Jalal pernah mengatakan dalam sebuah lokakarya nasional percepatan peningkatan mutu pendidikan 2011 “Dengan memperhatikan pendidikan anak usia dini pada saat ini, akan mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan 12 besar dunia pada 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk mencapai visi 2025 dan 2045 memerlukan penyiapan generasi yang mampu berperan aktif dalam kegiatan pembangunan”. Karenanya pendidikan yang bermutu harus terus diupayakan oleh sang guru maupun institusi yang mewadahi. Generasi bangsa adalah pokok agent of change, pelaku perubahan agar menghasilkan manusia Indonesia yang religius, cerdas, produktif, andal dan komprehensif melalui layanan pembelajaran yang prima terhadap generasi bangsa, sehingga terwujud generasi emas tahun 2045. Harapan saya terhadap generasi bangsa sekarang yaitu agar generasi kita mampu berempati dan sadar akan kewajiban kita dalam menjadi penerus bangsa. Semua itu dapat dimulai dengan melakukan hal kecil, karena kepedulian tersebut dibutuhkan. Tidak harus melakukan hal besar, namun dengan hal kecil lah semua itu dimulai. Oleh karena itu sebagai generasi bangsa yang baik tidak boleh bersikap egois dan harus menjadi agent of change dengan menerapkan sikap Green Attitude tadi. Semakin dipupuk sejak dini, akan semakin tumbuh dan mengakar kuat di jiwa masing-masing. Dengan kokohnya karakter bangsa tersebut, maka akan sangat mudah bagi Indonesia untuk mewujudkan Indonesia emas 2045. REFERENSI : Website: Kamus Ekonomi Pengertian Emerging Market: http://finansial.bisnis.com/ (http://finansial.bisnis.com/read/20130724/9/152787/kamus-ekonomi-ini-pengertian-emerging-market) , diakses 18 Juni 2016. Jurnal: Dr. H. Sugiharto, SE,. MBA. 2012. Menyongsong Indonesia Emas 2045
Fixing and changing habits : why not? JUNE 25, 2016
AYAANISA
LEAVE A COMMENT
i 3 Votes During this holiday, i decided to change my habits. Yeah i had bad habits. I spent my almost entire life doing nothing so productive. I am trying to love reading and writing. By doing so, i find it interesting! Although i didn’t have any interest in reading ( yeah i only read 1 novel which is “bangku kosong” during my entire life), i am trying hard to have reading as my hobby. Yeah i know it sounds impossible right? Haha. But, who knows? Coincidentally, friend of mine, Amanda recommended me to read ” 7 habits of highly effective people ” and i started to read and enjoy it, haha at first it was tiring and boring. But i kept on reading and found it interesting. Because the book is very motivating and inspiring. It taught us about how we see the world, how we change our habits, it talks about how we manage our altitude and attitude. Everything is starting from paradigm and it influences our perceptions. How we see the world and how the world treat us is depending on how we behave. So wish me luck! haha
Comeback this summer : #1st year of uni life JUNE 25, 2016
AYAANISA
LEAVE A COMMENT
i 4 Votes After a long time of hiatus, finally here I am. Welcome back! As a commitment for improving my low-level of poor English skill, I decide to write every post here in English. And sorry for the grammatical mistake, it’s such an honor for the correction of any mistakes. Because practice makes perfect, and I’ll never know if i never even try. So, here we go! Yeah it’s been about several years without posting anything here. Yeah I was super busy. Academic life really took of my whole time. Especially during my first year of university life, oops i mean institute life, okay stop! it ain’t funny. Yea my 1st year’s been burdensome and tiring. TPB (tahap persiapan bersama). Yea this is first step of uni life here. Need so much struggle for adapting, being a foreigner ain’t that easy guys. It was hard. I’ve been living in east region for a long time, and move to the west one so it’s normal to feel inferior. 1. The culture and the society! It starts from the culture. It’s totally different, yeah exactly Javanese X Sundanese. I think i don’t need to explain the details, i assume you all are already knowing what’s the difference in general, right? At first i thought it would be scary, i was scared of not having any friends, and being an anti-social, etc. BUT in reality, it was not that bad. I have many close friends, and they treated me well. I make variety friends from any region, it’s so diverse. Just because the diversity doesn’t mean we cannot make friends or get close to someone. Especially, here in my class of FTI B, i have a group of classmates or whatever you can called it gangs etc haha but we called it “Bon Cabe”. It consists of 5 persons including me, they are Raka from bekasi (this is my buddy bro!), Tata from Bandung (a super crazy cabai-Chinese friend hahaha), Emira from Jakarta (the calm and dilligent one! A pretty cabe hahaha), and Diwa from Bandung (so pretty as well she’s in 2nd position on the most beautiful award votes in my class). This “Bon Cabe” always tags me a seat in class so we always get along together in class, and we joke and laugh loudly in class haha. Especially Raka, he always makes up the funny atmosphere, he always snapchats me during i sleep in class haha. We also share notes, answer sheet of tutorial, and others academical things though (okay this is FTI, where everybody is excited in studying, exclude me haha).
(https://ayaanisa.wordpress.com/2016/06/25/comeback-this-summer-1st-year-of-uni-life/1462376285178-01-01/)
(https://ayaanisa.wordpress.com/2016/06/25/comeback-this-summer-1st-year-of-uni-life/img_20160216_193051/)
(https://ayaanisa.wordpress.com/2016/06/25/comeback-this-summer-1st-year-of-uni-life/1461925667847-2/)
(https://ayaanisa.wordpress.com/2016/06/25/comeback-this-summer-1st-year-of-uni-life/c360_2016-02-16-21-21-05-254-01/)
And what I’m surprised here is the connection. Friends of friends are my friends too. Haha it’s hard to explain, i mean there is the power of bonding! The friendship is so wide, i join the group or you called it gang or team or whatever it is, called “SQUATRASH” , i don’t know where we started it. It was so complicated. It consists of 16 members from different faculty such as FTI, FTTM, FTMD, and FTSL. We literally never introduce our self to each other formally but we are close friends now. Friends of studying, playing, and sharing. It consists of Rahma, Rahmi, Hana, Sabil, Arum, Bella, Zein, Iva, Hasna, Raka, Zakky, Octa, Rizqi, Kepiw, Thara. Actually there is no boundary of friendships. We are also close with Unji too. If we feel comfortable, so we are friends. We have a base camp in Rahma and Octa’s apartment! We study together in Rahma Rahmi’ apartment, because there are so many smart and kind people, such as Zakky who got 4.00 on GPA, rahma the master of chemistry (i stay in her apartments for private during exam preparation!), rahmi the master on PTI, math, phy, etc ! (I stay there too for studying PTI together), and the others are so smart too, but sometimes they are too smart so i can’t follow the rhythm of study, it was so advanced though! But i like making friends with them, i learn many things from them! And i can be more open-minded, and easily adaptable. We also go camping to Rancaupas, Ciwidey! It was so cold! I almost die facing the extremely low temperature there!
(https://ayaanisa.wordpress.com/2016/06/25/comeback-this-summer-1st-year-of-uni-life/attachment/1465811888933/)
(https://ayaanisa.wordpress.com/2016/06/25/comeback-this-summer-1st-year-of-uni-life/attachment/1465181928966/)
Look, there are so many good friends there! I have other community of friends too, we didn’t name it, but we always play and study together too. It consists of Hana, Sabil, Nia (nyak), Nofi, Rizky (Boy or Bobby), Rifky (Unji), Dhia, Gigih, Rahma. At 1st semester we played together and went to “Dusun Bambu” in Lembang, it was amazing and full of incident! Especially when we ride Hana’s car, the car went backward due to the steepness of the road. And it was totally scary and awful, because there was a car behind our car and our car was getting backward thoroughly! Rahma drove the car and begun to cry! Fortunately hana took over the steer and successfully escaped and ruined up the situation! Hahaha it was my scariest experiences! But it was okay. We continued our trip with a fantastic view of Dusun Bambu. We took many photos and end up the trip at night by eating at lalapan Dipatiukur haha. After that, we also play ice skating together and study or share academic material too! Because they are very kind and smart, especially Rizky Bobby which is so smart and such a fanboy! But he likes to teach us the lessons! We also often play together in Sabil’s kost, watch Korean drama, go to Trans Studio, open our fasting, surprising birthday, etc!
I never imagine that i can have many friends here! I mean it’s beyond my expectation. I thought that people here are so apathetic,arrogant, and scary because of their genius. But i was wrong, there are still good people. Although there is some in my campus which is so ambitious, it’s not problem. People here are divided into several parts, there always be a part of ambitious, crazy, nice, kind, or the apathetic one. But they are complemented the diversity here. Because there is nothing wrong about being ambitious or apathetic one, it’s a matter of choice. Hehe. Especially in FTI, there are so many ambitious people and i feel afraid and inferior. I worry how to survive hehe. But as the time goes, i can handle and adapt the condition. If we talk about the gap, yeah there is still a gap, but it’s different, I mean people here are divided into some types as i mentioned before. It’s made from my paradigm, and I was wrong. The paradigm have made up my perception went wrong and end up with being a pessimistic. Although there was a culture gap at first, as the time goes the gap wall has broken and everyone is just the same. Although there are still many regional community that get along on their own. Just like me, i gather with KMN (keluarga mahasiswa malang) , because it’s still my comfort zone, we speak Javanese and have similar culture as well and it’s been my second family there hehe.
Then if we talk about the language it’s so ridiculous haha. By living in east java for a long time, i have a Javanese accent which called “medok” , haha i think every Javanese people also have this kinda accent, but it’s quite bold so i should learn to hide that accent. Haha adapting my accent is the hardest one i don’t know why, but it goes straight as the time goes and i enjoy it, my accent has been changing a little, but it’s back to the original one when i talk to my regional friends hahaha. Is it called mimicry such as what chameleon does? Haha. It was funny because at first everyone recognize me as Javanese by the way i speak haha. It’s nice, i am proud of it! There is no discrimination though, everyone is appreciated. The fun fact is my Sundanese friends asked me to teach speaking Javanese in a “medok” ways haha. It was funny! 2. Academic life.
If we talk about this, yea honestly it was so hard. I was exhausted. It really waste my time. Especially during the exam weeks. Yeah we have exams every Saturday! And it was like hell. I stay up all night to study and try to understand the advanced materials. The exam rules are so strict here, whoever get caught on cheating surely and directly get E on the index or the institute will drop them out! There are no excuse at all. But it motivates us to study hard more and more, because the exams really determine the index, such as in calculus the exams score contribute 90% of the index, the remains of 10 % made up from quizzes, and homework, because there is no such an experiment score to be contributed in that course! Nah, it’s one of example about how matter is the exam to my index. So it’s scary if we fall on the exam. As the competition here is so strict and tight. Everyone is extremely smart, ambitious, and diligent. I mean i need many hard work and struggle just to survive! It’s totally different with my senior high school life. I was shocked at first. I thought i can relax such as in senior high school, but i was totally wrong. Because the materials here need more deep understanding and concept. It’s different with high school where we can do SKS ( sistem kebut semalam), and we can memorize the materials because the exams are similar to the materials in book. It’s totally different here. It was a huge change. Here, we are demanded to understand the concept, and solve the advance problems by implementing the theorem on long essay-problems. First i got shock on my 1st calculus exam, haha i didn’t follow and write the theorem and i just wrote what i know without considering the theorem, and on the advanced long-essay problem number 3 which is the problem of whether Ima swimming or running. Haha the problem went phenomenal across the campus because it was totally hard! I had no idea too. Hahaha. But it was nice and worth it though i get a life lessons. What i get is we should work hard and never give up, besides our paradigm made up the perception! So if you feel hard, or feel like you cannot do it, that perception change your altitude of being pessimistic and you tend to give up! I just learn it after reading Stephen Covey book. It’s really inspiring! What i learn here is not merely a matter of academic materials, but a life lessons about how we face the truth that there is always a sky above the sky and the lessons of hardworking. I spent up my night study and being sleepless to chase the materials, but it become our lifestyle now. It’s normal as a student! I realize that my mistake was i couldn’t manage my time. Besides that boring academic life, i also enjoy the extracurricular or we called it “unit” here. At OHU, i enroll almost 10 units haha, unfortunately not all of them last due to the crash of schedules and i couldn’t manage my time because the training of new member really took my time and i was exhausted as a result my academic life was in a mess so i should chase and stay up all night during the exam weeks. Finally i end up with 1 unit only, that is “STEMA”. STEMA is a theatrical art unit. I find it comfortable, i love the people and how they treat me. It suits well with my personality hehe.
3. TPB is ended! Taa daa! Finally i pass TPB! After a long time of struggle and breathtaking, it was worth it haha my struggle ends up with such a satisfying result hehe. Actually i am really grateful for everyone who helps and accompanies me during my hard time….i really appreciate it guys! And at last I’m accepted in Chemical Engineering now. It’s such a dilemma, i’m happy because i get the major that i want but it also makes me sad because i have to be separated with my friends huhu because most of my close friends are not in the same major as i take. So i feel insecure and afraid now. I worry whether i can survive or not. I worry about my happiness there, and others apprehensions that make me confused and afraid. But, i think i shouldn’t be that afraid because i believe that everything will be okay. I just should set up my paradigm to be always positive, and be optimistic. So, fighting everyone. Good luck on new semester, the 3rd semester! Everyone has their own track of success so keep trying and work beyond the limitation! Bismillahirrohmanirrahim thanks FTI !
AYA ANISA DWINIDASARI AYA ANISA DWINIDASARI BLOG AT WORDPRESS.COM.